Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Minggu, 13 November 2011
Belajar memahami kalimah “La ilaha illallah”
catatan serbaneka asrir pasir
Belajar memahami kalimah “La ilaha illallah”
Kalimah “La ilaha illalah” berarti “Tak ada Tuhan selain Allah”.
Dalak kitab Akidah, kalimah La ilaha illlah bermakna : Tak ada yang
berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah. Tak ada yang wajib
wujudnya kecuali wujud Allah. Tak ada yang berhak diibadahi dengan
sebenarnya kecuali Allah. Tak ada yang menjadikan tiap-tiap sesuatu
kecuali Allah. Tak ada yang member rezeki bagi tiap-tiap makhluk
kecuali Allah. Tak ada yang menghidupi tiap-tiap sesuatu kecuali
Allah. Tak ada yang menggerakkan tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak
ada yang mendiamkan tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak ada yang
member manfa’at bagi tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. tak ada yang
membuat mudarat tiap-tiap sesuatu kecuali Allah (Simak antara lain
“Awaluddin : Sifat Dua Puluh”).
Tak ada yang mesti ditakuti kecuali Allah (Simak antara lain Musa
Es-Shafar :”Takut : Kenapa Takut”, Gema Insani Press, Jakarta, 1992).
Hanyalah Allah saja yang harus ditakuti. Kenapa ? Allah tak dapat
dibohongi, dikibuli, dikelecehi. Siapapun tak dapat menghindari diri,
menyembunyikan diri dari pengawasan, penilikan Allah. Tak ada yang
tersembunyi dari Allah. Azb, siksaan Allah itu maa dahsyat, baik
terhadap fisik, psikis. Tak seorangpun yang dapat melepaskan,
membebaskan diri dari azab, siksaan Allah.
Tak ada yang mesti diharapkan rdha kasih sayangnya kecuali Allah.
Hanyalah Allah saja yang harus dimintakan ridha kasih sayangnya,
bantuan, pertolongannya. “Haya kepada Engkau kami menyembah. Dan hanya
kepada Engkau kami mohon pertolongan”. Kepada Allahlah mohon
seala-galanya. Allah pemilik, penguasa semuanya. Allah Maha Pengasih,
Maha Penyayang. Pengasih Penyayang Allah bukan menurut ukuran kehendak
manusia.
Allah itu Maha Kuasa, Maha Berdaulat. Tak ada yang Maha Kuasa selain
Allah. Allah yang menciptakan semuanya. Allah yang memberikan
fasilitas, kemudahan bagi semuanya. Allah yang member rezeki, membri
makan, member kehidupan, member mkekuasaan. Allah yang mengatur
semuanya. Aturan Allah bukan menurut kemauan manusia. Adalah suatu
kedunguan, kebodohan, kejahilan, keprimitifan mempertuhankan,
memperilahkan selain Allah (Simak antara lain Muhammad Shaleh
Al-Utsaimin : “Apakah Yang Dimaksud Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah”,
Bina Ilmu Surabaya, 1985, Dr Abdullah Azam : “Aqidah : Landasan Pokok
Membina Ummat”, Gema Insani Press, Jakarta, 1992; Syaikh Ibrahim
Al-Bajuri : “Tijanud Daruri”; Abdurahim Al-Manafi : ‘Kitab al-Huda fit
Tauhid”, Tandikat, Padang panjang, cetakan pertama; Syaikh Al-Jalal
Ad-Din Al-Kusai Sungai landai : “Kitab ‘Aqaid al-Iman”, Bukittinggi,
1953, cetakan keempat).
Kalmah La ilaha illallah membawa kepada keyakinan “Maasyaa Allah, Laa
quwwata illa billah”, Sesungguhnya atas kehendak Allah semua ini
terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah (QS 18:39).
Dengan memahami, menghayati kalimah la laha illallah maka tidak akan
merasa taut. Tidak takut akan jadi miskin, karena Allah menjamin
rezeki setiap makhluk di muka bumi. Akan memperoleh, meraih
kemerdekaan/kebebasan yang sesungguhnya. Tidak akan mempertuhakan,
memperilah kekayaan, kedudukan, posisi, jabatan, ketenarah, kemegahan
(Simak Majalah SHARING, Edisi 44, Thn IV, Agustus 2010, hal 16-17).
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1111130615)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar