Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Jumat, 18 November 2011
Kembalilah ke semangat Konstitusi
catatan serbaneka asrir pasir
Kembalilah ke semangat Konstitusi
Kembalilah ke semangat konstitusi UUD-45, ke semangat Pembukaaan dan
Pasal-pasal UUD-45.Kembalilah ke semangat demokrasi, semangat
kerakyatan, semangat peduli akan sesama. Kembalilah ke semangat
kesejahteraan rakyat, semangat mendahulukan kepentingana rakyat.
Kembalilah ke semangat pencerdasan bangsa, semangat peningkatkan
kecerdasan dan pengetahuan bangsa. Kembalilah ke semangat perdamaian
dan ketertiban dunia. Kembalilah ke semangat permusyawaratan
permufakatan. Kembalikanlah GBHN kepada MPR. Kemalilah ke semangat
jabatan terbatas, hak terbatas, formasi terbatas. Hapuskankah Menteri
Muda, Aspri, Staf Khusus, Staf Ahli, Satgas, KPK dan Komite-Komite
lain, Sistem Protokoler (Anti Demokrasi). Cukupkanlah dengan
Lembaga-Lembaga Yang diatur UUD-45. Rampingkalah struktur kepejabatan.
Hematkanlah penggunan uang negara. Yang sudah pernah jadi Presiden tak
usah lagi ikut-iktan Pilpres. Cukulah sudah menikmati Jabatan Presiden
selama 5 tahun. Tak perlu punya hak istimewa, hak prerogatif. Tak
perlu adanya diskriminasi. Kmbalilah ke semangat keryakatan, semangat
mendahulukan kepentingan rakyat. Kembalilah ke semangat keadilan,
semagat tak pilih kasih. Kembali ke semangat kemerdekaaan ibadah.
Tempat tinggal jangan difungsikan sebagai tempat ibadah, tempat
kebaktian. Kembalilah ke semangat pendidikan rakyat, pendidikan
nasional. Semua sama berhak mendapatkan pendidikan. Tak ada
diskriminasi. Kembalilah ke semangat ekonomi rakyat, ekonomi yang
berfunsi sosial, ekonomi yng mendatangkan kesejahteraan rakyat.
Memperkecil angka kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin.
Adam Smith, Karl Marx, Keynes, Taylor dan pakar-pakar ekonomi lain,
sebenarnya berupaya mencari, menyusun cara, metode untuk menciptakan
kesejahteraan bersama, namun tak pernah bersama.
Sesuai dengan tuntutan semangat masa kini, maka Sistem Parlementer
lebih cocok, lebih sesuai dibandingkan dengan Sistem Presidensial.
Bahkan rasanya untuk masa kini lebih baik mengacu, mengadopsi pada
sistem tatanegara Amerika Serikat.
Pada tayangan TVRI beberapa hari yang lalu dalam acara Hikmah Pagi
mmbahas tafsiran ayat QS 3:87-88 (?), KH Anwar Sanusi mengatakan bahwa
di Indonesia pada masa kini Sitem Ekonomi mengacu pada Kapitalis,
Sistem Politik mengacu pada Komunis, dan Sistem Sosial mengacu pada
Yahudi. Sebenarnya baik Kapitalis maupun Komunis sama-sama lahir dari
rahimnya Yahudi.
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1109151000)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar