Jumat, 18 November 2011

Kriteria kebenaran suatu agama

catatan serbaneka asrir pasir Kriteria kebenaran suatu agama Hampir di setiap waktu, baik lewat media cetak, mapun media elektronik diusung, diintrodusir, dipropagandakan bahwa semua agama itu sama. Sama-sama menghendaki dan sama-sama menuju kebaikan. Tidak ada agama yang tak menghendaki dan menuju kebaikan. Dalam kaitan ini benar sekali, tak ada yang akan menyanggah, mengingkarinya. Namun dalam kenyataan (Das Sein) masing-masing agama itu sat sama lain berbeda. konsep tentang Tuhan, dosa, pahala, surge, neraka masing-masing berbeda. ritual, tatacara, tempat ibadah masng-masing agama pun berbeda. Bahkan konsep tentang baik dana buruk saja tak sama. Apalagi konsep halal, sunnat, mubah, makruh, haram hanya terdapat dalam agama Islam saja, tak terdapat dalam agama lain mana pun. Masing-masing pemeluk, penganut agama mengaku bahwa agamanyalah yang benar. Masing-masing menggunakan alas an, argumentasi yang terdapat dalam ajaran agamanya masing-masing. Tetapi pemeluk, penganut agama yang lain menolak alasan, argumentasi tersebut (Simak antara lain Dr Adian Husaini : “Menjalin Kerukunan, , Me3njamin Keyakinan”, dalam SUARA MUSLIM, Bekasi, Edisi 32-Thn 2011M/1`432H). Dalam Islam ada satu cara, metoda yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran suatu agama, yaitu yang namanya “mubahalah”. Yaitu dengan bersumpah bersama-sama dihadiri anak, isteri dari kedua pihak yang bersumpah. Persumpahan diadakan dalam mempertaahankan keyakinan agama masing-masing. Menilai kebenaran pendirian kedua belah pihak. Kedua pihak bersumpah agar Allah menurunkan kutuk laknantNya kepada yang pendiriannnya salah. Namun tak satu pun pihak yang bersedia bersumpah selain pihak Islam (Simak Prof Dr Hamka : “Tafsir Al-Azhar”, juzuk III, hal 190, re tafsiran QS 3:61). Namun umat Islam sendiri tak pernah disauruh untuk membela kebenaran agama Islam dengan menggunakan cara, metoda mubahalah ini. Ini hanya khusus diperintah kepada Rasulullah saw saja. Umat Islam hanya diperintah melakukan mujadalah (wa jadilhum billati hiya ahsan, QS 16:125). Juga ta diperintah melakukan adu do’a dalam membela kebenaran Islam. Di tayangan televise sering terlihat parade lomba penyembuhan penyakit dengan do’a yang dilakukan oleh misi/zending Kristen, yang oleh sebagian kalangan Islam ikut-ikutan pula. Adu jmlah pengikut agama pun tak dapat menjawab kebenaran sesuatu agama. Kebenaran suatu agama tak dapat ditentukan oleh banyak sedikitnya jumlah pengikutnya. Meskipun begitu, bagi Islam dapat digunakan sebagai bahan pelajaran. Kenaapa di wilayah komunis, ajaran Marxis begitu menarik. Kenapa Islam di Soviet Rusia yang ada hanya di kampungnya Imam Bukhari. Kenapa di Cina, ajaran Konghucu yang menarik. Sedangkan Islam hanya ada di Sinkiang. Kenapa di Jepang, ajaran Shinto yang menarik. Kenapa di India Belakang, ajaran Budha Sidarta Gautama yang menarik. Kenapa di Tahiland, Islam hanya ada di Patani. Kenapa Islam sama sekali tak menarik di wilayah Anglo Sakson di Eropa, Amerika, Australia. Apa yang seharusnya ditonjolkan untuk menarik umat manusia. Kenapa Islam tak mengakar di Andalusia, hanya sekitar 700 tahun saja. (written by sicumpaz@gmail.com at BKS1110151830)

Tidak ada komentar: