Pluralisme,
Sinkretisme, Kompromisme, Akomodatifisme
Catatan Asrir
Sutanmaradjo
Musuh-musuh Islam tak pernah berhenti berupaya untuk
menghancurkan Islam, menghancurkan akidah Islamiyah, menghancurkan syari’at
Islam, mengacaukan mu’amalah, fikrah, harakah Islam.
Cara, metoda yang mereka lakukan beragam, bervariasi. Di
antaranya dengan menimbulkan tasykik, keraguan akan “Sesungguhnya agama yang
diridhai Allah hanyalah Islam” (QS 3:190.
Dilansir, ditiupkan, dikumandangkan, bahwa “semua agama
baik’. Anti formalisasi syari’at Islam. Paham sinkretisme (penyatuan berbagai
agama) muncul di berbagai tempat, di brbagi waktu. Ciri, karakteristik yang
sangat spesifik, yang menonjol dari para penganut sinkretisme, Pluralisme,
Talibs, Rasionalis adalah penolakannya yang gigih terhadap formalisasi syari’at
Islam, bahkan bisa anti Islam secara ideologis.
Paham Bhineka Tunggal Ika yang diajarkan Tantular delam
Sutasoma adalah mengenai konsep religi Siwa-Budha, meskipun zat/wujudnya Siwa
dan Budha berbeda, tetapi sesungguhnya satu pngertian/nama sebagai “Sang Hiyang
Widhi” dalam bentuk Siwa-Budha, bukan bermakna persatuan, kebangsaan (E
Pluribus Unum)nya Negara Amerika Serikat. Namun Budha tak mengenal Tuhan, tak
mengabdi, menyembah keada Tuhan. Budha hanya mengajarkan delapan hal yang harus
dihindari, dan delapan hal yang harus dikerjakan, jang dikenal dengan nama asta
wedha (Simak Amanat Presiden Sukarno pada peringatan Isra’ dan Mi’raj nabi
Besar Muhammad saw, pada tanggal 2 Desember 1964 di Istana Nejara Jakarta, yang
diterbitkan ol3h DEPPEN RI dalam Penerbitan Khusus 348, hal 6
Pancasila bila dicermati dengan saksama tak lain tak bukan
merupakan sinkretisme dari berbagai aliran filsafat seperti Nasionalisme,
Demokratisme, Sosialisme, Humanisme, Monotheisme.
Bekasi 1202111700
1 komentar:
menarik. ijin share
Posting Komentar