Minggu, 05 Juli 2009

Catata pinggir

Catatan (ter) pinggir(kan)

Menurut Boediono, karena birokask tidak mampu mengelola asset negara secara efisien dan trnsparn, maka kebijakan privatisasi asset-aset negar ke pihak asing harus diteruskan (BERITA KOTA, Senin, 22 Juni 009, hal 15, Hashim : Alasan Boediono soal Penjualan Aset Negara Tak Masuk Akal”). Sikap rendah diri (tak pede) bangsa ini menjalari seluruh nbidang kehidupan. Untuk meningkatkan prestasi olahraga, disewa (digaji) pemain-pemain asing. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibuka kesempatan asing berinvestasi di bidang pendidikan. Mengikuti alur logika Boediono tersebut, karena birokrasi tak mampu mengelola kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat, maka barangkali perlu disewa (digaji) tenaga asing untuk menjabat menteri, bahkan presiden.

Menurut logika demokrasi (vox populi vox Dei), lealisasi sesuatu itu tergantung dari suara terbanyak (suara mayoritas). Korupsi I bidang transportasi semacam busway bias saja dibenarkan (dilegalkan) karena suara terbanyak menyatakan bahwa busway sangat menguntungkan bagi rakyat banyak. Mengikuti alur logika semacam ini, mapa pornografi, pornoaksi dapat dibenarkan (dilegalkan), karena lebih banyak yang menyukainya daripada yang tidak. Lihat saja pornografi dan pornoaksi yang ditayangkan telvisi sangat banyak digemari oleh pemeirsanya.

Dari kerusuhan/tragedy yang terjadi di Iran pasca pemilu 2009, secara gambling terlihat bahwa Dunia Barat (Amerika dan sekutunya) sangat tak menyukai pemimpin yang populis, yang merakyat, sangat anti terhadap pemimpin Islam yang tak bersedia di bawah kendalinya. Terminologi demokrasi hanya ada pada Dunia Barat, tak ada di negara-negara yang tk bersedia di bawah kendalinya. Lihatlah apa yang terjadi di Aljazair, Somalia, Irak, Afghanistan, dan lain-lain. Israel lahir dari perselingkuhan Amerika Serikat, Inggeris, Perancis, Rusia.

(BKS0906230520)

Tidak ada komentar: