Jumat, 24 Februari 2012

Calon Penghuni Surga


Alkisah diriwayatkan, suatu hari tatkala Nabi Muhammad SAW sedang duduk-duduk dan berbincang-bincang di mesjid bersama para sahabatnya, tiba-tiba Nabi SAW bersabda, “Sebentar lagi, seorang calon penghuni surga akan datang kemari.”

Mendengar ucapan Rasulullah SAW tersebut, semua pandangan dari para sahabat tertuju ke pintu masjid. Mereka menduga, penghuni surga itu pasti seseorang yang luar biasa.

Tidak lama kemudian, masuklah ke dalam masjid seseorang yang wajahnya masih basah dengan air wudhu, sambil menjinjing alas kaki. Apa gerangan keistimewaan orang itu, sehingga Rasulullah SAW menjamin masuk surga? Anehnya, tidak seorang pun dari sahabat Nabi SAW yang mau bertanya, walaupun sebenarnya mereka ingin mengetahui jawabannya.

Keesokan harinya, yaitu hari kedua dan hari ketiga, kejadian seperti di atas berulang kembali. Pada hari kedua dan ketiga Nabi SAW tetap bersabda bahwa orang itu adalah calon penghuni surga.

Abdullah ibnu Umar (sahabat Nabi SAW) merasa penasaran. Beliau ingin melihat langsung apa yang dilakukan oleh calon penghuni surga itu sehari-harinya. Abdullah ibnu Umar mendatangi rumah calon penghuni surga itu, dengan menyampaikan alasan-alasan tertentu, beliaupun minta izin untuk tinggal di rumah orang itu selama tiga hari tiga malam.

Selama waktu itu, Abdullah ibnu Umar memperhatikan, mengamati bahkan mengintip ibadah apa saja yang diperbuat oleh calon penghuni surga itu. Memang ibadah wajib selalu dikerjakan oleh penghuni surga itu, namun Abdullah tidak menemukan ibadah khusus yang dilakukan, seperti shalat malam atau shaum sunah dan amalan khusus lainnya. Hanya saja, kalau ia terbangun dari tidurnya terdengar ia menyebut nama Allah (zikir) di tempat tidurnya, tetapi itu hanya sejenak saja, dan tidur pun berlanjut.

Siang hari, si penghuni surga itu, seperti biasa bekerja dengan tekun. Ia ke pasar, sebagaimana halnya orang lainnya yang pergi ke pasar. “Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau aku tidak sempat melihatnya apa yang dilakukan penghuni surga itu. Aku harus berterus terang kepadanya.” Demikian ucapan Abdullah ibnu Umar dalam hatinya.

Akhirnya, Abdullahpun berkata terus terang tentang maksud dan tujuannya bermalam 3 hari 3 malam di rumahnya.
“Apakah yang Anda perbuat sehingga Anda mendapat jaminan surga?” tanya Abdullah.
“Apa yang Anda lihat itulah,” jawab penghuni surga.

Dengan kecewa Abdullah ibnu Umar bermaksud kembali saja ke rumahnya, tetapi tangannya tiba-tiba dipegang oleh si penghuni surga seraya berkata, “Apa yang Anda lihat itulah yang saya lakukan, ditambah sedikit lagi yaitu, saya tidak pernah merasa iri terhadap seseorang yang dianugerahi nikmat oleh Tuhan, malah saya bersyukur dan ikut merasa berbahagia. Tidak pernah pula terbersit dalam hati saya, untuk melakukan penipuan dalam segala kegiatan saya.”

Dengan menundukkan kepala, Abdullah meninggalkan si penghuni surga sambil berkata, “Rupanya, yang demikian itulah yang menjadikan Anda mendapat jaminan surga.”

Disadur dari buku Lentera Hati, karya M. Quraish Shihab

Diposkan oleh Tarbiyatun Nisaa - Jumat, 17 Desember 2010, 02:56

“Allah tertaaawa meliahat dua orang bunuh-membunuh, dan keduanya masuk surge. Seorang berjuang dalam jalan Allah (fisabilillah) maka terbunuh, kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berperang jihad fisabilillah sehingga mati syahid terbunuh” (THR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah dalam “Riadhus Shalihin” Imaam Nawawi, pasal “Niat Ikhlas dalam semua perkatan, perbuatan amal lahir batin).

“Siapa yang ta’at padaku masuk sorga, dan yang ,a’siyat (menentang) padaku berarti menolak” (HR Bukhari dari Abu Hurairah, idem pasal”Perintah rajin menjaga sunat dan tata tertibnya”.

“Saaya dapat menjamin suatu rumah di kebun surge untuk orang yang meninggalkan perdebatan, meskpin ia benar. Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surge bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bahagian yaaang tinggi dari surge bagi orang yang baik budipekertinya” (THR Abu Daud dari Abu Umamah AlBahili, idem pasalHusnul Khuluq).




Tidak ada komentar: