Kita ini bermuka seribu.
Di ruang publik Islam, seperti di depan para jama’ah shalat Jum’at, di depan majlis ta’lim, di depan para santri, kita tampil begitu Islami, asyik berbicara tentang Qur:an dan Hadits, tentang Islam, tentang ukhuwah Islamiyah, tentang jama’ah Islam.
Namun di luar itu, kita tampil sebagai Sekularis, Pluralis, Liberalis, lebih suka berada di ketiak kekuatan politik non-Islam, di bawah bendera Sekularis, Pluralis, Liberalis dari pada di bawah naungan kekuatan politik Islam, di bawah bendera ukhuwah Islamiyah, jama’ah Islam, tak berasa sedih dengan kelumpuhan kekuatan politik umat Islam. Simaklah kekuatan politik umat Islam Indonesia sejak Pemilu 1955 sampai 2009. Tanyakanlah kepada pinisepuh, tokoh-tokoh PKB, PAN, PKS, PPP, PBB.
“Dan katakanlah : Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir” (QS 18:29).
(BKS0904241230)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar