Catatan serbaneka asrir pasir
Quo Vadis PKS ?
PKS adalah Partai Keadilan Sejahtera. Dari namanya,
PKS membawa misi keadilan dan kesejahteraan rakyat, memperjuangkan keadilan dan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Namun dalam praktek perilaku politiknya, PKS sama sekali tak pernah berupaya
memperjuangkan, menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Hari Jum’at, 27 Januari 2012, Buruh se Bekasi
melakukan aksi menuntut keadilan dan kesejahteraan di sepanjang jalan tol
antara Cibitung dan Cikarang, PKS sama sekali tak ikut berupaya meenegakkan
keadilan dan kesejahteraan bagi para buruh. Tampaknya PKS menutup mata dan tak
peduli akan nasib para buruh.
(written by sicumpaz@gmail.com, at BKS12011700)
Catatan serbaneka asrir pasir
Keadilan PKS
Apa saja yang telah diperjuangkan/disumbangkan PKS
untuk KEADILAN dan KESEJAHTERAAN rakyat, baik melalui eksekutif, mapun
legislatif dan yudikatif ? Silakan anda jelaskan rinciannya, apa yang telah
diperjuangkan PKS untuk KEADILAN dan KESEJAHTERAAN untuk pengunjuk rasa di
gedung MPR/DPR/DPD yang memperjuangkan urusan hidup mati, untuk buruh pengunjuk
rasa di Cikarang, untuk pengunjuk rasa di Bima, untuk pengunjuk rasa di
sejumlah tempat lain yang menyampaikan pesan : jangan kami dibiarkan
menyelesaikan persoalan kami sendiri atau persoalan selesai dengan sendirinya,
yang memperjuangkan KEADILAN dan KESEJAHTERAAN ? Keadilan dalam kisruh GKI
Yasmin atau kasus Syiah atau dalam kasus lain yang rawan kekerasan
(ketakadilan), termasuk permasalahan perizinan tanah ataupun perizinan tambang.
Keadilan antara kepentinan rakyat dengan kepentingan asing (investor).
Kondisi/posisi PKS
PKS bukanlah partai Islam, tetapi partai avonturir.
Partai Islam adalah partai ang berasasan Quran dan Hadits, yang berupaya
memperjuangkan tegaknya hokum-hukum Allah untuk kesejahteraan semua (baik yang
Islam, maupun yang bukan Islam), yang berupaya membela hak-hak semua (baik yang
Islam, maupun yang bkan Islam). Partai Islam itu bukanlah partai inklusif.
Predikat inklusif an ekslusif adalah produk sekuler-jahili yang asng bagi
Islam. Islam akrab dengan ghuraba. Sedangkan orang yang bersebeangan dengn
ghuaba, predikatnya bisa kufur, zhalim, fasiq, mudzabdzabin, atau lainnya.
Islam tak rela digiring masuk ke dalam inklusif. Yang lebih mendekati pada
ghuraba, barangkali adalah ekslusif, bukan inklsif. Ibaratnya ukuran
pakaian/busana L-M-S produk Amerika berbeda tak sama dengan produk Jepang, juga
berbeda dengan produk Indonesia. Satu gallaon Amerika tak sama dengan satu
gallon Inggeris. Satu billion Amerika tak sama dengan satu blliun Inggeris.
Salapan Sunda tak sama dengan salaabn Minang. Teroris menurut Amerika tak sama
dengan teroris menurut Islam. Umat Islam itu haruslah ekslisif (ghurqaba),
bukan inklusif. Ghuraba (ekslusif) umat Islam itu pada idiologi (akidah), bukan
pada program. Program umat Islam itu untuk KESEJAHTERAAN semua, tapa
membeda-bedakan agama, suku, etnis, gender, profesi, golongan. Disini
diperlukan KEADILAN sempurna, keadilan menyeluruh, keadlian menurut tuntnan
All;ah dan rasulNya.
Islam mengajarkan agar menginvestasikan kekayaan
yang punya (aghniya) untuk kesejahteraan semua, bukan menginvestasikan kekayaan
pemodal untuk melipatandakan volume kekayaannya. Memang untuk mengatasi
pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja, sedangkan untuk menciptakan
lapangan kerja dengan mengundang investor. Namun bukan investor kapitalis
(takatsur), sehingga bangsa ini tetap saja jadi bangsa kuli. Yang diperlukan
adalah pemberdayakan bangsa ini agar percaya akan kemampuan diri, agar mampu
berdikari, bukan jadi kacung.
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1201280800)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar