Di antara hikmah shaum Ramadhan
Seluruh ritual ibadah, termasuk ibadah shaum Ramadhan merupakan sarana latihan, pendidikan untuk menjadi manusia takwa, manusia ungglan, manusia mulia, memperoleh hasanah, kebaikan, kesuksesan di dunia dan di akhirat. Untuk melakukan amar bil makruf, nahi ‘anil munkar.
Ibadah shaum Ramadhan melatih, mendidik manusia antara lain :
- agar mampu mengendalikan nafsu (makan, minum, syahwat, seksual) dan emosi (marah, loba, rakus, tamak, bakhil, pelit, dan lain-lain). Baik ketika dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan, diharapkan agar nafsu dan emosi terkendali. Hidup sederhana, tidak rakus, tidak pelit, tak berfoya-foya. Tidak suka marah-marah, membentakbentak.
- agar mampu mendisiplinkan diri, taat, patuh pada aturan. Tak berbuka sebelum waktu berbuka. Hidup terjadwal. Bekerja sampai tuntas. Pantang bekerja setengah-setengah. Tekun dalam segala hal.
- agar memiliki sikap jujur, amanah. Meskipun dalam keadaan sendiri, meskipun tak ada orang yang menyaksikan, tak akan berupaya membatalkan saum. Dalam segala situasi merasakan bahwa senantiasa hidup diawasi Allah. Allah tak pernah lalai, tak pernah meleng. Setiap akan melakukan tindakan, perbuatan tercela, kembali ingat akan pengawasan Allah. Allah sealu melihat, memperhatkan, mengawasi setiap tindakan.
- agar mampu memiliki keberanian dan kesabaran. Berani menyatakan yang benar itu benar. Berani menyatakan yang salah itu salah. Perkasa itu bukan dalam berantam, tetapi perkasa itu dalam mengendalikan emosi (marah).
- Abu A’la alMaududi dalam bukunya “Dasar-Dasar Islam” (1984:166-168) menyebutkan bahwa tujuan, hikmah shaum Ramadhan adalah untuk mencegah diri dari perbuatan dosa serta untuk merangsang berbuat kebaikan. Seperti halnya shalat, juga untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar serta untuk mengingat Allah (simak QS 29:45).
(BKS0908101200)
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar