Jumat, 24 Februari 2012

Pluralisme, Sinkretisme, Kompromisme, Akomodatifisme


Pluralisme, Sinkretisme, Kompromisme, Akomodatifisme
Catatan Asrir Sutanmaradjo
Musuh-musuh Islam tak pernah berhenti berupaya untuk menghancurkan Islam, menghancurkan akidah Islamiyah, menghancurkan syari’at Islam, mengacaukan mu’amalah, fikrah, harakah Islam.
Cara, metoda yang mereka lakukan beragam, bervariasi. Di antaranya dengan menimbulkan tasykik, keraguan akan “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam” (QS 3:190.
Dilansir, ditiupkan, dikumandangkan, bahwa “semua agama baik’. Anti formalisasi syari’at Islam. Paham sinkretisme (penyatuan berbagai agama) muncul di berbagai tempat, di brbagi waktu. Ciri, karakteristik yang sangat spesifik, yang menonjol dari para penganut sinkretisme, Pluralisme, Talibs, Rasionalis adalah penolakannya yang gigih terhadap formalisasi syari’at Islam, bahkan bisa anti Islam secara ideologis.
Paham Bhineka Tunggal Ika yang diajarkan Tantular delam Sutasoma adalah mengenai konsep religi Siwa-Budha, meskipun zat/wujudnya Siwa dan Budha berbeda, tetapi sesungguhnya satu pngertian/nama sebagai “Sang Hiyang Widhi” dalam bentuk Siwa-Budha, bukan bermakna persatuan, kebangsaan (E Pluribus Unum)nya Negara Amerika Serikat. Namun Budha tak mengenal Tuhan, tak mengabdi, menyembah keada Tuhan. Budha hanya mengajarkan delapan hal yang harus dihindari, dan delapan hal yang harus dikerjakan, jang dikenal dengan nama asta wedha (Simak Amanat Presiden Sukarno pada peringatan Isra’ dan Mi’raj nabi Besar Muhammad saw, pada tanggal 2 Desember 1964 di Istana Nejara Jakarta, yang diterbitkan ol3h DEPPEN RI dalam Penerbitan Khusus 348, hal 6
Pancasila bila dicermati dengan saksama tak lain tak bukan merupakan sinkretisme dari berbagai aliran filsafat seperti Nasionalisme, Demokratisme, Sosialisme, Humanisme, Monotheisme.
Bekasi 1202111700

1 komentar:

Unknown mengatakan...

menarik. ijin share