Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Minggu, 13 November 2011
Quran Kalamullah
catatan serbaneka asrir pasir
Quran Kalamullah (1)
Quran adalah kalam Allah, firman Allah, bukan kalamunnas, kata-kata ,
bahasa manusia. Kalamullah tak dapat dipahami secara logika manusia
semata, tetapi dengan iman. Namun kita memperlakukan Quran seolah
bahasa mausia. Kalau kita sudah tahu terjemahan, tafsiran Quran, kita
merasa sudah paham, sudah mengerti pesan Quran. Terhadap ayat “Alif
Lam Mim” kita menaku “Allau a’lam bi muradihi” (Allah Yang Maha Tahu
maksudnya). Padhal ayat “Alim Lam Mim” itu hanya salah satu ddaari
sekian ayat Quran. Terhadap Quran keseluruhannnya kita tak pernah
mengucapkan “Allhu a’lam bi muradihi”.
Karena kita memperlakukan Quran sebagai bahasa manusia, maka
muncullah berbagai macam pemahaman. Masing-masing mempunyai pemahaman
sendiri. Muncullah pemahaman Jabariah, Qadariah. Muncullah Sunni yang
semula bermaksud mendamaikan dua pemahaman yang berseberangan, namun
malah menambah jumlah pemahaman yang bersengketa. Munullah lebih dari
70 paham firqah, sekte, aliran yang sama-sama mengacu pada Quran.
Hal ini barangkali apat dianalogikan dengan bhasa sastra yang hanya
dapat dimengerti, dipahami oleh sastrawan, ahli sastra. Yang awam tak
akan pernah paham apa yang dimaksud Khairil Anwar “Aku ini binatang
jalang” dalam “Aku”nya. Atau dianalogikan dengan bahsasa sufi, ahli
tasawuf, Yng bukan sufi tak akan paham maksud ungkapan “wihdatul
wujud” (Manunggaling karo Gusti).
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1111930600)
Quran Kalamullah (2)
Quran adalah Kalam Allah, bukan bahasa manusia. Agar manusia secara
relative dapat mengerti, dapat memahami Quran, maka dengan rahman dan
rahim Allah, Quran diturunkanNya dengan kosa kata dan tatabahasa
bahasa manusia, yaitu dengan kosa kata dan tatabahasa Bahasa Arab.
Allah mengatakan bahwa “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa
AlQuran dengan Bahaa Arab, agar amu memahaminya (QS 12:2). Allah juga
mengatakan bahwa “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan AlQuran untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran” (QS
44:17,22,32,40).
Orang yang waras yang mengerti Bahasa Arab, atau yang dapat membaca
terjemahan Quran dalam bahasa yang dipahami, akan dapat memaahami isi,
makna, maksud dari Quran. Agar manusia secara relative mudah memahami
Quran, maka dengan rahman dan rahim Allah, Quran diturunkanNya dengan
memuat antara lain kisah, riwayat, tarikh, sejarah bangsa-bangsa masa
lalu seperti kaum Nuh, kaum ‘Ad, kaum Tsamud, kaum Luth, kaum Fir’aun,
yang disiksa, di’azab Allah karena mereka menolak seruan Rasul Allah
dan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Semoga yang membaca, mendengar
Quran dapat pelajaran dari kisah-kisah tersebut, semoga kembali ke
jalan Allah.
(written by sicumpaz@gmail.at BKS0303280900)
Diharapkan adanya Koleksi Tafsir pesan Quran yang sistimatis
terklasifikasi dengan menggunakan antara lain “Fihrs al Maudhu’at”,
dalam “Tafsir Bayan Mufradat al Quran”, hal 241-295, “Khazanah Istilah
AlQuran”, oleh Rachmat Taufiq Hidayat, terbitan Mizan, Bandung, 1990
Back
Mencari Tafsiran Butir-Butir Pesan Qur:an
Qur:an adalah Kalam Allah, bukan bahasa manusia. Agar manusia
secara relatif dapat mengerti, dapat memahami pesan Qur:an, maka
dengan rahman dan rahim Allah sendiri, Qur:an itu diturunkanNya dengan
kosa kata dan tatabahasa manusia, yaitu dengan kosakata dan tatabahasa
orang Arab.
Allah mengatakan, bahwa "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa
alQur:an dengan bahasa Arab, agar kamu memahaminya" (QS 12:2). Allah
juga mengatakan bahwa "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan alQur:an
untuk pelajaran, maka adalah orang yang mengambil pelajaran" (QS
54:17,22,32,40).
Orang yang waras yang mengerti bahasa Arab, atau yang dapat
membaca terjemahan Qur:an dalam bahasa yang dipahaminya, akan dapat
memahami isi, makna, maksud, tujuan dari pesan Qur:an. Agar manusia
secara relatif mudah memahami pesan Qur:an, maka dengan rahman dan
rahim Allah pula, Qur:an itu diturunkanNya dengan memuat antara lain
kisah, riwayat, tarikh, sejarah bangsa-bangsa masa lalu, seperti kaum
Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud, kaum Luth, kaum Fir'aun, yang disiksa,
di'azab Allah karena mereka menolak seruan Rasul allah den mereka
mengikuti hawa nafsu mereka. Semoga yang membaca, mendengar Qur:an
dapat pelajaran dari kisah-kisah tersebut, semoga kembali ke jalan
Allah.
Antara Qur:an dan manusia itu ada jarak, hijab, penghalang,
dinding pemisah (QS 17:45). Di antara dinding, tabir penghalang itu
adalah bahasa. Bahkan di antara sesama manusia itu sendiri terdapat
penghalang. di antaranya adalah bahasa itu sendiri. Ada bahasa ibu,
ada bahasa asing. Ada bahasa pasar, ada bahasa baku. Ada bahasa
bisnis, ada bahasa politk. Ada bahasa sastra, ada bahasa tehnis. Ada
bahasa hukum, ada bahasa medis. Dan lain-lain, yang biasa dikenal
dengan ragam bahasa.
Antara manusia dan komputer pun bahasa merupakan dinding pemisah.
Komputer hanya mampu memahami bahasa mesin (binari), sedangkan manusia
tak mengerti bahasa mesin. Agar antara manusia dan komputer bisa
saling mengerti, bisa berkomunikasi, maka diperlukan adanya media
perantara berupa compiler (penrjemah) yang biasa membikin match antara
bahasa manusia dan bahasa mesin, yang bisa jadi juru penerjemah antara
keduanya.
Qur:an itu adalah dalam bahasa Allah. Manusia tak mampu memahami
bahasa Allah. karena itu mesti ada media prantara untuk dapat memahami
bahasa Allah. Allah sendiri yang menyiapkan, menyediakan metode
kemudahan untuk dapat memahami pesan Qur:an dalam bahasa Allah itu.
Firman Allah "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan alQur:an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran". Firman Allah
tersebut tercantum dalam Qur:an surah Qamar setelah akhir kisah kaum
Nabi Nuh (QS 54:17), setelah akhir kisah kaum 'Ad (QS 54:21), setelah
akhir kisah kaum Tsamud (QS 54:32), setelah akhir kisah kaum Nabi Luth
(QS 54:40).
Di antara metode paling mudah memahami pesan Qur:an adalah dengan
merenungkan, memahami pesan-pesan Qur:an yang terdapat dalam
kisah-kisah masyarakat yang menolak peringatan Allah yang disampaikan
oleh Rasul Allah, seperti kaumnya Nabi Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud,
kaumnya Nabi Luth, dan lain-lain. Kisah-kisah itu dikisahkan untuk
diambil, dijadikan pelajaran. "maka adakah yang mau mengambil
pelajaran" (QS 54:15,51). Dari kisah-kisah itu dapat ditemukan
signal-signal, pesan-pesan yang disampaikan, diserukan Qur:an untuk
dilaksanakan, dan alasan untuk melaksanakan pesan Qur:an tersebut,
serta untungnya melaksanakan pesan Qur:an tersebut dan ruginya tidak
melaksanakan pesan Qur:an tersebut.
Bahkan dari bagian (unit) mana pun dari Qur:an dapat dilakukan
studi untuk memahami pesan-pesan Qur:an. Imam Syafi'i berkata : "Kalau
manusia seandainya sudi merenungkan surat ini (wal'ashri), sudah
cukuplah itu baginya" (Prof Dr Hamka : "Tafsir Al-Azhar", XXX,
1982:237). Lakukanlah studi sungguh-sungguh terhadap surah wal'ashri
(QS 103:1-3), maka akan terkuaklah berbagai pesan-pesan Qur:an. Sayid
Qutub menampak bahwa ada "harmoni antara beberapa ibrah dalam satu
surat yang mencakup beberapa penggalan dalam bagian tematis yang
selaras" (DR Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi : "Pengantar Memahami
Tafsir Fi Zhilalil Qur:an Sayid Qutub", 2001:152).
Dalam Qur:an surah Qamar (ayat 9-42), Qur:an mengisahkan kisah
kaum Nabi Nuh (QS 54:9-16), kisah kaum 'Ad (QS 54:18-21), kisah kaum
Tsamud (QS 54:23-31), kisah kaum Nabi Luth (QS 54:33-39), kisah
Fir'aun dan kaumnya (QS 54:41-42), yaitu kisah-kisah masyarakat
musyrik, komunitas pagan yang menolak peringatan-peringatan yang
disampaikan oleh Rasul allah (QS 54:2-5). Kaum Nabi Nuh disiksa Allah
dengan menggelamkan mereka ke dalam air bah (QS 54:11). Kaum 'Ad
disiksa Allah dengan hembusan angin puting beliung yang dahsyat (QS
54:19). Kaum Tsamud disiksa Allah dengan suara geledek yang
menggelegar (QS 54:31). Kaum Nabi Luth disiksa Allah dengan siksaan
yang mengerikan (Qs 54:38-39). Juga Fir'aun dan kaumnya disiksa Allah
dengan siksaan yang mengerikan (QS54:42). semua itu disiksa Allah
karena mereka itu menolak peringatan Allah yang disampaikan Allah
kepada mereka (QS 54:9,18,23,33,42).
"Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka
di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu krikil,
dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan
di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara
mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri" (QS 29:40).
Dalam surah Hud (ayat 25-100), Qur:an mengisahkan kisah kaum Nabi
Nuh (QS 11:25-49), kisah kaum 'Ad (Qs 11:50-60), kisah kaum Tsamud (QS
11:61-68), kisah kaum Nabi Luth (QS 11:77-83), kisah kaum Nabi Syu'aib
(QS 11:84-95), kisah Fir'aun dan kaumnya (QS 11:96-99), yaitu
kisah-kisah pendudk neeri-negeri yang disiksa, diazab Allah, karena
mereka itu berbuat zhalim, yaitu menyeru, memanggil, meminta, memohon,
berdo'a kepada yang selain Allah, menyembah, mengabdi, menghambakan
diri kepada yang selain Allah, kepada yang tidak berkuasa sedikitpun
(QS 1:100-102). Kisah itu dikisahkan Qur:an untuk menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang takut akan azab akhirat (QS 11:103). Kaum nabi
nuh itu aalah orang-orang yang zhalim (yang musyrik) (QS 11:44). Kaum
'Ad itu aalah kaum yang kafir kepada Allah (QS 11:60). Juga kaum
Tsamud adalah kaum yang mengingkari Allah (QS 11:68). Kaum Nabi Luth
adalah orang-orang zhalim (jorok, mesum, cabul) (QS 11:83).
Dalam surah 'Araf (ayat 59-136), Qur:an mengisahkan kisah kaum
Nabi Nuh (QS 7:59-64), kisah kaum 'Ad (QS 7:65-72), kisah kaum Tsamud
(QS 7:73-79), kisah kaum Nabi Luth (QS 7:80-84), kisah kaum Nabi
Syu'aib (QS 7:85-93), kisah Fir'aun dan kaumnya (QS 7:103-136), yaitu
kisah-kisah penduduk negeri-negeri yang kafir, yang tidak mau beriman
kepada Allah dan kepada Rasul Allah, yang fasik (QS 7:101-102). Kaum
Nabi Nuh itu adalah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah,
sehingga ditenggelamkan Allah (QS 7:64). Kaum 'Ad itu juga adalah
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, orang-oang yang tidak
beriman, sehingga ditumpas Allah (QS 7:72). Kaum Tsamud itu adalah
orang-orang yang tidak percaya kepada Allah, sehingga mereka disiksa,
diazab Allah dengan gempa bumi (QS 7:76-78). Kaum Nabi Luth adalah
kaum yang melampaui batas, kaum yang abnormal (jorok, mesum,cabul,
hypersex), sehingga mereka disiksa, diazab Allah dengan menurunkan
hujan batu (QS 7:84). Ada yang memandang bahwa hukuman yang pantas
diberikan oleh pengausa negeri (Kepala Negara) untuk pelaku homo,
lesbi, gay adalah hukum bakar, yaitu di negara yang memberlakukan
hukum/syari'at Islam. kaum Nabi Syu'aib adalah kaum yang mendustakan
Allah, yang menantang Allah, sehingga mereka disiksa, diazab Allah
dengan gempa dahsyat yang meluluhlantakkan mereka dan negeri mereka
(QS 7:91-92).
Penduduk negeri-neeri yang menolak, menyangkal, membantah,
menantang, mendustakan Allah, mendustakan Rasul allah akan disiksa,
diazab Allah dengan kesempitan hidup dan penderitaan hidup. Maksud
tujuan dari siksaan itu adalah agar supaya mereka kembali, bertobat,
tunduk merendahkan diri kepada Allah, kepada Rasul Allah (QS 7:94).
Penduduk negeri-negeri yang beriman, yang bertaqwa, yang membenarkan
ayat-ayat Allah akan dilimpahkan Allah dengan keberkahan dari segala
penjuru (QS 7:96).
Kaum Fir'aun dan kaumnya itu adalah kaum, orang-orang yang membuat
kersakan (kerusakan dalam akidah, dalam ibadah, dalam mu'amalah, dalam
munakahah, dalam ideologi, dalam politik, dalam hukum, dalam ekonomi,
dalam budaya, dalam teknologi, dalam pendidikan, dan lain-lain) (QS
7:103), sehingga mereka disiksa, diazab Allah dengan menenggelamkan
mereka di lautan, disebabkan karena mereka itu mendustakan ayat Allah,
cuek terhadap ayat Allah (QS 7:136).
Dalam surah A'raf (ayat 59-102), Hud (ayat 25-95), Qur:an berpesan
melalui kisah-kisah Rasul-rasul agar manusia hanya menyembah Allah
saja, "Tak ada Tuhan selain Allah", memohon ampun dan bertobat kepada
Allah, tidak merusak norma-norma, tata sosial ekonomi, menyempurnakan
takaran dan timbangan, tidak merusak meteran dan literan (tidak
merusak perangkat bisnis-ekonomi), tidak curang, tidak menjarah hak
orang-orang, tidak merugikan orang-orang, tidak berbuat fahsya dan
munkar, tidak membuat kejahatan dan kerusakan, menantang tirani
(jabbarin 'anid), tidak membiarkan keseweang-wenangan, takut akan
siksa Allah, dan bahwa mereka tidaklah minta imbalan tegen-prestasi
balas jasa apa-apa.
Dalam surah An'am (ayat 151-153), Israa (ayat 21-39), Luqman (ayat
12-19), Furqan (ayat 63-77), Qur:an berpesan meliputi agar manusia
tidak mempersekutukan Allah, melaksanakan perintah Allah, berbuat baik
kepada ibu bapa, memberikan hak kerabat dan yang melarat, menggunakan
harta secara pantas, tidak boros dan tidak kikir, tidak mendekati
perbuatan fahsya, tidak membunuh orang-orang, tidak menjarah hak
orang-orang, menyempurnakan meteran dan literan, berbisnis secara
bersih, tidak curang, tidak sombong, tidak angkuh, tidak congkak,
menyuruh berbuat makruf, mencegah berbuat munkar, berlaku adil, tidak
sewenang-wenang, tidak bersaksi palsu. (Simak juga antara lain QS
98:5, 9:31, 13:36, 6:163, 12:40, 27:91, 6:36, 40:66, 6:71, 39:11-12,
6:14, 10:72, 10:104, 16:90, 42:15, 7:29, 4:58).
Dalam surah An'am, Qur:an berpesan bahwa tujuan dakwah para Rasul
itu adalah menuntun, membimbing manusia kepada Tauhid, bahwa Allah itu
sumber hukum dan penguasa tunggal. Tanda bukti yang menjelaskan
tentang Tauhid, tentang Kemahaesaan dan kemahakuasaan Allah bisa
berupa ayat-ayat, dalil-dalil : Kosmos, antropologia, botani, zoologi.
Bahkan ayat-ayat yang berhubungan dengan kosmologia, antripologia,
botani, zoologi dalam Qur:an merupakan bukti, petunjuk keharusan hanya
menyembah kepada Allah saja.
Dalam surah Nahl (ayat 90-91) ringkasan pesan Qur:an, seruan
bertaqwa itu mencakup pesan, seruan agar manusia berlaku adil, beramal
shaleh, berbuat ihsan, memberi hak krabat, tidak berbat fahsya, munkar
dan bughat, serta melaksanakan perintah Allah (beraspek hukum,
politik, sosial, ekonomi, militer yang mengarah pada terciptanya
masyarakat adil makmur, baldah thaiyibah, negara yang gemah ripah loh
jinawi, tata tenterem kerta reharja, padi masak jagung mengupih).
Qur:an berpesan, berseru agar manusia dalam segala kehidpannya
hanya mengambil sumber dari Allah saja dan tidak mengambil dari sumber
lain dari seorangpun di antara manusia, menaati Allah saja dan tidak
menaati seorangpun di antara manusia, mengikuti jalan Allah saja dan
tidak mengikuti jalan seorangpun di antara manusia, tidak mengikuti
jalan setan, tidak mengikuti jalan thagut.
Qur:an berpesan, berseru agar manusia kembali kepada Allah,
berhukum kepada sistem Allah, mengembalikan hakimiyah (otoritas) hanya
kepada Allah (Sayid Qutub : "Fi Zhilalil Qur:an", dalam Dr Shalah
Abdul Fattah Al-Khalidi : "Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil
Qur:an Sayid Qutub", 2001:139-141).
Inti seruan Rasul-rasul itu agar manusia hanya menyembah kepada
Allah saja, "Tak ada Tuhan selain Allah", tidak melakukan perbuatan
fahsya dan munkar, takut akan siksa Allah (QS 2:21, 4:1, 4:131, 22:1,
31:33).
Ibnu Hajar Asqalani merinci pesan Qur:an itu ke dalam enam puluh
delapan cabang iman, mengacu pada hadis riwayat Imam Bukhari bahwa
iman itu enam puluh sembilan cabang (rangka). rincian Asqalani ini
menurut Hasbi As-Shiddieqy mencakup tentang amal-amal : mental
spiritual, moral, lingual, individual, familial, socio-political (Prof
Hasbi As-Shiddieqy : "Al-Islam", I, 1977, hal 31). Secara ringkas,
pesan Qur:an, seruan bertaqwa itu mencakup pesan, seruan kepada iman,
islam, ihsan. Iman dengan enam ruknya. Pesan, seruan Qur:an yang
berhubungan dengan iman itu mencakup sepertiga dari pesan-pesan Qur:an
yang terhimpun, tersimpul dalam surah al-Ikhlash. Islam dengan lima
rukunnya. Ihsan adalah beribadat, seolah melihat Allah. Segala amal
perbuatan akan bernilai ibadah, bilamana dilakukan dalam kondisi batin
yang merasa diawasi Allah.
Qur:an berpesan, bahwa manusia bebas memilih untuk mau menerma,
menuruti, mengikuti, melaksanakan, melakukan apa yang dipesankan
Qur:an, atau untuk menolak, menyangkal, menantangnya (QS 2:256,
18:29). Yang mau menerima pesan Qur;an akan beroleh bahagia. Mereka
itulah yang beruntung, mereka itulah yang ibadurrahman. Sedangkan yang
menolak pesan Qur:an akan beroleh celaka. Mereka itulah yang merugi,
mereka itulah yang ibadusysyaithan (QS 11:102-108, 7:40-43, 10:26-27,
11:18-23, 11:106-108, 39:71-74, 79:37-41, 82:13-14). Kecelakaan,
kerugian itu diperleh karena menuhankan selain Allah, akibat
mengabdikan diri kepada selain Allah, akibat memprsekutukan Allah
dengan yang lain (QS 11:100-102).
Butir pesan-pesan Qur;an yang disampaikan Rasulullah bukan hanya
sekedar untuk kajian-kajian (dalam bahasa kini bukan untuk
diseminarkan, disimposimkan, didiskusikan, didialogkan,
diperdebatkan), bukan sekedar untuk rekreasi mental (sekedar sarana
untuk mendapatkan pahala saja), bukan sekedar untuk koleksi ilmu
(sekedar kitab ilmiah yang terperinci saja, sekedar ensiklopedia
pengetahuan teoritik rasional saja, untuk dijadikan komoditi, konsumsi
studi intelektual), tetapi untuk siap menerima perintah untuk
dlaksanakan, diamalkan (Sayid Qutub : "Petunjuk Jalan", hal 14, dalam
Dr Shalh abdul Fattah Al-Khalidi : "Pengantar Memahami Tafsir Fi
Zhilalil Qur:an Sayid Qutub", 2001:124).
Segala sesuatu di dunia ini adalah kepunyaan Allah. Dia adalah
Pemilik sebenarnya darisemua ini. Dengan demikian, maka hidup dan
kekayaan manusia, yang adalah bagian dari dunia ini, adalah juga
kepunyaanNya, karena Dialah yang menciptakan semua itu
bagimasing-masing manusia untuk dipergunakannya (Abul A'la Maududi :
"Pokok-PokokPandangan Hidup Muslim", 1983:20).
Dalam hubungan ini, Qur:an berbicara sangat santun terhadap
manusia yang dimuliakan Allah ini (QS 17:70). Simaklah antara lain QS
9:11 dan QS 2:245. Dalam QS 9:11 disebutkan bahwa "Sesungguhnya Allah
telah membeli dai para Mukminin jiwa-jiwa mereka dan harta-harta
mereka (sebagai) balasan bagi mereka itu adalah sorga aljanna". Dlam
QS 9:11 ini manusia diperlakukan Allah sebagai pemilik diri dan
hartanya. Padahal Allahlah pemilik sebenarnya. Manusia bukanlah
pemilik sebenarnya. Maka dari sudut ini sama sekali tak ada persoalan
jual atau beli (idem).
Dalam QS 2:245 disebutkan bahwa "Siapakah yang sudi meminjami
Allah dengan pinjaman yang baik? Supaya Dia gandakan untuknya dengan
penggandaan yang banyak?" Dalam QS 2:245 ini pun manusia diperlakukan
Allah sebagai pemilik hartanya. Renungkanlah betapa santunya bahasa
Qur:an itu. Karena cinta kasihNya kepada hambaNya yang beriman, Dia
mengatakan meminjam. Alangkah terharunya orang Mukmin mendengar firman
Allah. Harta siapa yang dipinjam Allah itu, padahal harta kekayaan
yang ada pada manusia. Allahlah yang meminjamkan kepada manusia untuk
sementara (Prof Dr Hamka : "Tafsir AlAzhar", 1983, II:276).
Namun orang-orang durhaka yang hati dan otaknya penuh kebencian
dan dendam kepada Allah an RasulNya mengambil ayat QS 2:245 untuk
membuat provokasi bahwa "Allah itu memerlukan kami, bukan kami yang
memerlukan Allah. Allah itu yang meminta bantuan kami, bukan kami yang
meminta bantuan Allah. Kami lebih kaya dari Allah. Klau bukan
begitu,niscaya Dia tidak akan meminjam kepada kami", seperti yang
dilakukan oleh tokoh Yahudi Fanhash bin Aruza, yang diungkapkan dalam
QS 3:181 (Prof Dr Hamka : "Tafsir AlAzhar", 1983, IV:4-5)
Diharapkan adanya yang berkesempatan menyusun koleksi tafsir pesan
Qur:an secara sistimatis terklasifikasi dengan menggunakan antara lain
"Fihrs alMaudhu'at" dalam "Tafsir wa Bayan mufradat alQur:an", hal
241-295, "Khazanah Istilah alQur;an", oleh Rachmat Taufiq Hidayat,
terbitan Mizan, Bandung, 1990. Mudah-mudahan semoga umat ini, generasi
kini siap menerima pesna-pesan Qur:an, siap mau diatur dengan Qur:an.
Alqur:an berbicara tentang berbagai hal mengenai pedoman, petunjuk,
tuntunan hidup agar
beroleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Tentang Sumber ajaran Islam : Tentang alWahyu,alQur:an,Tentang
alKhabar, asSunnah.
2. Tentang alAqidah, atTauhid : Tentang alIman, Tentang alMakhluq,
Tenang alQadar, Tentang alQiyamah, Tentang surga dan neraka.
3. Tentang alAkhlaq (Aspek Tauhid) : Tenang Mahabbah, Khauf, Khasyyah,
Raja’, Tawakkal, Ikhlash, Ridha, Tawadhu’, Hayaa, Syukur, Tentang
Birul-walidain, Silaturrahmi, Zuhud, Wara’, Qana’ah, Riqaiq, Tentang
Dzikir, Do’a, Istighfar, Isti’anah, Taubat.
4. Tentang al’Ibadah : Tentang atThaharah, Tentang asShalah, Tentang
asShiyam,Tentang azZakah, Tentang alHaj dan al’Umrah, Tentang
alJanazah.
5. Tentang alMunakahah, Keluarga : Tentang anNikah, Tentang
alMu’asyarah, Tentang anNafaqah, Tentang atThalaq, Tentang alLi’an.
6. Tentang alMu’amalah, Ekonomi, Perdata, Perjanjian, Kekayaan :
Tentang alBuyu’ (Jual Beli), Tentang alQiradh (Utang Piutang), Tentang
alWashiyah, Tentang alMawarits.
7. Tentang alJinayah, Pidana : Tentang Pembunuhan, Tentang Perzinaan,
Tentang Penukasa, Tentang Pencurian, Tentang Pengacauan, Tentang
Pemabukan, Tentang Peringatan.
8. Tentang alAqdhiyah, Pengadilan, Kehakiman : Tentang alQadhi
(Hakim), Tentang adDa’wa (Penuntut, Jaksa), Tentang asSyhadah (Saksi),
Tentang al Mudda’I (Terdakwa), Tentang alAiman, alQusamah (Sumpah),
Tentang alKiffarah (Sanksi).
9. Tentang Tatanegara (Politik) : Tentang alImarrah (Pemerintahan),
Tentang alJizyah (Kas Negara), Tentang alJihad (Militer, Pertahanan,
Keamanan, Tentang alGhanimah, lKhums, alFa:I (Rampasan), Tentang
al’Atiq (Pembebasan).
10. Tentang Aspek Fiqih : Tentang Qurban, alUdhuhiyah, adDzabaih,
(Sembelihan), Tentang asShaid (Buruan), Tentang alAsyrabah (Minuman),
alAth’amah (makanan), Tentang azZinah (Dandanan), alLibas (Pakaian),
Tentang asSalam, alIstaidzan, Tentang asSyi’r (Sya’ir), Tentang
arRukya (Mimpi).
11. Tentang alQashas, Kisah, Riwayat.
12. Tentang alFalaq, Kosmos.
Di antara para pakar yang telah berupaya menyusun klassifikasi ayat
alQur;an adalah : Jules
la Beaume dan Edward Montet dalam "Le Koran Analyses" (Tafsil alAyat
alQur:an alHakim, Klassifikasi Ayat-ayat alQur:an, Pedoman mencari
ayat), Dr Muhammad Hassan alHamshy dalam "Tafsir wa Bayan Mufradat
alQur:an", Orof Dr Mahmud Yunus dalam "Kesimpulan Isi Qur:an", Oemar
Bakry dalam "Tafsir Mutir", Bakhtiar Surin dalam "Tafsir Qur:an".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar