Senin, 30 Januari 2012

Menyakiti Allah dan RasulNya

Catatan serbaneka asrir pasir Menyakiti Allah dan RasulNya Alquran adalah kalamullah, bukan bahasa manusia. Logika Alquran taklah sama dengan logika manusia. Dalam QS 33:56 disebutkan bahwa Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang berman, bershalawat pulalah kamu untuknya dan salam kepadanya yang sebenar salam. Dalam bahasa manusia, shalawat dari Allah adalah rahmat, dari Malaikat adalah do’a. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi di dalam tasyahud yang akhir dalam shalat, sesudah takbir yang kedua ketika shalat jenazah, ketika berkhutbah Jum’at, ketika ziarah ke kuburan Nabi, ketika berdo’a dan di mana saja ada peluang dan kesempatan. Dalam ayat selanjutnya QS 33:57 disebutkan bahwa : “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, dikutuklah mereka oleh Allah di dunia dan di akhirat, dan Dia sediakan untuk mereka azab yang membuat hina. Dalam bahasa manusia, menyakiti bisa bermakna mencela, mencaci, memaki, membangkang, menantang.Predikat, sebutan orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya bisa Kafir, Zhalim, Fasiq. Menurut Prof Dr Hamka, menyakiti Allah artinya ialah dengan sengaja mengolok-olokkan perintahNya atau menyesali takdirNya, mengomel dan merasa kecewa atas ketentuan yang telah Dia tetapkan. Menyakiti Rasul ialah mencela, menghina, menjelekkan Rasul. Dilaknat, dikutuk bisa bermakna disumpahi. Diazab bisa bermakna disiksa (Simak “Tafsir AlAzhar”, juzuk XXII, Panjimas, Jakarta, 2006, hal 84-91, tentang tafsir ayat QS 33:56-57; hal 253-254 tentang pengertian Zhalim). Antara yang dilaknat, yang dikutuk dan yang dirahmati, yang diberkati apa ada perbedaan hidupnya, baik status sosial ekonominya, maupun status sosial budayanya ? Begitu juga antara yang kafir dengan yang Islam di dunia ini, apa ada perbedaan kehidupan, baik status sosial ekonominya, maupun status sosial budayanya ? (written by sicumpaz@gmail.com at BKS1201270815

Tidak ada komentar: