Rabu, 01 Februari 2012

Quo Vadis PKS ?


Catatan serbaneka asrir pasir
Quo Vadis PKS ?
PKS adalah Partai Keadilan Sejahtera. Dari namanya, PKS membawa misi keadilan dan kesejahteraan rakyat, memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi  rakyat Indonesia. Namun dalam praktek perilaku politiknya, PKS sama sekali tak pernah berupaya memperjuangkan, menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Hari Jum’at, 27 Januari 2012, Buruh se Bekasi melakukan aksi menuntut keadilan dan kesejahteraan di sepanjang jalan tol antara Cibitung dan Cikarang, PKS sama sekali tak ikut berupaya meenegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi para buruh. Tampaknya PKS menutup mata dan tak peduli akan nasib para buruh.
(written by sicumpaz@gmail.com, at BKS12011700)
Catatan serbaneka asrir pasir
Keadilan PKS
Apa saja yang telah diperjuangkan/disumbangkan PKS untuk KEADILAN dan KESEJAHTERAAN rakyat, baik melalui eksekutif, mapun legislatif dan yudikatif ? Silakan anda jelaskan rinciannya, apa yang telah diperjuangkan PKS untuk KEADILAN dan KESEJAHTERAAN untuk pengunjuk rasa di gedung MPR/DPR/DPD yang memperjuangkan urusan hidup mati, untuk buruh pengunjuk rasa di Cikarang, untuk pengunjuk rasa di Bima, untuk pengunjuk rasa di sejumlah tempat lain yang menyampaikan pesan : jangan kami dibiarkan menyelesaikan persoalan kami sendiri atau persoalan selesai dengan sendirinya, yang memperjuangkan KEADILAN dan KESEJAHTERAAN ? Keadilan dalam kisruh GKI Yasmin atau kasus Syiah atau dalam kasus lain yang rawan kekerasan (ketakadilan), termasuk permasalahan perizinan tanah ataupun perizinan tambang. Keadilan antara kepentinan rakyat dengan kepentingan asing (investor).
Kondisi/posisi PKS
PKS bukanlah partai Islam, tetapi partai avonturir. Partai Islam adalah partai ang berasasan Quran dan Hadits, yang berupaya memperjuangkan tegaknya hokum-hukum Allah untuk kesejahteraan semua (baik yang Islam, maupun yang bukan Islam), yang berupaya membela hak-hak semua (baik yang Islam, maupun yang bkan Islam). Partai Islam itu bukanlah partai inklusif. Predikat inklusif an ekslusif adalah produk sekuler-jahili yang asng bagi Islam. Islam akrab dengan ghuraba. Sedangkan orang yang bersebeangan dengn ghuaba, predikatnya bisa kufur, zhalim, fasiq, mudzabdzabin, atau lainnya. Islam tak rela digiring masuk ke dalam inklusif. Yang lebih mendekati pada ghuraba, barangkali adalah ekslusif, bukan inklsif. Ibaratnya ukuran pakaian/busana L-M-S produk Amerika berbeda tak sama dengan produk Jepang, juga berbeda dengan produk Indonesia. Satu gallaon Amerika tak sama dengan satu gallon Inggeris. Satu billion Amerika tak sama dengan satu blliun Inggeris. Salapan Sunda tak sama dengan salaabn Minang. Teroris menurut Amerika tak sama dengan teroris menurut Islam. Umat Islam itu haruslah ekslisif (ghurqaba), bukan inklusif. Ghuraba (ekslusif) umat Islam itu pada idiologi (akidah), bukan pada program. Program umat Islam itu untuk KESEJAHTERAAN semua, tapa membeda-bedakan agama, suku, etnis, gender, profesi, golongan. Disini diperlukan KEADILAN sempurna, keadilan menyeluruh, keadlian menurut tuntnan All;ah dan rasulNya.

Islam mengajarkan agar menginvestasikan kekayaan yang punya (aghniya) untuk kesejahteraan semua, bukan menginvestasikan kekayaan pemodal untuk melipatandakan volume kekayaannya. Memang untuk mengatasi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, sedangkan untuk menciptakan lapangan kerja dengan mengundang investor. Namun bukan investor kapitalis (takatsur), sehingga bangsa ini tetap saja jadi bangsa kuli. Yang diperlukan adalah pemberdayakan bangsa ini agar percaya akan kemampuan diri, agar mampu berdikari, bukan jadi kacung.
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1201280800)




Tidak ada komentar: