Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Senin, 28 November 2011
Belajar menyimak teks (matan) hadits
Belajar menyimak teks (matan) hadits
Dalam usia sudah lebih tujuh puluh tahun, isteri saya mencoba belajar
mengetik, menulis menggunakan komputer pinjaman dari seoang keponakan.
Saya iktu-ikutan turut membantu, menolongnya. Adakalanya ikut
mencarikan, menemukan ayat-ayat Quran dan Hadits-hadits Rasulullah saw
yang dicomot (diunduh, didownload) dari situs
http://kitab_kuning.blogspot.com yang terhimpun, terkoleksi dalam
suatu mausu’at yang terdiri dari 2o kitab hadits.
Saya sendiri tak mengerti bahasa Arab, hanya sekedar mengenal bahasa
Arab dasar yang sangat minim. Dengan hanya memiliki pengetahuan dasar
bahasa bahasa Arab yang sangat minim itu, saya meraba-raba mencari
teks (matan, naskah) hadits yang diperlukan sebagai rujukan tulisan
oleh isteri saya dari mausu’at digital tersebut. Pernah mencari hadits
yang maknanya, maksudnya “Aku tinggalakan kepada kamu sekalian dua hal
(panduan hiduP). Kamu sekalian tak akan tersesat bilamana kamu
sekalian berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah
RasulNya”. Namun saya gagal, tak berhasil menemukan teks (redaksi,
matan) yang bermakna seperti itu. Yang saya temukan hanyalah hadits
yang menyebutkan bahwa yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw itu
adalah Kitabullah dan Ahlul Bait, dalam “Mustadrak” AlHakim dari Zaid
bin Arqam, pada kitab Makrifah Shahabat, hadits no.4577. Seangkan
hadtis sebelumnya, hadits no.4576 menggunakan lafal “tsaqalain”, dan
bukan “amrain”.
Pernah pula mencari hadits yang maknanya, maksudnya “Peliharalah yang
lima sebelum datang yang lima”. Hadits tersebut ditemukan dalam
“Mustadrak” AlHakim, kitab ArRiqa, hadits no.7846 dari Ibnu Abbas,
dalam “Mushanil” Ibnu Syaibah, kitab AzZuhd, hadits no 18/19, dalam
“Fathul Bary” Ibnu Hajar, kitab ArRiqaq, komentar hdits no.6053.
Sehubungan dengan hadits no.6053 yang maknanya, maksudnya “Hiduplah di
dunia seolah-olah bagai orang asing atau sebagai musafir”, ketika
mengomentari, mensyarah sanad hadits tersebut, Ibnu Hajar menyebutkan
nama Ulama Hadits yang menemukan tadlis (penyamaran) dalam sanad
hadits tersebut. Lafal ‘haddatsani” (telah memberitakan kepadaku)
aalah tadlis (penyamaran) dari lafal “’an” (dari).
A Qadir Hasan dalam kitabnya “Ilmu Musthalah hadits” menyebutkan
bahwa di dalam kitab Bukhari terdapat 1341 hadits Mu’allaq dan dalam
Shahih Muslim ada sedikit. Hadits Mu’allaq aalah hadits yang awal
sanadnya gugur seorang rawi atau lebih secara berturut-turut. Hadits
Mu’allaq itu hukumnya lemah, tidak boleh dipakai sebagai rujukan. Juga
disebutkan bahwa dalam Kitab Bukhari dan Muslim terdapat riwayat
Mudallas, tetapi riwayat-riwayat itu di bab lain dan di temapt lain,
ada sanadnya yang tidak Mudallas. jadi boleh dikatakan tidak ada
hadits Mudallas yang tersendiri dalam kedua-dua kitab itu. Hadits
Mudallas adalah hadits yang sadanya samar (hal 92,93,99,107).
(BKS1105190830)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar