Sabtu, 30 April 2011

Mental Preman

Mental tawuran

Tawuran hadi penyakit kronis di Jakarta. Gara-gara urusan sepele alias cetek, warga kontan mendidih darahnya. Bentrokan pecah. Dari anak-anak saampai orang bangkotan berpartisipasi aktif adu fisik.

Aneh bin ajaib tapi nyata. Bloon banget. Akal sehat, apalagi iman, kalah bener. Emosi malah jadi imam. Maen keroyok, maen gebuk. Bangga kalo dibilang jawara. Petangtaang-petengteng ngunjuku nyali.

Lurah sampe gubernur pasti capek ati ngeliat kelakuan warganya kayak gitu. Jurus apa pun masih kurang ampuh menekuk dan mempiting tawuran biar nggak bergaya lagi di tengah warga.

Kalau diurut sih, sebenarnya akar persoalan (kekerasan struktural?) itu adalah di samping emang imannya tipis banget, juga gara-gara kemiskinan (sturktural ?) sama kurang pendidikan.

Kalo orang kaya ngapai juga musti berkelahi di jalaanan. Begitu juga, orang berpendidikan atawa yang makan bangku sekolahan tinggi, mikir dua kali ikut beranem missal ngerebutin pepesan kosong.

Makanya akur banget dah kalo Pemprov DKI Jakarta bikin program pengentasan kemiskinan, termasuk di dalemnya ngasih modal usaha sama ngelatih ketermpilan warga miskin. Juga beasiswa buat murid dari keluarga miskin.

Kalo udah kagak miskin lagi, udah sekolahnya tinggi, tapi masih juga berantem ada urat otaknya yang korslet. “Kemane pikiran elu?” Begitu anak Kemayoran bilang (Agus Awe : “Tipis Iman, Kebodohan Maunya Tawuran”, POS KOTA, Rabu, 6 April 2011, hal 3, Sental-sentil).

Manusia Pereman

Manusia pereman ditemukan di mana-mana. Ditemukan dalam gedung DPR RI. Ditemukan di pusat gereja Katolik di Roma puluhan abad yang lalu. Paus pereman Urbanus memprovokasi wargaKristen untuk berbondong-bondong menghancurkan Islam di bumi Palestina. Terkenal dengan Perang Suci, Perang Salib.

“Sejak masa permulaan agama Kristen hingga masa kita sekarang ini seluruh penjuru bumi telah berlumuran darah atas nama Almasih. Telah dilumuri oleh Rumawi, dilumuri oleh bangsa-bangsa Eropa semua. Perang-perang Salib tgerjadi karena dikobarkan oleh orang-oang Kristen, bukan oleh orang Islam. Mengalirnya pasukan-pasukan tentara sejak ratusan tahun dari Eropa menuju daerah-daerah Islam di Timur, adalah atas nama Salib : peperangan, pembunuhan, pertumpahaan darah. Dan setiap kali, paus-paus sebagai pengganti Yesus, memberi berkah dan restu kepada pasukan-pasukan tentara itu, yang bergerak maju hendak menguasai Baitul Maqdis (Yerusalem) dan tempat-tempat suci Kristen lainnya” (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, Tintamas, Jakarta, 1984:259).

Liberalisme versus Fundamentalis.

Tanpa akhir, sepanjang masa terjadi pertarungan abadi antara Liberalisme-setanisme dengan Fundamentalisme. Selain itu ada berbagai macam teori tentang pertarungan. Karl Marx dalam "Das Kapital"nya mengintrodusir "Pertarungan antara Kelas Proletar dan Kelas Borjuis" yang berakar pada perbedaan status sosial ekonomi. Samuel Huntington dengan "The Clash of civilization" memperkenalkan "Pertarungan antara Islam dan Barat". Amy Chua dalaam "World on Fire : How Exporting Free Market Democracy Breeds Ethnic Hartred and Global Instability"nya memperkenalkan "Pertarungan antara Market-dominant minorities (kelompok konglomerat minoritas) dan kelompok melarat mayoritas". Rosihan Anwar dalam GELANGGANG memperkenalkan "Pertarungan antara Santri-Orthodoks dengan Priyayi-Abangan-Sinkretis".

Tidak ada komentar: