Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Senin, 28 November 2011
Tak ada Negara Islam ?
catatan serbaneka asrir pasir
Tak ada Negara Islam ?
Sejak puluhan tahun yang lalu, dengan segenap dana, daya, upaya,
secara sistimatis-terencana, kita begitu gigih, bersemangat meyakinkan
umat ini, bahwa “Islam Yes, Partai Islam No”, bahwa “Islam Yes, Negara
Islam No”. Bahwa di dalam Qur:an dan Sunnah tidak ada perintah untuk
“mendirikan Negara Islam”. Bahwa Qur:an dan Sunnah tidak pernah
memberikan tuntunan rinci tentang struktur institusi negara, meskipun
diakui di dalamnya terdapat tuntunan etik kehidupan bernegara dan
berpemerintahan.
Kita begitu asyik menelan teori politik Ali Abdul Raziq yang dimamah
dari kelompok minoritas Najadah dari Khawarij, dan Hatim bin Al-Asim
dari Mu’tazilah. Dengan kegigihan terebut, kita dapat berbanga dan
bergembira ria bahwa kini Islam sudah terpisah (tersingkir) dari
politik/negara. Seluruh orospol menundukkan diri pada Asas Pancasila.
Bagaimanapun, setiap orang yang mengerti akan Islam, baik ia Ulama
ataupun Orientalis sekalipun, pasti tahu, bahwa Islam itu adalah
tunduk patuh akan aturan Allah. Islam itu menuntut ketundukan,
kepatuhan, keta’atan secara mutlak kepada aturan Allah, baik dalam
hidup perorangan (individual), bermasyarakat (social) maupun dalam
hidup berpemerintahan dan bernegara (politik). Islam menuntut Namruz,
Fir’aun, Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, agar mau diatur, ditata
dengan aturan, hukum Allah, dan bukan mau mengatur hukum Allah.
Kenapa kita begitu bersemangat bersilat kata menyatakan baha tidak
ada negara Islam itu dalam Quran dan Sunnah, bahwa di dalam Qur:an dan
Sunnah tidak ada perintah untuk mendirikan Negara Islam. Kenapa ? Ya,
kenapa ? Kenapa kita tak pernah punya semangat meyakinkan umat ini
bahwa di dalam konstitusi UUD-45 tidak ada kata Pancasila, bahwa para
perancang UUD-45 (Bada Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan)
tak pernah tertarik akan usulan Ir Soekarno yang senang dengan
simbolik angka itu untuk member nama dasar negara dengan Pancasila
berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa.
Bahwa di dalam UUD-45 tidak ada perintah yang mengharuskan orospol
berasaskan Pancasila, bahwa UUD-45 tidak pernah memberikan rincian
tentang apa yang disebut dengan butir-butir Pancasila itu. Kenapa kita
tak punya hujah, argumentasi dalam hal Pancasila ? Dan kenapa kita
begitu sarat hujah, argumentasi dalam hal Islam ? Bahwa tak ada negara
Islam. Kenapa ? Ya, kenapa ?
“Katakanlah : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
kebenaran (Al-Qur:an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang
mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya
kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah
seorang penjaga terhadap dirimu” (QS 10:108).
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama Islam) dan tetaplah
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dan katakanlah : Aku beriman kepada semua Kitab yang
diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara
kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Tidak ada pertengkaran
antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepadaNya
kita kembali” (QS 42:15).
Terserah pada kita. Apakah kita akan masih tetap bersikukuh
meyakinkan umat ini bahwa tidak ada perintah dalam Qur:an dan Sunnah
untuk menata, mengatur kehidupn bersama, bermasyarakat, bernegara,
berpemerintahan dengan aturan, hokum Allah ?
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS000214900)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar