Sabtu, 02 Mei 2009

Pertarungan pembentukan pendapat umum

Pertarungan pembentukan pendapat umum
Mesin pembentuk pendapat umum (pulik opini) selalu bekerja keras. Realitas menunjukkan bahwa dalam pertarungan pembentukan pendapat umum (publik opini), kondisi dan posisi umat Islam lemah dalam dana dan sarana. Namun demikian, umat Islam selalu dituntut agar memiliki semangat dan ketrampilan dalam pertarungan bermujadalah ini. Umat Islam harus memiliki hujjah, argumentasi yang tepat, akurat, argumentatif. “And reason with them in the better way” (QS 16:125). Islam juga mengajarkan agar mat Islam dalam menghadapi segala macam informasi harus tabayun, melakukan cek dan ricek. “Verify it” (QS 49:6).
Kelompok-kelompok yang melakukan jihad (menurut versi ijtihadnya) oleh yang berseberangan dipandang sebagai kelompok ekstrim-fanatik (teroris), penyebar kebencian dan permusuhan, anti kebebasan berpendapat, berbicara, berekspresi, anti tileransi, anti kedamaian (REPUBLIKA, Ahad, 26 April 2009, Islam Digest, B2, “Cendekiawan Muslim Dunia Kutuk Rasisme dan Antitoleransi” yang dikendalikan oleh minoritas Islam ekstrim-fanatik).
Dalam pertarungan pembentukan pendapat umum ini ada yang mengatasnamakan Islam, ada yang dengan mengatasnamakan kemanusiaan, ada yang mengatasnamakan demokrasi. Dengan mengatasnamakan demokrasi, dengan slogan “Liberte, Egalite, Fraternita”, Amerika Serkat dan sekutunya menluncurkan demokrasi dengan rudal ke Irak, Afghanistan dank e negar-negara Muslim lain.
Simak juga ungkapan, ucapan kebencian dan permusuhan yang keluar dari mulut mereka. Obama mengungkapkan pernyataan yang menunjukkan sinismenya pada Islam. “Membiarkan muslim radikal mempunyai senjata nuklir adalah sesat yang buruk. “Madrasah adalah sekolah yang mengajarkan kebencian dan terorisme (jihad)” (Tony Syarqy : Presiden AS Pertama yang 100% Yahudi”, 2009, “Obama Mau Ke Mana ?”).
Ayat QS 2:120, sama sekali bukanlah ajaran kebencian dan permusuhan, tetapi ajaran kewaspadaan, kehati-hatian terhadap segala maneuver yang dilakukan oleh penganut, pendukung paham, idiologi Yahudi dan Nasrani. Begitu pula ayat-ayat Qur:an tentang jihad bukanlah ayat-ayat ofensif tetapi ayat-ayat defensif.
Ajaran, paham, idiologi Yahudi bukanlah berdasarkan pada Taurat, ajaran Nabi Musa, tetapi memaniplasi Taurat. Begitu juga ajaran, paham, idiologi Nasrani bukanlah berdasarkan pada Injil, ajaran Nabi Isa, tetapi memanipulasi Injil. Yahudi menolak, menantang hukum Allah yang disampaikan ole Nabi Musa. Begitu pula Nasrani menolak, menantang hukum Allah yang disampaikan oleh Nabi Isa. Watak ajaran, paham, idiologi Yahudi dan Nasrani menantang hukum Allah dan Rasul Allah. Yahudi menolak kemutakan otoritas dan soverenitas Allah.
Ajaran Trinitas adalah ajaran yang menantang kemutlakan otoritas dan soverenitass Allah. “Sesungguhnya telah kafirlah oraaaaaang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah ialah alMasih putra Maryam” (QS 5:72). “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga” (QS 5:73).
“Orang-orang Yahudi berkata : Tangan Allah terbelenggu” (QS 5:64). Orang-orang Yahudi mengatakan : “Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya” (QS 3:181). Orang-orang Yahudi membunuhi Nabi-Nabi. Menurut pola piker Yahudi, sekiranya Allak kaya, tidaklah akan meminam apa-apa, seperti yang diserukan dalam QS 2:245. “Orang-orang Yahudi suka merubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya” (QS 4:46, 5:12, 5:41).
Islam mengajarkan agar orang-orang yang beriman tidak mengambil orang-orang Yahudi menjadi teman kepercayaan. Orang-orang Yahudi itu selalu menimbulkan kesengsaraan bagi orang-orang Islam. “Telah nyata kebencian dari mult mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi” (QS 3:118).
Allah sangat murka terhadap yang bersekongkol dengan mereka yang di luar (simak antara lain QS 58:14). Sungguh tak layak, tak pantas bersekongkol dengan mereka yang di luar (simak antara lain QS 58:22). Bahkan dengan tegas dalam ayat QS 3:118 Allah melarang bersekongkol dengan mereka yang di luar, yan memusuhi Islam.
Orang-orang yang memusuhi Islam adalah orang-orang yang memusuhi ajaran, hukum Islam, yang melecehkan, yang mencemoohkan, menantang, menolak ajaran, hukum Islam
Namun oleh sebagian tokoh, seperti halnya Mahfudz Sidik, tokoh PKS mengesampingkan semua dalil dan tafsir sejarah yang memposisikan mereka yang di luar sebagai yang harus dicurigai, dimusuhi. Bahkan sang tokoh sangat proaktif secara ilmiah (pseudo) menggiring umat untuk juga mengesampingkan dalil-dalil syar’i tersebut. Demi kemajemukan/pluralitas maka kekuatan politik Islam harus bekerja sama, berkoalisi, bermesraan dengan kekuatan-kekuatan politik non-Islam (sekuler-jahili) (simak antara lain TARBAWI, Edisi 182, Th.10, 3 Juli 2008, hal 50-52; Edisi 184, Th.10, 31 Juli 2008, hal 50-52)
Sekuler-jahil adalah pengikut setia Yahudi-Nasrani. Mereka sangat tak suka bila hukum-hukum Islam tegak di muka bumi sebagai hukum positif. Tak akan pernah berhenti perseteruan antara yang berjang, berupaya menegakkan hukum-hukum Allah sebagai hukm positif di muka bmi, dan yang berpaya menolak, menantang tegaknya hukum-hukum Allah sebagai hukm positif di muka bumi. Selalu perarungan antara pendukung Islam dan pendukung sekuler-jahili.
(BKS0904210800)

Tidak ada komentar: