Rabu, 15 September 2010

HKBP masuk Ciketing

HKBP masuk Ciketing

Sukur Nababan cengeng cengengesan. Dikit-dikit minta SBY turun tangan. Bekasi urusan Bekasi. Batak urusan Batak.
Genderang sudah ditabuh. Qur:an mau dibakarin. Apa situasi sudah Darul Harbi ? Apa rencana aksi ? Apa logistic sudah sia[ (QS 8:60) ? Siapa jadi imam (QS 61:4) ?

Mohon informasi/konformasi perihal berikut :

1. Apa situasi pemurtadan sudah masuk Darulharbi ?
2. Apa program aksi anti pemurtadan ?
3. Apa sudah ada logistik (QS 8:60) ?
4. Siapa komandan penanggungjawab aksi anti pemurtadan (QS 61:4).

Dendam Salib (1)

Dendam Salib
Kemenangan pasukan Islam dalam Perang Salib, jatuhnya Konstantinopel ke tangn orang-orng Turki Islam tlah mengobarkan semangat fanatisme dan dendm kebenciana di kalangn Kristen Eropa/Barat terhadap Islam. Dendan Perng Salib terus berswemayam di kalbu bangsa Eropa/Barat. Terhadp Islam tak ada kebebasan beragama. Kristenisasi adalah kelanjutn gerakan yang dibangun oleh Perang Slib. Semngat anatisme anti Islam itu sangat tinggi intensitasnya di kalangan bangsa Eropa/Barat.
Perasaan benci dalam jiwa Eropa/Barat terhdp Islam dna sisa-sisa Perang SDalib terus menjlar ke seluruh Erop/Barat. Bangsa Eropa/Barat telah diracuni oleh penggambaraan yang diselenggrkan oleh pra sarjananya tentang ajaran dan keagungan Islam. Sarjana Erop/Barat berpern kti menyebarkan semangat anti Islam. Perasaan benci terhadap Islam itu tertnam dalama kalbu bngsa Eropa/Bart yang mereka terima sebagai suatu kebenaran. Kebencian itu makin bertambah subur dengan berlanjutnya waktu, dan akhirnya berubah menjadi suatu watak yang melekat/inhearent dalam diri mereka. Kebencian itu menjadi suatu suatu perasaan yng merata di semua bangsa Eropa. Permusuhan terhadap Islam tetap melekat dalam diri mereka. Kebencian itu tetap tertnam kuat dan terus berjalan (Simak antara lain Sayyid Quthub : “Keadilan Sosial dalam Islam”, 1994:328-336 dari Lopold Weiss (Muhammad Asad) : “Islam di Simpang Jalan”).
Fakta masa kini yang terlihat jelas dalah rencna pastor Terry Jones dari Florida mengusung aksi pembakaran AlQur:an pada peringatana 11 September 2010. Sepanjng studi yang dilakukan Eropa/Barat berkaitan dengan Islam tetap tidak pernah logiss dan objektif. Berbagai strategi dilakukan oleh pemuka-pemuka Eropa/Barat untuk menimbulkan citra buruk terhadp Islam. Mereka mengatur/menyusun berbagai ejekan kepada Islam. Mereka pro akti membuat/meengarang-ngarang kebohongan/kedustaan tentang Islam. Untuk menghancurkn Islam, mereka membuat berita bohong, ejekan, hinaan, celaan tentang Islam, Qur:an, tentang Nabi Muhamma saw (Simak antara lain Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar”, juzuk VI, 1984:298-304, “Mengatur Ejekan Kepada Islam”; Masyhud SM : “Upaya Merancukan Islam”, dalam TABLIGH, Jakarta, Vol.04/No.02/15 Mei – 15 Juni 2006, hal 50).
(Asrir BKS1009110615 written by sicumpaz@gmail.com)

Dendam Salib (2)

Dendam Salib

"Orang-orang Yaahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka" (QS 2:12).

Selama menganut paham non-Islam, selama itu pula benci terhadap Islam (SABILI, No.3, Th.VIII, 26 Juli 2000, hal 20-21).

Adalah awal 1970-an sebagai titik tolak terjadinya pergeseran kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah yang mengubah konfigurasi dari konflik AS-gerakan nasionalisme Arab menjadi konflik AS-gerakan Islam politik.

Rentetan peristiwa besar di Timur Tengah pada dekade 1970-an telah menyadarkan para pengambil keputusan di Washington, tentang munculnya kekuatan baru, yaitu gerakan Islam politik yang bisa mengancam kepentingan neara-negara Barat di kawasan tersebut.

Washington semakin yakin atas kekuatan Islam politik itu, setelah meletus Revoulsi Iran tahun 1979, di mana Pemimpin Revolusi Iran Imam Khomeini saat itu menjuluki AS sebagai "setan besar".

Mantan Menlu AS Warren Christoper menyebut Iran sebagai negara pendukung uama terorisme di dunia. Ia menududh aksi-aksi kekerasan yang dilancarkan para aktivis Islam militan terhadap sasaran kepentingan AS mendapat inspirasi atau dukungan Pemimpin Revousi Iran Imam Khomeini.

Presiden Ronald Reagen pada masa awal pemerintahannya tampil lebih akomodatif terhadap gerakan Islam politik, menyusul invasi Uni Soviet ke Afghanistan tahun 1979. Presiden Ronald Reagen memasok bantuan militer kepada gerilyawan Mujahidin Afghanistan dalam memerangi pasukan pendudukan Uni Soviet. Reagen saat itu menggunakan gerakan Islam politik untuk menangkal pengaruh komunis blok Uni Soviet.

Pada akhir pemerintahan Presiden Reagen, tahun 1988, Washington mulai mengubah kebijakan politiknya lebih memposisikan berhadapan dengan gerakan Islam politik. Presiden Reagen menyetujui perpanjangan sanksi ekonomi atas Iran pada bulan November 1988. AS dan blok Barat memberi dukungan politik pada Baghdad yang diperintah partai Baath (partai berhaluan nasionalisme Arab) dalam perang Irak-Iran. Perancis memasok senjata ke Irak.

Masa pemerintahan Presiden George Bush senior yang dimulai pada tahun 1989 diwarnai oleh bangkirnya gerakan-gerakan Islam politik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Di Sudan, pada tahun 1989, terjadi kudeta militer yang dipimpin jenderal pro-Islam Omar hassan Bashir yang berkoalisi dengan Front Nasionalis Islam pimpinan Hassan Turabi. Di Jordania dan Mesir, partai-partaai beraliran Islam meraih suara cukup signifikan. Di Aljazair, tahun 1991, Front Penyelamat Islam (FIS) berhasil memenangkan pemilu yang hampir mengambil alih kekuasaan sebelum digagalkan oleh militer.

Washington melakukan tekanan luar biasa dengan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap pemerintahan Presiden Omar Bashir di Sudan yang dikendalikan oleh Front Nasionalis Islam pimpinan Hassan Turabi. Tekanan kuat dari Washington dan negara Arab pro Barat, memaksa Presiden Omar Bashir meminta Oama bin Laden yang berdomisili di Khartoum saat itu, meningalkan Sudan pada tahun1996. Hengkangnya Osma bin Laden dari Khartoum menuju Afghanistan tidak mengakhiri ketegangan hubungan AS-Sudan.

Pasca kasus pengeboman WTC tahun 1993, citra umat Islam dan Arab mulai buruk di mata opini umum AS. Warga AS menamakan aksi kekerasan yang dilakukan oknum Muslim tersebut sebagai cermin dari "budaya fantik" yang tidak mungkin dihadapi atau ditanggapi secara rasional. Faktor itulah yang membuat pemerintahan Presiden Bill Clinton selalu penuh curiga terhadap HAMAS dan Jihad Islam di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Hizbullah di Libanon, FIS di Aljzair, dan lain-lain.

(BKS0411050900)

Dendam Sejarah

Dendam Sejarah

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka" (Qs 2:120).

Dari sudut pandang sejarah, Yahudi dan Nasrani atau Barat (Eropa, Amerika, Rusia) amat sangat sulit untuk mau secara sukarela menganut agama Islam, menerima kebenaran Islam. Barat (Yahudi dan Nasrani) memendam dendam sejarah terhadap Islam.

Dendam sejarah Barat terhadap Islam ini bermula, berawal dari dendam terhadap sosok Muhammad Rasulullah. Ayat QS 2:120 melukiskan betapa dendamnya Yahudi dan Nasrani terhadap sosok Muhammad Rasulullah. Karena melanggar perjanjian yang sudah dibuat Rasulullah dengan maksud mengkhianati Rasulullah, maka Yahudi Bani Nadhir diusir, dikeluarkan Rasulullah dari Madinah. Setelah itu juga Yahudi Bani Quraizhah, karena mereka melanggar perjanjian, menghasut pihak Quraisy dan Ghatfan memerangi Rasulullah (Muhammad Husein Haekal : 'Sejarah Hidup Muhammad", 1984:344, 393).

Rasulullah menegaskan "Pasti aku keluarkan Yaahudi dan nasrani dari Jazirah Arab, maka tidak aku tinggalkan kecuali orang Muslim" (HR Muslim dari Ibnu Umar). Dalam riwayat lain ada tambahan "Keluarkanlah orang musyrikin dari Jazirah Arab". Dalam riwayat Ibnu Syihab (AzZhuhri), Rasulullah menegaskan "Tidak berkumpul dua agama di Jazirah Arab" (Prof Dr Hamka : "Tafsir Al-Azhar", X, 1983:161-162, tentang tafsir ayat QS 9:29).

Yaahudi Bani Nadhir diusir, dikeluarkan dari perkampungan mereka yang terletak di pinggiran kota Madinan. Sebagian besar dari mereka berangkat ke negeri Syam (Syria), menetap di negeri Ariiha dan Adzru'aat. Kemudian pengusiran di aman Umar bin Khaththab. Segala Yahudi yang tinggal di Jazirah Arab harus meninggalkannya. Mereka berpindah ke Syam (Syria). Umar memutuskan bahwa di jantung Jazirah Arab tidak boleh berkumpul dua agama lagi untuk selama-lamanya (Prof dr Hamka : "Tafsir Al-Ahar', XXVIII, 1982:68, tentang tafsir QS 59:2).

Bukhari, Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah juga mendatangi tempat pengajian (baitul midras) Yaahudi), menyeru mereka agar masuk Islam supaya mereka selamat. Dan dari Ibnu Umar, bahwa Yahudi Bani Nadhir elah memerangi Rasulullah, lalu Rasulullah mengusir mereka. Kemudian Yahudi Bani Quraizhah, karena mereka juga memerangi Rasulullah. Akhirnya Rasulullah mengusir semua Yahudi di kota Madinah, termasuk Yahudi Bani Qainuqa, Yahudi Bani Haritsah ("Al_Lukluk wal Marjan", hadits 1153-1154).

Tanpa memperhatikan latar belakang pengusiran Yahudi dari Madinah yang mengkhianati, memerangi Rasulullah, memang mudah menarik kesimpulan bahwa Islam itu amat diskriminatif. Tapi, bila dicermati baik-baik, maka tak masuk akal (tak logis) untuk memperlakukan pengkhianat sama kedudukannya dengan yang dikhianati.

Penylut Perang Salib antara lain siakp, prlakuan yang tak Islami dari penguasa Bani Seljuk Turki terhadap para peziarah yang datang ke Yerusalem. para penguasa Bani Seljuk Turki ketika itu belum memiliki akhlak Islami dalam memperlakukan orang-orang yang bukan Islam. Akiatnya kebencian, dendam barat (Nasrani) semakin membara. "Semua tanah suci Yerusalem di bawah pemerintahan Bani Seljuk tahun 1076, kemerdekaan menziarahinya agi kaum Kristen tidak ada lagi, dihapuskan selamanya" (Moehammad Moe'in : "Sejarah Pepeangan Salib", 1936:8, "Hal-hal yang Mendorongkan Kaum Kristen Kedalam Peperangan').

Meskipun berabad-aad barat menjajah negeri-negeri Islam, namun tak seoangpun orang Barat yang tertarik masuk Islam dalam kontak dengan orang Islam. Tiga ratus lima puluh tahun Belandaa menjajah Indonesia, namun tak dalam kontak dengan orang Islam, tak seorangpun orang Belanda yang tertarik masuk Islam. Berabad-abad Islam di spanyol, namun tak seorangpun tersisa orang Islam di Spanyol. Peristiwa sejarah ini memperlihatkan betapa dendam sejarah ini berlangsung sepanjang masa.

Pengikut Hindu, Budha di Badui, tengger, Bali, Toraja dan lain-lain amat sangat dendam terhadap Islam. Mereka berada di tempat mereka sekarang adalah dalam rangka menyelamatkan diri dan kepercayaan mereka dari Islam. Dendam sejarah ini sangat menghambat, merintangi jalur dakwah Islam. barangkali dengan kekuatan keseriusan yang lemah lembut dapat mencairkan dendam sejarah itu secara bertahap, secara berangsur-angsur. Sejarah memperlihatkan bahwa Islam tak berhasil menembus pertahanan mereka. Mereka tetap saja dengan kepercayaan Hindu, Budha.

Sungguh sangat mengagumkan, perkembangan Islam di Nusantara sedemikian pesat. Jumlah penganut Islam di Nusantara dewasa ini lebih dari dua ratus juta jiwa, melebihi jumlah pemeluk Islam di seluruh Timur Tengah. Padahal Islam masuk ke Nusantara tanpa terkoordinir, tanpa terorganisir, tanpa dukungan politik, ekonomi, militer, tanpa dukungan badan, lembaga, sarana, dana. Hanya saja ketika itu Nusantara belum punya dendam sejarah terhadap Islam.

Aksi-aksi yang dalam pandangan Barat dikateggorikan, diklasifikasikan sebagai tindakan teroris, akan semakin menyalakan, mengobarkan api dendam sejarah Barat terhadap Islam. Barat tak akan pernah senang diam, sebelum umat Islam mau berada di bawah kendali politik, ekonomi, sosial, budaya mereka.

Dendam sejarah yang menyala-nyala itulah yang melahirkan konflik, benturan antara Barat dan Islam. "Interaksi yang telah berabad-abad usianya antaraa Barat dan Islam - kata Samuel Huntington, penulis "The Clash of Civilization" - tidak akan reda dengan mudah begitu saja. Bahkan barangkali justru semakin parah" (Musthafa Muhammad Thahhan : "Rekonsruksi Pemikiran menuju Gerakan Islam Modern", 2000:204).

Ada berbagai macam teori tentang pertarungan. Karl Marx dalam "Das Kapital"nya mengintrodusir "Pertarungan antara Kelas Proletar dan Kelas Borjuis" yang berakar pada perbedaan status sosial ekonomi. Samuel Huntington dengan "The Clash of civilization" memperkenalkan "Pertarungan antara Islam dan Barat". Amy Chua dalaam "World on Fire : How Exporting Free Market Democracy Breeds Ethnic Hartred and Global Instability"nya memperkenalkan "Pertarungan antara Market-dominant minorities (kelompok konglomerat minoritas) dan kelompok melarat mayoritas". Rosihan Anwar dalam GELANGGANG memperkenalkan "Pertarungan antara Santri-Orthodoks dengan Priyayi-Abangan-Sinkretis".

Dipertanyakan : Mengapa pihak mayoritas mempertahankan "sistem ekonomi pasar" yang merugikan dirinya? Dan mengapa pihak minoritas setuju dengan sistem demokrasi" yang tidak menguntungkannya?

(BKS0411021500)

Yang terlantar tanggungjawab siapa ?

Yang terlantar tanggungjawab siapa ?

Dalam konstitusi RI, baik UUD-45, UUDS-50, maupun UUD amandemen, disebutkan bahwa “Fakir-miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara” sesuai dengan dasar “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Ini yang tersurat. Apakah penyelenggara Negara, pemimpin bangsa in telah berupaya membersihkan angkutan umum, wilayah pemukiman dari pengemis, pengamen, pemulung, gelandangan ? Apakah telah berupaya menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ? Siapakah ang termasuk ke dalam “seluruh rakya5t Indonesia” itu ?

Dari waktu ke waktu, penyelenggara Negara, pemimpin bangsa selalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi meningkat, angka kemiskinan, angka pengangguran menurun. Ini sesuai dengan indicator yang digunakan oleh penyelenggara Negara, pemimpin bangsa. Sesuai dengan tuntutan sosial-ekonomi yang serba terukur (measurable). Memenuhi tuntutan sosiometri, ekonometri. Dari kenyataan, apa jumlah pengemis, pengamen, pemulung, gelandangan di atas angkutan umum, di daerah pemukiman semakin berkurang ? Apa jumlah prostitusi, aborsi, korupsi, kriminalisasi semakin berkurang ? Berapa kali GNP kelas menengah ke atas dibandingkan dengan kelas di bawah garis kemiskinan ?

(Asrir BKS1009141315 written by sicumpaz@gmail.com)

Kamis, 09 September 2010

Khilafah tanpa Khalifah

Khilafah tanpa Khalifah

Melalui berbagai media, antara lain Buletin Dakwah AL-ISLAM, Tabloid MEDIA UMAT, Media Politik dan Dakwah AL-WA’IE (?), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) antusias, aktif, serius mengusung Wacana Ideologi Daulah Islamiyah KHILAFAH. HTI adalah bagian/cabang dari Hizbut Tahrir di Indonesia. Hizbut Tahrir berskala Internasional berpusat di ordania.

Farid Wajdi menulis bahwa “Hizbut Tahrir mempunyai kepemimpinan politik yang bijak yang dipresentasikan oleh Amirnya al-‘Alim ‘Atha bin Khalil Abu Rasythal, dibantu oleh sejumlah tokoh yang luar biasa dalam memimpin Hizb. Kepemimpinan Hizb mempunyai kesadaran politik ang sempurna tentang situasi internasional serta menguasai ilmu dan fakih tentang hukum-hukum Islam (AL-WA’IE, No.101, Tahun IX, 1-31 Januari 2009). Namun saangnya, keamiran sosok tokoh Hizb belum dikenal (diperkenalkan) di kalangan luas.

Wali aFattaah pernah dibai’at (20 Agstus 1953) oleh Jama’ah
Dari data/fakta historis, tampaknya Khalifah/khilafah bisa lebih dari satu. Untuk masa kini rasanya belm ada sosk amir/imam/khalifah ang dapat diterima oleh semua pihak. Bahkan belum ada mujaddid/reformer yang diperkirakan akan muncul setiap seratus tahun. Barangkali yang dapat disimak adalah nama-nama hli Tafsir dan Ali Fiqih ang muncul sekali seabad. Sedangkan nama Ahli Siasah (Plitisi Islam/Muslim) rasanya belum tampil pada masa kini. Bisa-bisa mengusung Khilafah tanpa Khalifah.

(Asrir BKS1009080430 written by sicmpaz@

Wacana Ideologi Daulah Islamiyah

Jalur menuju daulah Islamiyah
(Wacana Ideologi Daulah Islamiyah)

Mengacu pada Dr Yusuf ardawi (“AlHallul Islamy”, Pedoman Ideologi Islam, Gema Risalah, bandung, 1988), maka untuk menuju Daulah Islamiyah yang pernah diwacanakan ada beberapa jalur. Pertama, dengan dekrit pemerintah, pengemuman pemerintah. Kedua, dengan kekuatan militer, dengan kekuatan senjata. Ketiga, dengan pendidikan dan bimbingan (tarbiyah dan taklim). Keempat, dengan pengabdian masyarakat (aksi sosal, tabligh).

Hasan alBannan dengan Ikhwanul Musliminnya di Mesir, maududi dengan Jama’ah Islamiyahnya di Pakistan, Hasan Turabi di Sudan, dan lain-lain menempuh jalur politik, jalur parlemen dan jalur dakwah. Nabhani dengan Hizbut Tahrirnya juga menempuh jalur politik dan jalur dakwah. Sedangkan Abu Bakar Baasyir menempuh jalur dakwah dan jalur jihad. Berbeda dengan sema itu Kartosuwirjo sangat komit dengan Islam menempuh jalur perjuangan bersenjata dengan memproklamirkan berdirinya Negara karunia Allah, Negara Islam Indonesia (NII) pada 27 Agustus 1948.

Lain lagi dengan Prof Raijiah Garaudy (Roger Garaudy), mantan pakar strategi Marxis (anggota politburo Partai Komunis Perancis) dalam teori penegakan Islamnya mengemukakan, bahwa agar syari’at berguna untuk diterapkan di berbagai masarakat manusia, maka Islam harus menjadi milik golongan tertindas (kelas proletar ?) dan harus memberi ruh harapan dan semangat hidup bagi semua.

Upaya penegakan daulah Islamiyah kandas, terhalang, terhadang oleh Jaringan Trio Fir’aunisme-hamanisme-Qarunisme (Globalisasi/nternasionalisasi dalam sistim Politik, Militer, Hukum, Ekonomi, Bank, Asuransi, Industri, Sains, Teknologi, Informasi, Komunikasi). Semuanya dibawah kendali, dibawah control Amerika Serikat danpendukungnya dari ahudi (Yudaism) dan Nasrani (Christioanism). Semuanya direkayasa, dirancang, diciptakan, didominasi untuk kepentingan mereka dan pendukungnya.

(Asrir BKS1009060600 wrtten by sicumpaz@gmail.com)

Keadilan sosial dalam Islam

Keadlan Sosial dalam Islam

Sayyid Qutub menulis buku “Keadlan Sosial Dalam Islam” (al’Adalah alIjtima’iyah fl Islam). Menurut Sayyid utub, keadilan sosial dalam Islam (dalam semua hal) ditegakkan atas tiga dasar. Ertama, kebebasan jiwa ang mutlak. Kedua, persamaan kemanusiaan yang sempurna. Ketiga, jaminan sosial yang kuat (1994:43). Selintas mirip dengan slogan, semboyan revolusi Perancis “liberte, egalite, fraternite”. Tetapi semboyan revlusi Perancis “kemerdekaan, persamaan, persaudaraan” tetap tinggal menjadi semboyan belaka, akrena belum dapat diwujudkan did ala masyarakat (smak ZAA Ahmad : “Dasar-dasar Ekonomi Daa slam”, AIDA, Djakarta, 1952:41). Penyebabnya karena belum ada kebebasan jiwa yang mutlak, yang anya memperhambakan diri kepada Allah Yang maha Esa. Yang ada analah penghabaan diri kepada materi, kepada harta enda (sekularsasi).

Gus Uwik (anggota Lajnah Fa’aliyah DPP HTI) memaparkan bahwa kesejahteraan sosial di bawah naungan daulah Islamiyah terwujud/tercipta atas tiga factor. Pertama, politik yang berkeadilan. Kedua, jaminan Negara aan kebutuhan pokok yang layak. Ketiga, jaminan pendidikan terbaik dan gratis. Keadilan parpurna pemerintahan Islam diungkapkan Gus Uwik dari data/fakta histories antara lain sebagai berikut :

1. Pemberian sertifikat tanah (Tahun 925H/1519M) kepada para pengungsi Yahudi ang lar dari kekejaman inkuisasi Sepanyol asca jatuhnya pemerintaan Islam di Andausia.
2. Surat ucapan terima kasih dar Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim Khalifah ke Amerka Serikat yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggeris (abad 18).
3. Surat aminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil (suaka) ke Khalifah (30 Jumadil Awal 1121H / 7 Agustus 1709M).
4. Pemberian idzin da ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia, namun ingin kembali ke wilayah Khilafah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabi’ul Akhir 1280H / 5 September 1865M).
5. Pasukan Khilafah Turki Usmani tiba d Aceh (1565-1567), termasuk para ahli senjata api, penemba dan para teknisi untu mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka. (AL-WA’IE, No.101, Tahun IX, 1-31 Januari 2009 / Muharram 1430H, hal 15, Hijrah Menuju Sistem Islam”, ole Gus Uwik).

(Asrir BKS1009051030)

Wajah Islam masa kini

Wajah Islam masa kini
(Biang kehancuran)

Wajah Islam berubah-ubah mengikuti jaman. Adakalanya yang tinggal, yang tersisa dari Islam itu hanyalah namanya, sebutannya, predkatnya, katepenya. Yang tinggal, yang tersisa dari Qur:an hanyalah tulisannya, kertasnya, mushhafnya. Bahkan kini ada Qur:an mini, Qur:an maxi yang dipajang untuk tontonan, bukan untuk tuntunan. Juga ada lomba tilawatuil Qur:an, loba qira:atil Qur:an.

Di mana-mana masjid sering tnggal kosong melompong, tanpa berfungsi. Sekali-sekali diramaikan dengan kasidahan, nyanyian yang dikategorian religius-islamis, marawis, marhabanan, barzanjian. Dentitas keislaman diletakkan pada tongkrongan, penampilan. “Kami bersurban, maka kami beriman”. Agar tampak, terlihat Islam maka penamplan dirubah dengan memakai baju-baju “yang islami” seperti baju koko dan sarung, peci. Atribut-atribut artificial diperlukan untuk memperoleh pengakuan sebagai orang berian, orang Islam. Citra lebih penting dari kenyataan sebenarnya. Pelacur bisa tampil dengan memakai “baju sopan” berkerudung.

Baju koko, sarung danpeci bisa mengokohkan penampilan menjadi terlihat lebih beriman, lebih islami. Ramadan dan Lebaran telah menjadi komoditas. Yang sustansial berganti dengan yang artificial. Keimanan, kemusliman artificial merupakan wajah Islam masa kini (dicmot dari KOMPAS, Sabtu, 4 September 2010, hal 2, “Kami Bersurban, maka Kami Beriman”, oleh Agus Noor),

Ramadhan cenderung selebritis. Agama menjadi sarana untuk menampilkan kemuliaan diri melalui tayangan televise dan media lainnya. Ibadah menjadi budak nafsu untuk memuaskan kepentngan pribadi, kelompo, industri. Puasa menjadi budak kultur konsumtif yang cenderung hedonistis (Simak antara lain KOMPAS, Sabtu, 21 Agustus 2010, kolom 12 “Teroka : Puasa dan Kearifan Perempuan”, oleh Abidah elKalieqy; PARAS, No.37, Oktober 2006, hal 32-33).

Indikasi Islam hanya tinggal statusnya dan Qur:an tinggal naskahnya dapat dilacak, ditelusuri dalam hadis-hadis tentang biang kehancuran, antara lain dari sikap mental, prilaku umat Islam ang berpaling dari, ang meninggalkan Islam seperti berikut :

Meninggalkan, menyia-nyiakan, meremehkan, mengabaikan, melecehkan shalat. Mengumbar, memperturutkan syahwat, nafsu. Berbuat khianat, curang, mengabaikan amanah.Menganggap amanat sebagai ghanimah. Curang dalam berbisnis. Meminum-minum khamar. Saling menghujat. Menghujat dengan praduga. Berburuk sangka. Erbuat onar. Mengotori hukum dengan suap, sogok. Memanpulasi riba jadi jual beli. Meninggakan hidup qana’ah. Berpasangan dengan sejenis. Meyebar zna, pelacuran, prostitusi. Melegalisir prostitusi. Gemar berbuat kebatilan. Memandang wajar perpecahan. Bergelimang kemewahan. Bergelimang maksiat. Memanipulasi yang batil jadi yang sahih. Memanipulasi ang dsta jadi yang benar. Memanipulasi yang tercela jadi ang terpuji. Memaniplasi kesesatan jadi petunjuk, Memanipulasi yang terang jadi yang samar. Memanipulasi pengetahunan jadi kejahilan. Menganggap kekuasaan sebagai keuntngan. Mengaggap zakat sebagai pajak. Memposisikan isteri sebagai kepala rumah tangga. Mendurhakai ibu bapa. Memposisikan ibu bapa sebagai pembantu. Berisik dalam massjid. Berbusana tetapi telanjang. Berhukum dengan hukum thagut. Dan lain-lain.

(Asrir BKS1009051700 written by sicumpaz@gmail.com)

Karnaval Ramadhan Dari Tahun Ke Tahun

Ramadhan menyimpan ragam keistimewaan. Keistimewaan Ramadhan hanya terlihat dari : kepuasan berbuka, dan romantisme tarawih brsama. Tahun berganti tahun, namun puasa tak meningkatkan olah batin kita. Tingkat pengalaman keagamaan (religious experience), apalagi tingkat kesadaran keagaman kita (religious conscious) tetap saja seperti tahun-tahun yang lalu, bahkan mungkin menurun.

Setiapa tahun Ramadhan hadir menyediakan paket yang kental dengan santapan rohani : puasa, tarawih bersama, lailatul qadr, kmbali kepada kesucian (idul fitri).

Paket rohani Ramadhan selalu dikmas oleh keistimewaan berkategori budaya. Yang muncul hanyalah “panggung teater, karnaval, atau pertunjukan ibadah”, yang mementingkan gebyarnya, warna-warna menyoloknya, sound effectnya, tampilan visualnya, dan sebagainya. Agama dijadikan sebagai sarana untuk menampakkan kemuliaan diri melalui layer televise dan media lainnya.

Yang tampil hanyalah “arena teater”. Aktornya bias pejabat, artis, hartawan dengan acara begitu meriah, glamour. Dengan acara buka puasa bersama, sahur off the road bersama anak jalanan, punk, pelacur, hingga pembagian zakat kepada fakir miskin. Para seleberitis, wadam, pelacur yang biasa tampil seksi di televisi mendadak memakai kerudung, semacam Cut Tari yang lagi dirundung pembuatan/penyebaran video porno. Semua berbondong-bondong memenuhi majelis taklim.

GerakRamadhan didukung oleh berbagai industry, media massa, dan stasiun televise. Mereka berpacu memanfa’atkan momen Ramadhan untuk meraih keuntungan seanyak-banyaknya. Ramadhan dijadikan komoditas berciri kapitalis. Acaranya, gayanya, orangnya, bahkan sosok da’inya tetap saja itu ke itu tak berubah ke yang positip.Susah untuk berhusnuz zhann, berpositive thingking terhadap para da’i yang akrab tampil bersama para seleberitis di televisi.

Penguasa, pedagang sibuk memoles barang dagangannya dengan label-label Islam. Masyarakat semakin komsumtif, sibuk menghamburkan anggarannya.

Dari tahun ke tahun, puasa Ramadhan hanya sekadar gerak rutin dan tren kegairahan beragama, tak memberikan nilai transformatis kepada diri kita dan masyarakat.

Ibadah hanya bagaikan gerak tanpa jiwa. Salat tanpa getaran hati. Masjid hanaya sebagai tempat saluran penyerahan dana zakat fitrah. Haji dan umrah sebagai paket wisata. Usai Ramadhan tak ada bekasnya. Ibadah menjadi buda nafsu untuk memuaskan kepentngan pribadi, kelompok, industri. Puasa menjadi budak kultur konsumtif yang cenderung hedonistis. Ramadhan cenderung selebratif. (Dipetik dari PARAS, No.37, Oktober 2006, halamana 32-33; simak juga “Sisi lain dari ‘optimisme’ Perkembangan Islam”, oleh Abu Afzalurrahman, dalam ALMUSLIMUN, No.198, September 1986, halaman 63-76; SUARA MASJID, 1 September 986, halaman 51-57; PANJI MASYARAKAT, No.38, 1 Januari 1978, halaman 31, “Tafsir AlAzhar”, juzuk XXVIII, halaman 185, KOMPAS, Sabtu, 21 Agustus 2010, hal 12, “Teroka : Puasa dan Kearifan Perempuan”).

Pengelola televise memosisikan Ramadhan layaknya komoditas. Unsur Islami ditempatkan sebagai kemasan belaka. Lelucon yang ditayangkan saat sahur atau menjelang berbuka puasa sering mengarah kepada dialog yang jorok atau cabul. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pernah mencatat 50 judul sinetron yang mengambil tema mistis dan kekerasan yang ditayangkan. Teguran KPI kalah keras dengan upaya penyiaran untuk mendapatkan profit sebagai dampak kapitalisme yang meenganuti lembaga. Demikian menurut Sunarto, dosen Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi UI (SUARA AISYIYAH, No.10, Oktober 2007, halaman 35).

Berapa banyak dibacakan kepada kita ayat-ayat alQur:an namun hati kita bagaikan batu atau bahkan lebih dahsyat lagi. Betapa Ramadhan telah datang kepada kita silih berganti sementara kondisi kita laksana oraaaaaang-orang yang sengsara. Tak ada pemuda di antara kita yang meninggalkan perbuatan buruk lalu bergabung bersama mereka yang suci dari dosa (Ibnu Rajab al Hambali : “Mutiara Ramadhan Yang Teabaikan:, 2005:93).

(Asrir BKS0709260800)

Evaluasi efektifitas dakwah

Fakta yang tampak dipermukaan bahwa syi’ar agama terasa meningkat. Evaluasi terhadap fakta ini perlu dilakukan.

Media elektronika. Berapa jumlah pemirsa televisi yang mengikuti mimbar Islam, kuliah Ramadhan, kuliah Subuh (Mutiara Subuh, Hikmah Pagi, Hikmah Fajar, Diambang Fajar) ? Berapa jumlah pemirsa Muslim yang telah dibina, diIslamkan melalui Dakwah Televisi ? Berapa jumlah pemirsa Non-Muslim yang telah diIslamkan melalui Dakwah Televisi ? Seberapa jauh dampak dakwah terhadap pola dan tayangan televisi ? Berapa jumlah infak da’i televisi bagi perkembangan dakwah dan peningkatan hidup rakyat melarat ?

Media cetak. Berapa jumlah pembaca yang tertarik akan buku-buku tentang Islam ? Berapa jumlah pembaca Muslim yang telah diIslamkan melalui buku-buku Islam ? Berapa jumlah pembaca Non-Muslim yang telah diIslamkan melalui buku-buku Islam. Seberapa jauh dampak dakwah melalui buku-buku Islam terhadap pola pikir dan tingkah laku. Berapa jumlah infak penerbit buku-buku Islam bagi perkembangan dakwah dan peningkatan rakyat melarat.

Dakwah tatap muka. Berapakah jumlah peserta taklim. Berapa jumlah peserta taklim yang telah berhasil dibina, diIslamkan. Berapakah jumlah tambahan peserta taklim setiap tahun ? Berapa jumlah tambahan jama’ah shalat subuh tiap tahun ? Berapa jumlah tambahan jama’ah Jum’at tiap tahun ?

Nahi Munkar. Berapa jumlah pengurangan tingkat tindak kejahatan tiap tahun (perkosaan, pelaccuran, pengguguran, kumpul kebo, penodongan, pembantaian, perampokan, penyiksaan, perjudian, dll) ?
(Menyoal efektifitas dakwah dalam mengantisipasi perkembangan dakwh Islam seperti dikemukakan dalam ALMUSLIMUN, No.198, halaman 65, 76)

(Azrir BKS0008171700 written by sicumpaz@gmail.com)

Jaman sudah berubah

Jaman sudah berubah (2)

Dalam slang pendapat ada yang tak setuju dengan aturan sekolah ang mewajibkan agar setiap siswa harus mempunyai pakaian seragam haran, pakaian seragam olahraga, pakaian seragam pramuka, pakaian seragam pacara, dan lain-lain. Aturan penyeragaman seperti ini dipandang sebagai upaya sistimatis mengubur semangat kebebasan, kemerdeaan, deokrasi. Semangat penyeragaman, uniformasi ditumbuh kembangkan pada era sistim presidensial. Pada era sistm parlementer setiap siswa bebas berpakaian asalkan rapi, sopan, tanpa adanya penyeragaman. Namun yang lain berpendapat, berpandangan bahwa jaman sudah berubah. Jaman terus berputar, tak pernah kembali seperti semula. Berputar, melingkar sepert semula.

Perubahan dilatarbelakangi oleh pendidikan, baik formal maupun non-formal. Oleh yang disaksikan, baik melalui mata, maupun melali telinga, baik berpa bacaan, tontonan, siaran-taangan televise-radio. Oleh pengalaman, baik yang menyenangkan mapun ang menyedhkan. Perubahan dibentuk oleh pemahaman, persepsi. Sikap, tingkah laku ditentukan, digerakkan oleh pemahaman. Pemahaman diperdapat, diperoleh dari pendidikan, pengalaman, perasaan, bacaan, tontonan, lingkungan yang meruakan pintu masuk (input gate). Pemahaman merupakan hasl keluaran (output).

Yang lebih bereran, yang lebih dominant dalam membentuk sikap, tingkah laku adalah lingkngan sisal dari pada pendidkan sekolah, mapun pendidikan di rumah (oleh orangtua). Tanpa diajak, tanpa disuruh, tanpa diperintah oleh orangtua, anak-anak di desa dulu di setiap malam Ramadan ikut berkumpul tadarusan di masjid sampa waktu sahur. Anak-ana memposisikan dir sebagai anak. Bakan mantu memposisikan diri sebagai anak. Terasa suasana yang tua dihormati, yang kecil disayangi, yang sebaya dsetaraan. Suami-isteri memposisikan pasangannya sebagai pengacara, berupaya untuk tak melukai perasaan pasangannya, tak mengungkakan aib, kekurangan, kesalahan pasangannya.

Kini jaman sudah berubah. Di setiap malam Ramadhan setelah selesai shalat witir, masjid tinggal kosong melopong, bak di kota maupun di desa. Anak, mantu sdah tak memposisikan diri lagi sebagai anak, tetapi sebagai orang asing rang lain). Suami-steri tak lagi memposisikan pasangannya sebaga pengacara, tetapi sebagai jaksa, atau sparing arter). Dulu wanita malu masuk masjid dengan buka tenda (tanpa tutup kepala). Kini wanita tak sungkan berada di masjid telanjang dada (setengah telanjang).

(Asrir BKS1009081100 written by sicumpaz@gmail.com)

Jaman sudah berubah bung !

Ketika ada pihak yang menginginkan kembali ke UUD-45 versi asli dan Pancasla, maka ada pihak lain yang mendukung UUD-45 yang telah diamandemen. Alasannya konstitusi bukan kitab suci. Jaman berubah, konstitusi di manamana di dunia membuka peluang diamandemen.

Ketika ada pihak ang mengingikan sistim pendidikan pada era parlementer, yang serba bebas, demokratis, yang serba beragama, maka ada pihak lain yang mempertahankan sistim penddikan pada era presidensial, yang serta tak bebas, uniform, yang serba seragam.

Ketika ada pihak yang menginginkan teganya embali pola tatanegara, tataniaga kekhilafahan, yang merakyat, maka ada pihak yang mempertankan pola tatanegara, tataniaga jaili sekuler, yang materialis-kapitalis. Alasannya jaman berputar. Yang sudah terjadi tak dapat dimusnahkan. Pola tatanegara jahili sekuler tak dapat dirbah mejad pola tatanegara islami. Pola tataniaga jahii sekuler tak dapat dirubah menjadi tataniaga islami. Lembaga ribawi-bank tak dapat dirubah menjadi lembaga sadaqah-inffaq. Tata budaya, tata busana, media informasi tak dapat diolah menjadi islami.

Sayyid Quthb sejalan dengan imannya sangat optimis bahwa kehidupan yang islamis akan tercipta di Negara-negara Islam. Ia juga jakin terhadap kecocokan Islam sebagai suatu system yang mampu mengatur dunia, bahwa upaya mewujudkan kembali system masyarakat Islam bukanah suatu kemustahilan (“Keadlan Sosia dalam Islam”, Pustaka, bandung, 1994:339-341).

Mengacu kepada “Islam di Smpang Jalan” nya Leopod Weiss (Mammad Asad) menyimpulkan bahwa jiwa orang-orang Eropa saat ini sama seali tdak cocok untuk menerima ajaran-ajaran Islam. Dibutuhkan beberapa generasi lagi di mana Barat mau menyebarkan semangat Islam ke segenap penjur ( idem, 1994:347-348)

(Asrir BKS1008250930)

Dakwah teoritis dan empiris

Dakwah antara teoritis dan empiris
(Kesalehan Spiritual dan Kesalehan Sosial)

Dakwah yang selama ini dikenal dalam bentuk cramah agama di pengajan agama disebut dengan dakwah teoritis/ilmiah, tekstual/literal, verbal/qauli/kuliah, konvensional/structural, teologis/teosentris, billisan/bilmaqal, ideologis, das Sollen.

Dalam kontek kekinian, dakwah juga dituntut dalam bentuk tindakan/aplikasi yang disebut dengan dakwah empiris/amaliah, kontekstual/liberal, actual/fi’li, cultural, sosiologis/antrofosentris, bilhal, aktivitas, das Sein.

Dakwah Islam berangkat dari fiqhul ‘aqdah-ideologis, bukan berangkat dari fiqhul waqi’-realitas. Dakwah Rasulullah berangkat bkan dengan mengobarkan, mengibarkan panji-panji nasionalisme Arab, bukan dengan mengibarkan panjianji sosialisme, bukan dengan mengusung panji-panji hmanisme, demokratisme, tetapi dengan menanamkan akidah tauhid (Simak antara lain Sayyid Quthub : “Petunjuk Jalan”, Ma’alim fit Tariq, bab “Wjud Metode Qur:an”).

Dakwah dilakukan dengan bilhikmah, dengan jalan pendek yang langsung menyampaikan kebenaran, yang langsung menantang kebatilan (konfrontatif – non komprmistis, radikalis-revolusioner).

Ajaran, nash agama d samping dipahami secara teologis/teosentris endaknya juga dipahami secara sosiologis/antroposentris. Kesalehan spiritual handaknya juga memantulkan kesalehan sosial.

(Asrir BKS1009010530)