Kamis, 09 September 2010

Dakwah teoritis dan empiris

Dakwah antara teoritis dan empiris
(Kesalehan Spiritual dan Kesalehan Sosial)

Dakwah yang selama ini dikenal dalam bentuk cramah agama di pengajan agama disebut dengan dakwah teoritis/ilmiah, tekstual/literal, verbal/qauli/kuliah, konvensional/structural, teologis/teosentris, billisan/bilmaqal, ideologis, das Sollen.

Dalam kontek kekinian, dakwah juga dituntut dalam bentuk tindakan/aplikasi yang disebut dengan dakwah empiris/amaliah, kontekstual/liberal, actual/fi’li, cultural, sosiologis/antrofosentris, bilhal, aktivitas, das Sein.

Dakwah Islam berangkat dari fiqhul ‘aqdah-ideologis, bukan berangkat dari fiqhul waqi’-realitas. Dakwah Rasulullah berangkat bkan dengan mengobarkan, mengibarkan panji-panji nasionalisme Arab, bukan dengan mengibarkan panjianji sosialisme, bukan dengan mengusung panji-panji hmanisme, demokratisme, tetapi dengan menanamkan akidah tauhid (Simak antara lain Sayyid Quthub : “Petunjuk Jalan”, Ma’alim fit Tariq, bab “Wjud Metode Qur:an”).

Dakwah dilakukan dengan bilhikmah, dengan jalan pendek yang langsung menyampaikan kebenaran, yang langsung menantang kebatilan (konfrontatif – non komprmistis, radikalis-revolusioner).

Ajaran, nash agama d samping dipahami secara teologis/teosentris endaknya juga dipahami secara sosiologis/antroposentris. Kesalehan spiritual handaknya juga memantulkan kesalehan sosial.

(Asrir BKS1009010530)

Tidak ada komentar: