Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Rabu, 23 November 2011
Menhayati Surah al-Ikhlas
catatan serbaneka asrir pasir
Menhayati Surah al-Ikhlas
Surah al-Ikhlas, Surah Kemurnian, Surah Ketulusan, Surah Kejujuran
adalah surah alQuran yang ke 112, yang terdiri dari 4 ayat yang
diturnkan di Makkah.
Surah ini diawali dengan huruf Qaf berharkan dhammah dan Lam
berharkat sukun, yang dibca dengan QUL. Qul bisa brmakna katakanlah,
ucapkanlah, sampaikanlah, beritakanlah, informasiskanlah, siarkanlah,
beritahukanlah, maklumkanlah, kumandaaaaaaaangkanlah, dakwahkanlah,
yakinilah, yakinkanlah, sadarilah, akuilah.
Kata HUA bisa bermakna yang menciptakan alam semesta, yang
mengaturnya, yang mengendalikannya, yang memilikinya, yang harus
dipertuhan, yang harus disembah, yang harus dipatuhi. kata HUA disini
berfungsi seagai mubtada, sebagai subjek, yang diterangkan.
ALLAHU AHADUN berfungsi sebagai khabar, sebagai predikat, sebagai
yang diterangkan. Hanya Allah sendiri yang tahu prsis tentang dirinya.
Selain Allah, tak ada yang takhu persis tentaaang Allah. Allah sendiri
yang mengenalkan dirinya, yang memberitahukan tenang dirinya. Setelah
diberitahukan oleh Allah, barulah manusia tahu tentang Allah. Allah
memberitahukan bhwa Dia it aalah Allah Yang Esa. bagaimana tentang
Ke-Esaan Allah itu, hanyalah Allah sendiri yang tahu. Tak seorangpun
yang persis tahu tentang Ke-Esaan Allah. Dalam ayat ke-2, ke-3 dam
ke-4 Allah menjelaskan tetang Ke-Esaannya. Tentang Ke-Esaan Allah itu
dalah untuk diakui, diyakini, diimani, bukan untuk difikirkan,
diteliti, diamaati, diobservasi, diilmiahkan. Suatu aksioma yang tak
memerlukan logika pembuktian. Istilah Tauhid Wujud, Tauhid Dzat,
Tauhiod Shifat, Tauhid Asma, Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluiyah, Tauhid
Hakimiyah aalah hasil pemikiran otak manusia.
allahu SHshamadu BERFUNGSI SEBAGAI PREDIKAT KEDUA. Allah
memberitahukan bahwa Dia itu adalah Allah Yang Maha Penggerak. Tak da
daya dan tenaga tanpa kehendak Allah. Dia itu adalah Allah Yang Maha
Pembuat Ketetaapan, Keputusan, Ketentuan. Tak akan pernah ditemukan
penggantian bagi sunnah Allah, dan penyimpangan bagi sunnah Allah (QS
35:43). Dia itu adalah Allah Yang Maha Pengendali, Yang Maha Pengatur.
allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat ketiga, allah memberitahukan bahwa Dia itu tidak branak
dan tidak pula diperanakkan. itulah yang harus diakui, yang harus
diyakini. Itulah aksioma, bukan fantasia tau khayali.
Ayat keempat merupakan predikat keepat. allah memberitahukan bahwa
Dia itu Allah yang Esa, yang tak seorangpun yang setara dengan Dia.
dia itulah Allah yang Khalik, yng menciptakan semua, sedaaangkan yang
lain itu aalah Makhluk, yang dicipktakan Allah.
Secara implicit, dalam ayat ketiga dan ayat keempat Allah melarang
mengkhayalkan, memfantasikan, mengganbarkan, melukiskan Allah. Secara
eksplisit dengan tegas Allah melarang agar “Jangan diperbuat olehmu
akan patung ukiran atau akan barang peta (lukisan) 9Perjanjian Lama,
Kitab Keluaran, Fasal 20:4).
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1110071530)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar