Jumat, 24 Februari 2012

Penafsiran dan Pemahaman Quran

Penafsiran dan Pemahaman Quran
Catatan seraneka Asrir Sutanmaradjo (Asrir Pasir)
                Disebutkan bahwa untuk dapat menafsirkan Quran perlu terlebih dulu menguasai sejumlah pengetahuan yang dikenal “Ulumul Quran” (seperti Mawathinin Nuzul, Qiraat, Tajwid, Gharibil Quran, Asbabin Nuzul, I’rabil Quran, Wujuh wan Nadhaarir, Ma’rifatil Muhkaam wal Mutasyaabih, Nasikh wal mansukh, Badaa-I’il Quran, I’jazil Quran, Tanasubil Ayat, Aqsamilm Quran, Amtsalil Quran, Jidaalil Quran, Adaabi tilaawatil Quran; Simak antara lain Mohammad Aly AshShabuny : “AtTibyan : Pengantar Studi AlQuran”, 1984:218). Termasuk ke dalamnya Ilmu Lingusitik, Ilmu Balaghah, Ilmu bayan, Ilmu Ma’ani, Ilmu Badi’ yang menjelaskan tentang Gharib, Mu’rab, Musytarak, Muradif, Tasybih, Majaz, Isti’arah, Kinayah, Tashwir alFanni fi lQuran, dan lain-lain
                Telarang memahami Quran dengan menggunakan perasaan, emosi, selera, hawa nafsu, ra’yu, logika, filsafat. “Barangsiapa yang menafsirkan AlQuran berdasarkan ra’yu atau pendapatnya maka hendaklah ia bersedia menempatkan diri di neraka” (HR Turmudzi dari Ibnu Abbas). “Siapa yang menafsirkan AlQuran dengn ra’yunya kebetulan tepat, niscaya ia telah melakukan kesalahan” (HR Abi Daud dari Jundab) ((Simak Mohammad Aly AshShabuny : “AtTibyan : Pengantar Studi AlQuran”, 1984:214). Masalahnya, apakah ra’yu itu juga berarti akal, fikiran, rasio, logika, ataukah hanya hanya berarti perasaan, emosi, selera ? Sedangkan Tafsir itu ada Tafsir ghairu manqul (Tafsir ra’yu, dirayah, lughawi, lafzhi, rasional; Tafsir isyari, maknawi, emosional, irrasional), aa Tafsir manqul, ma’tsur, riwayah.
Bagaimana untuk dapat memahami Quran bagi yang awam dengan “ulumul Quran” itu. Dibacakan akhir QS 16:43 agar “bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui”. Ke dalam “yang mempunyai pengetahuan” itu apakah termasuk ustadz, ajengan, kiyai, ulama, muballigh, da’i ? Apakah juga termasuk : taklim, kitab terjemah, kitab tafsir ? Apakah bagi yang awam sudah cukup memadai (bertaqlid) dengan keterangan mereka itu ?
Quran itu terdiri dari unit-unit terkecil yang disebut dengan raka’ (se’ain-se’ain). Barangkali Quran dapat dipahami dari unit-unit (raka’-raka’) itu. Setiap unit Quran itu mencakup mengandung ajaran akidah (iman) dan ibadah (amal). Ada yang tersurat (eksplisit) dan ada pula yang tersirat (implicit). Setiap unit bisa diuraikan, dipaparkan, dijabarkan mencakupi seluruh pesan Quran.
Disebutkan bahwa Imam Syafi’i mengatakan “Adaikan manusia memperhatikan benar-benar isi surat (wal’ashri) ini, niscaya cukup bagi mereka untuk mendapat petunjuk dalam semua keuntungan dan akhirat mereka” (“Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal “Tolong Menolong Dalam Ta’at dan Taqwa”). “Seandainya Allah hanya menurunkan surah “Wal ‘ashr” ini saja sebagai hujjah buat makhlukNya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah “Wal’ashr” ini sebagai hujjah bagi mereka”.
                Disebutkan bahwa “orang pintar” itu adalah orang yang bisa menggambarkan, melukiskan, menjelaskan, menerangkan sesuatu keseluruhan (totalitas, kulli) hanya cukup dengan memiliki pengetahuan ebagian kecil (parsial, juz:i) saja).
                Disebutkan bahwa di kalangan penganut Bibel tumbuh ilmu baru yang dinamakan Ilmu Hermeneutika, yaitu Ilmu Tentang KeshahihanTafsir Bibel (Biblical criticism). Hermeneutika didefinisikan sebagai “the study (higher criticism) of the general principle of biblical interpretation” (studi mengenai kebenaran makna atas makna-makna yang tersembunyi di balik teks-teks yang Nampak tidak memuaskan atau dianggap superficial (cetek, dangkal) (Simak antarra lain AlChaidar : “Wacana Ideologi Negara Isam”, 1997:17; Muhamman Syafi’i ElBantanie : “Menggugat Quran Hermeneutika” dalam EUREKA IAIN Syarif Hidayatullah, “Wacana Islam”; CA Qadir : “Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam”, 1991:35,37,209; Maryam jameelah : “Islam & Moderenisme”, 1987:129).
                Prof Dr HM Rasyidi menyebutkan bahwa Louis Hoyach dalam bukunya “De Onbekende Koran” (Quran yang tak dikenal Barat) mengatakan bahwa “Nabi Muhammad dapat dikatakan Bapak Ilmu Biblical criticism” (“Mengapa Aku Tetap Memeluk Agama Islam”, 1980:41). Ada istilah baru “Supersionisme” yang berarti “suatu paham dan keyakinan doctrinal-teologis bahwa agama yang dating belakaangan berfungsi sebagai “penguji” (mushaddiqan lima baina yadaihi) agama sebelumnya”. Taurat dan Injil hanyalah dibaca menurut ajaran (versi) Quran. Dengan kata lain Quran berfungsi “Biblical Criticism”. Penerapan Hermeneutika terhadap Quran haruslah dipandang sebagai Ilmu Tentang Keshahihan Terjemahan, tafsiran Quran (Quran Interpretation Commentary Criticism). Quran itu sendiri pada dirinya “tahan kritik” mengandung “anti virus kritik”, seperti dinyatakan dalam QS 2: 23-24. (Simak juga VCD “Debat Kristologi : Al-Quran dan Injil” ntara Dr Zakir Naik dan Dr William Campbell, keluaran PT MCIK).
                Musuh Islam senantiasa berupaya melancarkan serangan terror terhadap Quran dalam berbagai macam bentuknya. Mereka itu tak akan rela ajaran Quran tersiar. “Selama Quran masih ada di tangan umat Islam, maka Barat tak akan mampu menaklukkan Timur”, kata Gladstone di Parlemen Inggeris (Simak antara lain QS 41:26). Bahkan mereka begitu berani melakukan “Pembakaran AlQuran di Pangkalan Nato Afghanistan”, dan sebelumnya di Pangkalan Militer Guantanamo, dan lain-lain.
Disebutkan bahwa untuk memahami katakata yang berhubungan dengan Islam, yang berhubungan dengan Quran seyogianya dengan memahami lebih dulu pesan Quran secara integral (menyeluruh, keselururhan) dan utuh. (Dalam AlQuran terdapat kata AlHayat 145X, AlMaut 145X, AdDunya 115X, Akhirat 115X, Malaikat 88X, AsySyaithan 88X, Alharr 4X, AlBard 4X, AlMashaib 75X, AsySykr 75X, AzZakah 32X, AlBarakat 32X, Al’ql 49X, AnNur 49X) (Dr Musthafa Mahmoud : “Rahasia AlQuran”, Media Idaman, Surabaya, 1989, hal 140-141).
Metode pendidikan masa kini mulai dari yang umum menuju ke yang khusus, dari yang totalitas (kulli, keseluruhan) menuju yang parsial (juz:I, bagian). Mengikuti metode ini, maka untuk memahami Quran keseluruhan, kemudian ke bagian utamanya (Kitab Akidah, Syahadat, Bab Shalat, Bab Shaum, Bab Zakat, Bab Haji, dan lain-lain Bab), lanjut ke pasal-pasalnya (Pasal Syarat, Pasal Rukun, Pasal Sah, Pasal Batal, dan lain-lain Pasal).
Fazlur Rahman mengatakan bahwa Quran adalah “both the word of God and the word of Mhaammad” (Firman, Kalam Allah dan Sabda Rasul) ? Ia memakai pendekatan structural, melihat teks keseluruhan sebagai suatu keutuhan dan bukannya terpenggal-penggal. Menangkap makna atau arti yang tersembunyi di belakang makna yang harfiah dalam Quran.
Quran itu untuk semua orang : lelaki, perempuan, tua, muda, orang kota, orang desa, orang pintar, orang awam. Masing-masingnya memerlukan, membutuhkan penjelasan, baiyin, tafsiran dari pesan-pesan Quran yang dapat dipahaminya.
Quo Vadis Syafe’i ? Pendidikan/Kuliah yang diikuti Ahmad Syafe’i Ma’arif di University Chicago telah mengususng disertasi “Islam as the basic of State”. Namun aktivitas sosial politiknya cenderung menggusur “Islam as the basic of State” dan menggantinya menjadi “Islam not as the basic of State”.
Bekasi 1202241500

Tidak ada komentar: