Senin, 28 November 2011

Belajar memahami kalimah “La ilaha illallah”

catatan serbaneka asrir pasir Belajar memahami kalimah “La ilaha illallah” Kalimah “La ilaha illalah” berarti “Tak ada Tuhan selain Allah”. Dalak kitab Akidah, kalimah La ilaha illlah bermakna : Tak ada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah. Tak ada yang wajib wujudnya kecuali wujud Allah. Tak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Allah. Tak ada yang menjadikan tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak ada yang member rezeki bagi tiap-tiap makhluk kecuali Allah. Tak ada yang menghidupi tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak ada yang menggerakkan tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak ada yang mendiamkan tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. Tak ada yang member manfa’at bagi tiap-tiap sesuatu kecuali Allah. tak ada yang membuat mudarat tiap-tiap sesuatu kecuali Allah (Simak antara lain “Awaluddin : Sifat Dua Puluh”). Tak ada yang mesti ditakuti kecuali Allah (Simak antara lain Musa Es-Shafar :”Takut : Kenapa Takut”, Gema Insani Press, Jakarta, 1992). Hanyalah Allah saja yang harus ditakuti. Kenapa ? Allah tak dapat dibohongi, dikibuli, dikelecehi. Siapapun tak dapat menghindari diri, menyembunyikan diri dari pengawasan, penilikan Allah. Tak ada yang tersembunyi dari Allah. Azb, siksaan Allah itu maa dahsyat, baik terhadap fisik, psikis. Tak seorangpun yang dapat melepaskan, membebaskan diri dari azab, siksaan Allah. Tak ada yang mesti diharapkan ridha kasih sayangnya kecuali Allah. Hanyalah Allah saja yang harus dimintakan ridha kasih sayangnya, bantuan, pertolongannya. “Haya kepada Engkau kami menyembah. Dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan”. Kepada Allahlah mohon seala-galanya. Allah pemilik, penguasa semuanya. Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pengasih Penyayang Allah bukan menurut ukuran kehendak manusia. Hanya ampunan Allah yang diharapkan. Allah itu Maha Kuasa, Maha Berdaulat. Tak ada yang Maha Kuasa selain Allah. Allah yang menciptakan semuanya. Allah yang memberikan fasilitas, kemudahan bagi semuanya. Allah yang member rezeki, membri makan, member kehidupan, member mkekuasaan. Allah yang mengatur semuanya. Aturan Allah bukan menurut kemauan manusia. Adalah suatu kedunguan, kebodohan, kejahilan, keprimitifan mempertuhankan, memperilahkan selain Allah (Simak antara lain Muhammad Shaleh Al-Utsaimin : “Apakah Yang Dimaksud Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah”, Bina Ilmu Surabaya, 1985, Dr Abdullah Azam : “Aqidah : Landasan Pokok Membina Ummat”, Gema Insani Press, Jakarta, 1992; Syaikh Ibrahim Al-Bajuri : “Tijanud Daruri”; Abdurahim Al-Manafi : ‘Kitab al-Huda fit Tauhid”, Tandikat, Padang panjang, cetakan pertama; Syaikh Al-Jalal Ad-Din Al-Kusai Sungai landai : “Kitab ‘Aqaid al-Iman”, Bukittinggi, 1953, cetakan keempat; Sayyid Quthub : “Keadilan Sosial Dalam Islam”, Pustaka, Bandung, 1994, hal 45-51)). Kalmah La ilaha illallah membawa kepada keyakinan “Maasyaa Allah, Laa quwwata illa billah”, Sesungguhnya atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah (QS 18:39). Dengan memahami, menghayati kalimah la laha illallah maka tidak akan merasa takut. Tidak takut akan jadi miskin, karena Allah menjamin rezeki setiap makhluk di muka bumi. Akan memperoleh, meraih kemerdekaan/kebebasan yang sesungguhnya. Tidak akan mempertuhakan, memperilah kekayaan, kedudukan, posisi, jabatan, ketenarah, kemegahan (Simak Majalah SHARING, Edisi 44, Thn IV, Agustus 2010, hal 16-17; Sayyid Quthub : “Keadilan Sosial Dalam Islam”, Pustaka, bandung, 1994, hal 52-53). (written by sicumpaz@gmail.com at BKS1111130615)

Tidak ada komentar: