Memerangi Terorisme
Reaksi tergantung dan sebanding dengan aksi. Semakin besar aksi maka semakin besar pula reaksi. Boyle dan Gay Lussac mengemukakan bahwa perbandingan antara hasil kali tekanan (P) dan volume (V) dengan suhu (T) suatu gas di dalam ruang tertutup adalah tetap (C). Artinya tekanan kali volume itu sebanding dengan suhu. Semakin tinggi suhu, maka semakin besar tekanan kali volume. Dalam kehidupan sosial, radikalisme itu sebanding dengan penykisaan. Semakin keras siksaan, maka semakin keras pula radikalisme. Penyiksaan senantiasa menghasilkan perilaku radikal. Pemberontakan biasanya berlansung secara diam-diam dalam suasana yang endemik dan aksi terencana terhadap kekuasaan (AlChaidar : "Wacana Ideologi Negara Islam", 1999:122). Orang kecil, jika dikerasi, maka akan menimbulkan kekejaman. Terorisme buan datang dari angkasa luar, tapi disadari atau tidak, ia datang dan lahir dari ketidakadilan dan penindasan (SAKSI, No.4, Tahun IV, 13 November 2001, hal 57). Tidak pernah di dunia ini kebencian bisa diredakan dengan kebencian. Kebencian hanaya bisa diredakan dengan ketidakbencian (Budha, INTISARI, No.227, Juni 1982, hal 103). Terorisme adalah salah satu saja dari bentuk radikalisme. Tetapi terorisme bukanlah hanya salah satu bentuk radikalisme, tapi juga adalah bentuk nafsu tak terkendali untuk mendapatkan kesenangan duniawi. Sedangkan radikalisme berpangkal dari suatu cita-cita, ideologi. ARTI LEKSIKAL DARI TERRORIS. Dalam kamus Inggeris-Indonesia, terror berarti kecemasan. Terroris berarti pengacau. Terrorisme berarti penggentaran. Terrorize berarti menakut-nakuti. Terrify berarti mmenakutkan, menakuti. Terrific berarti menakutkan, mengerikan. Terrible berarti mengerikan. Dalam kamus Arab-Indonesia, terdapapat kata faza'un (fazi'a) dan ru'bun (ru'ban) yang berarti menakut-nakuti, menggentarkan, mengancam. AlQaid berarti panglima perang. Panglima Perang Islam adalah Muhammad Rasulullah saw. Jenderaal Mahmud Syait Khattab dari Iraq menulis buku "ArRasul AlQaid", yang juga menjadi rujukan/acuan Muhammad Husein Haekal dalam menyusun "Sejarah Hidup Muhammad saw". Sehubungan dengan terrorisme yang gencar disandangkan pada Islam, maka dalam khazanah Fiqih Islam terdapat terminologi "Hirabah" yang mengacu pada QS 5:33. Hirabah berarti kelompok (thaifah, 'ashaabah) yang terang-terangan melakukan tindakan makar, tindakan yang melawan hukum Allah dan RasulNya, seperti : berbuat kenonaran, kekacauan, kerusuhan, prahara, huruhara, penjagalan, pembegalan, pembantaian, peramapasan, penjarahan, perampokan, perompakan, pembajakan, perkosaan, perusakan, penodongan, penculikan, penyiksaan. Kelompok ini bisa mengganggu persatuan, pendidikan, perekonomian, keamanan, ketertiban, merongrong, menciderai, menodai, mencemarkan agama, merusak tatanan norma akhlak, hukum, perundang-undangan. Kelompok ini bukanlah Jama'ah Islamiyah, tetapi jama'ah Jahiliyah. Jama'ah Islamiyah adalah kelompok yang mengikuti tuntunan Rasulullah saw. "Barangsiapa yang menghadapkan senjata kepada kami (meneror kami umat Islam), maka bukanlah dari kami (umat Islam)" (HR Bukhari, Muslim dari Ibnu Umar). Rela bertuhankan Allah swt, bernabikan Muhammad saw, beragamakan Islam, berpimpinan Qur:an. Perusak ketertiban umum dan keamanan, perusak lalu lintas ekonomi bukanlah termasuk dalam kelompok Jama'ah Islamiyah. Yang merongrong kewibawaan Islam bukanlah termasuk kelompok Jama'ah Islamiyah. Jama'ah Islamiyah itu adalah kelompok yang bisa selamat sejahtera siapa saja dengan ucapan dan perbuatannyaa. Islam hanya mengenal Jama'ah Islamiyah dan lawannya Jama'ah Jahiliyah. Mudah-mudahan ada yang tampil semacam Emile Zola (pengarang Perancis tahun 1898) yang mengajukan J'accuse (saya menuntut, saya menggugat) membela perkara kapten Dreyfus yang menurutnya tidak bersalah, tetapi oleh pengadilan militer Perancis dijatuhi hukuman mati (tahun 1894) dengan tuduhan jadi mata-mata musuh. Dalam salah satu do'a terdapat permohonan agar mendapat perlindungan Allaha dari ghalabatir rijal, yang berarti mohon perlindungan dari jadi bulan-bulanan terorisme. "Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, kepenakutan, kepikunan, kekikiran, siksa kubur, godaan hiudp dan mati, kejerat hutang dan dari bulan-bulan terrorisme (ghalabatir rijaal)" (HR Muslim dari Anas. MANIPULASI TERMINOLOGI TERORISME. Teror mencakup statemen, pernyataan, ucapan, aktivitas, kegiatan, perbuatan, tindakan yang dilancarkan untuk menimbulkan ketakutan, kecemasan, keelisahan, keresahan orang per orang mau pun bersama-sama. Bentuknya bisa berupa ancaman lewan tilpon atau pun lewat media massa, unjuk gigi, pembajakan kendaraan, dan lain-lain. Pelakunya bisa bermacam-macam. Bisa yang tertindas, yang teraniaya. Bisa pula yang menindas, yang menganiaya, sebagai kontra terror (Teror lawan Teror). Terorisme semula bermakna tindakan kekerasan disertai dengan sadisme yang dimaksudkan untuk menatuk-nakuti lawan. Namun kemudian dalam kamus AS dan sekutunya, arti terorisme disimpangkan menjadi tindakan protes yang dilakukan negara-negara Muslim atau kelompok-kelompok kecil. AS dan sekutunya sangat benci dan dendam terhadap Islam. Ketika terjadi peristiwa peledakan gedung Morrah di Oklahoma maka para "pakar' dan masyarakat AS senada menyebut "pasti" orang Islamlah pelakunya. Namun ketika ternyata bom itu diledakakan oleh orang AS sendiri, kulit putih pula, "nyaris" nyaring terdengar desah kekecewaan (mengapa akok bukan orang Islam pelakunya), dari penuding itu, demikian komentator siaran TV BBC yang melakukan investigasi mengenai masalah itu. Sudah begitu pun, salah seorang yang diwqawancarai menyebut �kenyataan itu sama sekali tidak menghilangkan kecurigaan terhadap orang Islam" (hanya karena Islamnya). Padahal, orang-orang Islam itu ikut menyumbang mengumpulkan dana korban Morrah (Reza Sudrajat : "Penjajahan Terminologi", Risalah Dakwah HUSNAYAIN, Edisi 160, Agustus 2001). Kehancuran WTC (World Trade Centre) dan Pentagon dijadikan momentum untuk memojokkan Islam dan Ummat Islam, dengan menuduhnya sebagai teroris, pelaku peledakan itu. Bahkan setelah peristiwa tragis itu, George W Bush, Presiden AS mengatakan "Perang Salib dimulai lagi" (Ahlul Irfan, SPd MM : "Terorisme versus Jihad Fisabilillah", Bulletin NADZIR, Edisi 23, September 2001). Cuba, secara tak sadar telah dikembangkan (oleh KGB-DGI) menjadi "akademi terorisme internasional". Salah satu muridnyaa adalah Ilich Ramirez Sanchez, seorang Venezuela yang lebih dikenal dengan nama Carlos, yang merupakan pimpinan kelompok radikal. Dengan skenario KGB mereka memainkan peran yang cukup besar dalam sejarah terorisme di perbagai neara. Mereka ditempatkan di Timur Tengah, Afrika Selatan, Amerika Latin, dan sebagainya (Mingguan LIBERTY, No.1584, 11 Februari 1984, hal 80, DGI : Dinas Rahasia Cuba). Carlos pernah memperkelankan gerombolan merke sebagai "Tentara Revolusi Arab", yang tak pernah terdengar sebelumnya (Bonus MATRA, Agustus 1988, hal 13). Negara Adikuasa (AS dan sekutunya) biasa menuding pelaku terorisme (kelompok radikal) itu adalah kalangan fanatis Muslim. Tak pernah predikat teroris itu ditudingkan AS kepada fanatik Katholik atau fanatik Sosialis (Reza Sudrajat : "Penjajahan Terminologi", Risalah Dakwah HUSNAYAIN, Edisi 160, Agustus 2001, AalChaidar : "Wacana Ideologi Negara Islam", 1999:29). Melalui George W Bush dan diblow-up oleh media Barat, terminologi terorisme dieksploitasi besar-besaran, dipaksakan beririsana dengan Islam, sehingga tidak lagi netral. Bagi Barat, musuh terbesar setelah Soviet hancur adalah Islam. Aamerika tidak menyebut teroris ataua fundamentalis kepada kaum Yahudi yang meratakan ras Arab Palestina atau penganut Kristen yang mebuat kekacauan di beberapa belahan dunia. Teririsme "diperkosa" maknanya menjadi "pengacau dari kelompok Islam" (Dadang S Anshori : "Budaya Penjulukan dan Bahasa Agama", PIKIRAN RAKYAT, 8 Novem,ber 2002, hal 18, Adana Husaini : "Agusx DK, Pilger, Chomsky", GATRA, 27 Juli 2002, hal 35). Amerika Serikat - menurut Dr Nurcholish Madjid - punya stereotip bahwa orang Islam itu teroris (BANDUNG POST, Jum'at, 1 Mei 1998, hal 7, Wawancara). Menurut Betrand Russel, di Amerika Serikat terdapat eror yang dahsyat, namun koran tidak memberitakannya dengan cukup memadai (Khurshid Ahmad : "Islam Lawan Fanatisme Dan Intoleransi", Tintamas, Djakarta, 1968, hal 35). Definisi terorisme dalam perspektif Barat kaidahnya dibentuk oleh kultur Yahudi-Kristen dan bertumpu pada warisan sejarah terhadap dunia Arab-Islam yang tidak mungkin bisa diabaikan. Inilah yang ditegaskan Samuel Huntington, pemilik teori "prang peradaban" (The Clash of Civilization) yang menytakan bahwa prang yang terjadi sejalan dengan garis perpecahan antara dua peradaban : Barat - termasuk Israel - dan Islam yang sudah berlangsusng sejak 1300 tahun yang lalu. Interaksi yang telah berabad-abad usianaya antara Barat dan Islam ini, tidak akan reda dengan mudah begitu saja. Bahkan barangkali justru semakin parah (Musthafa muhammad Thahhan : Rekonstruksi Pemikiran Menuju Gerakan Islam Modern", 2000:204). Samuel Huntington menempatkan peradaban agama menjadi faktor yang sangat menentukan. Barat melawan yang bukan Barat. Termmasuk ke dalam Barat aalah Kristen Orthodoks, Katholik dan Protestan, Amerika Latin. Sedangkan yang bukan Barat aalah Dunia Islam dan Dunia Cina, termasuk ke dalamnya Konfusianisme, Jepang, Hinduisme India, Afrika (GATRA, No.24, 2 Mei 1998, hal 30). Samuel P Huntington menyangsikan keberhasilan keangkitan Islam berdasarkan adanya benturan (clash) antara berbagai peradaban (ALMUSLIMUN, No.334, Januari 1998, hal 71, Tsaqafah, "The Clash of Civiliztion and the Remaking of World Order", 1996). Sikap negara adikuasa yang menuding negara-negara Muslim seagai biang terorisme, seyogianya disambut oleh negara-neara Muslim dengan memutuskan hubungan politik, ekonomi, budaya dengan neara-negara adikuasa dan pendukung-pendukungnya. Seyogianya para adikuasa dan pendukungnya mengambil I'tibar (pelajaran) bahwa semakin ditekan, ditindas, disiksa baik secara politik, ekonomi, militer, maka akan semakin merebak radikalisme. Untuk meredusir, mengeliminer radikalisme adalah dengan memberantas, membasmi penekanan, penindasan, penyiksaan (blokade politik, ekonomi, militer). Teror tak akan bisa dibasmi dengan aksi kontra teror. Amerika Serikat yang semula diangung-agungkan sebagai negara demokrasi, namun sejak 1898, setelah berhasil menancapkan kekuasaannya di Filipina, dan sebelumnya berhasil membuka pelabuhan Jepang bagi kapal-kapalnya 1854, mulai menjadi Diktator Demokrasi, meluaskan pengaruhnya di wilayah Pasifik dan Asia, bahkan Afrika. Timbullah ketegangan-keegangan di Korea, Vietnam< Indonesia (PRRI/Permesta), Somali, Irak, Iran, Afghanistan, akibat ulah dari CIA. Kehancuran WTC (World Trade Centre) dan Pentagon dijadikan momentum untuk memojokkan Islam dan Ummat Islam, dengan menuduhnya sebagai teroris, pelaku peledakan itu. Bahkan setelah peristiwa tragis itu, George W Bush, Presiden AS mengatakan "Perang Salib dimulai lagi" (Ahlul Irfan, SPd MM : "Terorisme versus Jihad Fisabilillah", Bulletin NADZIR, Edisi 23, September 2001). Budha menyerukan agar menyebarkan ketidakbencian. "Tidak pernaha di dunia ini kebencian bisa diredakan dengan kebencian. Kebencian hanya bisa diredakan dengan ketidakbencian" (INITSARI, No.227, Jumi 1982, hal 103). Islam menyerukan agar menyebarkan salam (Semoga Allah melimpahkan Keselaamatan, Kerahamatan dana KeberkahanNya kepada kamu). Ajara moral menyerukan agar menyebarkan keadilan dan kelembutan. "Terorisme itu datang dan lahir dari ketidakadilan (kesenjangan) dan penindasan" (SAKSI, No.4, Tahun IV, 13 November 2002, hal 57). Memerangi terorisme haruslah dimulai dengan memerangi ketidakadilan dan penindasan. Karena biang ketidakadilan dan penindasan itu datang dan lahir dari sikap arogan, angkuh, congkak, pongah negara adikuasa AS dan sekutunya, maka itu berarti haruslah dimulai dengan memerangi teroris As dan sekutunya. 1
Referensi solusi krisis serbaneka Sicunpas On_Line Koleksi informasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, moral
Sabtu, 15 Agustus 2009
Ide tak pernah mati
Ide tak pernah mati
Masyarakat Yahudi yang tadinya terpencar-pencar dan tak terkoordinir, bercerai-berai selama lebih dua ribu tahun bisa menjadi terkoordnir di bawah satu komando, dpersatukan kembali menjadi satu kebangsaan, satu negara Israel.
Ide untuk memulihkan kembali tanah air bangsa Yahudi muncul saat minat untuk mengkaji Kitab Perjanjian Lama berembang untuk mempelajari sejarah Yahudi. Secara serempak masyarakat Yahudi mengembangkan setiap gagasan untu membangun suatu persemakmuran bangsa Yahudi di mana saja.
Berkat kegigihan tokohnya yang saling dukung-mendukung, mereka berhasil membentuk satu kelompok, membentuk sebuah gerakan Hibbat Zion dan pada 14 Mei 1948 mewujudkan negara Yahudi Israel (ALMUSLIMUN, No.293, Agustus 1994, hal 60-63, Tsaqafah).
Di Persia (Iran) dengan berakhirnya dinasti Safawi tahun 1722, bukanlah berarti lenyapnya ide Syi’ah. Ide syi’ah dengan taqiyah (taktik)nya tetap hidup yang melahirkan negara syi’ah Iran.
Ide, paham, isme tak pernah mati. Bisa saja ia mengendap ke bawah permukaan sementara waktu. Ide Nazi tak dapat memusnahkan ide Zionis. Ide demokratiss taklah dapat membasmi ide feodalis sama sekali.
Termasuk ide, paham, isme daerah-kawasan tak pernah lenyap sama sekali. Benih embrio tetap saja tumbuh subur. Salah-benar asalkan se-daerah, se-kawasan harus dibela. Jug aide RMS Soumokil (25 April 1950), benihnya ta akan pernah mati, baik di Indnesia ma pun di Belanda.
(BKS9812201330)
Masyarakat Yahudi yang tadinya terpencar-pencar dan tak terkoordinir, bercerai-berai selama lebih dua ribu tahun bisa menjadi terkoordnir di bawah satu komando, dpersatukan kembali menjadi satu kebangsaan, satu negara Israel.
Ide untuk memulihkan kembali tanah air bangsa Yahudi muncul saat minat untuk mengkaji Kitab Perjanjian Lama berembang untuk mempelajari sejarah Yahudi. Secara serempak masyarakat Yahudi mengembangkan setiap gagasan untu membangun suatu persemakmuran bangsa Yahudi di mana saja.
Berkat kegigihan tokohnya yang saling dukung-mendukung, mereka berhasil membentuk satu kelompok, membentuk sebuah gerakan Hibbat Zion dan pada 14 Mei 1948 mewujudkan negara Yahudi Israel (ALMUSLIMUN, No.293, Agustus 1994, hal 60-63, Tsaqafah).
Di Persia (Iran) dengan berakhirnya dinasti Safawi tahun 1722, bukanlah berarti lenyapnya ide Syi’ah. Ide syi’ah dengan taqiyah (taktik)nya tetap hidup yang melahirkan negara syi’ah Iran.
Ide, paham, isme tak pernah mati. Bisa saja ia mengendap ke bawah permukaan sementara waktu. Ide Nazi tak dapat memusnahkan ide Zionis. Ide demokratiss taklah dapat membasmi ide feodalis sama sekali.
Termasuk ide, paham, isme daerah-kawasan tak pernah lenyap sama sekali. Benih embrio tetap saja tumbuh subur. Salah-benar asalkan se-daerah, se-kawasan harus dibela. Jug aide RMS Soumokil (25 April 1950), benihnya ta akan pernah mati, baik di Indnesia ma pun di Belanda.
(BKS9812201330)
Kewajiban dakwah
Apa yang bisa diperbuat dakwah
Setiap pengumuman hasil kelulusan UAN sekolah lanjutan pertama dan umum, selalu disertai oleh acara saling coret-mencoret pakaian oleh para siswa yang lulus. Berasal dari budaya mana acara tersebut ? Apa positifnya, dan apa pula neatifnya acara tersebut ? Mana yang lebih besar positifnya dari pada negatifnya ?
Di antara satu sekolah dan sekolah lain ada yang melakukan tawuran. Bahkan antara satu perguruan tinggi dan perguruan tinggi lain ada yang melakukan tawuran. Apa sebetulnya yang menyebabkan terjadinya tawuran ? Bagaimana cara penyelesaiannya ?
Unjuk kuasa, unjuk gigi dibalas dengan unjuk rasa, demonstrasi. Adaakalanya jatuh korban fisik. Apa sebetulnya penyebab unjuk rasa. Dan bagaimana cara mengatasinya ?
Pedagang kaki lima dan kaum miskin kota selalu jadi objek penggusuran. Adakalanya juga jatuh korban fisik. Sebetulnya siapa musuh negara ini yang perlu diuber-uber, dikejar-kejar ? Dan apa kewajiban negara terhadap kaum miskin ini ?
Pada setiap pertunjukan musik di arena terbuka, para penonton, pengunjung ikut berjoget histeris, berjingkrak-jingkrak baggaikan cacing kepanasan. Semua larut berpesta pora, campur aduk antara pria dan wanita. Tak kenal waktu. Bahkan tak kenal waktu shalat. Atau karena memang ta pernah shalat ?
Wanita pembawa acara televise, busana yang dipakainya semakin mengkerut. Yang sebelah atas mengkerut ke bawah. Yang sebelah bawah mengkerut ke atas. Rasanya tak pernah puas kalau tak membuka yang seharusnya tertutup. Tak ada satu wanita terhormat yang berbusana seperti itu di ruang terbuka di depan umum.
Acara-acara televise semakin padat dengan acara-acara hiburan, musik, sinetron yang kering dari nilai-nilai dan pesan-pesan pendidikan. Penceramah, muballigh, da’i, ustadz, ustadzah sama sekali masa bodoh, tak pernah berupaya melakukan amar bil makruf dan mencegah dari yang munkar kepada pengelola televise. Semuanya ikut larut menikmati, mengikuti irama televise.
(BKS0908111400)
Setiap pengumuman hasil kelulusan UAN sekolah lanjutan pertama dan umum, selalu disertai oleh acara saling coret-mencoret pakaian oleh para siswa yang lulus. Berasal dari budaya mana acara tersebut ? Apa positifnya, dan apa pula neatifnya acara tersebut ? Mana yang lebih besar positifnya dari pada negatifnya ?
Di antara satu sekolah dan sekolah lain ada yang melakukan tawuran. Bahkan antara satu perguruan tinggi dan perguruan tinggi lain ada yang melakukan tawuran. Apa sebetulnya yang menyebabkan terjadinya tawuran ? Bagaimana cara penyelesaiannya ?
Unjuk kuasa, unjuk gigi dibalas dengan unjuk rasa, demonstrasi. Adaakalanya jatuh korban fisik. Apa sebetulnya penyebab unjuk rasa. Dan bagaimana cara mengatasinya ?
Pedagang kaki lima dan kaum miskin kota selalu jadi objek penggusuran. Adakalanya juga jatuh korban fisik. Sebetulnya siapa musuh negara ini yang perlu diuber-uber, dikejar-kejar ? Dan apa kewajiban negara terhadap kaum miskin ini ?
Pada setiap pertunjukan musik di arena terbuka, para penonton, pengunjung ikut berjoget histeris, berjingkrak-jingkrak baggaikan cacing kepanasan. Semua larut berpesta pora, campur aduk antara pria dan wanita. Tak kenal waktu. Bahkan tak kenal waktu shalat. Atau karena memang ta pernah shalat ?
Wanita pembawa acara televise, busana yang dipakainya semakin mengkerut. Yang sebelah atas mengkerut ke bawah. Yang sebelah bawah mengkerut ke atas. Rasanya tak pernah puas kalau tak membuka yang seharusnya tertutup. Tak ada satu wanita terhormat yang berbusana seperti itu di ruang terbuka di depan umum.
Acara-acara televise semakin padat dengan acara-acara hiburan, musik, sinetron yang kering dari nilai-nilai dan pesan-pesan pendidikan. Penceramah, muballigh, da’i, ustadz, ustadzah sama sekali masa bodoh, tak pernah berupaya melakukan amar bil makruf dan mencegah dari yang munkar kepada pengelola televise. Semuanya ikut larut menikmati, mengikuti irama televise.
(BKS0908111400)
Hikmah shaum Ramadhan
Di antara hikmah shaum Ramadhan
Seluruh ritual ibadah, termasuk ibadah shaum Ramadhan merupakan sarana latihan, pendidikan untuk menjadi manusia takwa, manusia ungglan, manusia mulia, memperoleh hasanah, kebaikan, kesuksesan di dunia dan di akhirat. Untuk melakukan amar bil makruf, nahi ‘anil munkar.
Ibadah shaum Ramadhan melatih, mendidik manusia antara lain :
- agar mampu mengendalikan nafsu (makan, minum, syahwat, seksual) dan emosi (marah, loba, rakus, tamak, bakhil, pelit, dan lain-lain). Baik ketika dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan, diharapkan agar nafsu dan emosi terkendali. Hidup sederhana, tidak rakus, tidak pelit, tak berfoya-foya. Tidak suka marah-marah, membentakbentak.
- agar mampu mendisiplinkan diri, taat, patuh pada aturan. Tak berbuka sebelum waktu berbuka. Hidup terjadwal. Bekerja sampai tuntas. Pantang bekerja setengah-setengah. Tekun dalam segala hal.
- agar memiliki sikap jujur, amanah. Meskipun dalam keadaan sendiri, meskipun tak ada orang yang menyaksikan, tak akan berupaya membatalkan saum. Dalam segala situasi merasakan bahwa senantiasa hidup diawasi Allah. Allah tak pernah lalai, tak pernah meleng. Setiap akan melakukan tindakan, perbuatan tercela, kembali ingat akan pengawasan Allah. Allah sealu melihat, memperhatkan, mengawasi setiap tindakan.
- agar mampu memiliki keberanian dan kesabaran. Berani menyatakan yang benar itu benar. Berani menyatakan yang salah itu salah. Perkasa itu bukan dalam berantam, tetapi perkasa itu dalam mengendalikan emosi (marah).
- Abu A’la alMaududi dalam bukunya “Dasar-Dasar Islam” (1984:166-168) menyebutkan bahwa tujuan, hikmah shaum Ramadhan adalah untuk mencegah diri dari perbuatan dosa serta untuk merangsang berbuat kebaikan. Seperti halnya shalat, juga untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar serta untuk mengingat Allah (simak QS 29:45).
(BKS0908101200)
-
Seluruh ritual ibadah, termasuk ibadah shaum Ramadhan merupakan sarana latihan, pendidikan untuk menjadi manusia takwa, manusia ungglan, manusia mulia, memperoleh hasanah, kebaikan, kesuksesan di dunia dan di akhirat. Untuk melakukan amar bil makruf, nahi ‘anil munkar.
Ibadah shaum Ramadhan melatih, mendidik manusia antara lain :
- agar mampu mengendalikan nafsu (makan, minum, syahwat, seksual) dan emosi (marah, loba, rakus, tamak, bakhil, pelit, dan lain-lain). Baik ketika dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan, diharapkan agar nafsu dan emosi terkendali. Hidup sederhana, tidak rakus, tidak pelit, tak berfoya-foya. Tidak suka marah-marah, membentakbentak.
- agar mampu mendisiplinkan diri, taat, patuh pada aturan. Tak berbuka sebelum waktu berbuka. Hidup terjadwal. Bekerja sampai tuntas. Pantang bekerja setengah-setengah. Tekun dalam segala hal.
- agar memiliki sikap jujur, amanah. Meskipun dalam keadaan sendiri, meskipun tak ada orang yang menyaksikan, tak akan berupaya membatalkan saum. Dalam segala situasi merasakan bahwa senantiasa hidup diawasi Allah. Allah tak pernah lalai, tak pernah meleng. Setiap akan melakukan tindakan, perbuatan tercela, kembali ingat akan pengawasan Allah. Allah sealu melihat, memperhatkan, mengawasi setiap tindakan.
- agar mampu memiliki keberanian dan kesabaran. Berani menyatakan yang benar itu benar. Berani menyatakan yang salah itu salah. Perkasa itu bukan dalam berantam, tetapi perkasa itu dalam mengendalikan emosi (marah).
- Abu A’la alMaududi dalam bukunya “Dasar-Dasar Islam” (1984:166-168) menyebutkan bahwa tujuan, hikmah shaum Ramadhan adalah untuk mencegah diri dari perbuatan dosa serta untuk merangsang berbuat kebaikan. Seperti halnya shalat, juga untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar serta untuk mengingat Allah (simak QS 29:45).
(BKS0908101200)
-
Wajib militer seumur hidup
Wajib militer semur hidup
Terdapat sebuah HR Muslim dari Abi Hurairah yang terjemahannya “Barangsiapa mati sebelum berperang, dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati dalam bagian kemunafikan” (“Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Bab “Jihad”, hadis no.57). Juga HR Muslim dari Abu Bakar bin Abu Musa alAsy’ari yang terjemahannya “Sesungghnya pintu-ntu surga itu di bawah naunga pedang” (idem, hadis no.18).
Apakah makna dan maksud dari hadis tersebut. Apakah Rasulullah mengiyaratkan bahwa Islam akan senatiasa menghadapi serangan musuh Islam, karenanya setiap umat Islam harus senantiasa siap siaga untuk berperang, mempertahankan Islam dari musuh-musuh Islam.
Apakah isyarat tersebut juga menghendaki adanya mobilisasi umum, untuk mengikututi wajib militer seumur hidup.
(BKS0908131730)
Do’a bagi subjek-objek bom
Subjek, pelaku bom harus diperingatkan bahwa haram menumpahkan darah orang Muslim. Subjek, pelaku bom seyogianya dido’akan. Jika ia berniat dengan perbuatannya itu agar masuk surga, semoga Allah menyapaikan niatnya itu. Sebaliknya, jika ia bukan berniat untuk mask surga, semoga Allah mengampuni kesalahannya.
Objek, korban bom serta keluarganya seyogianya juga dido’akan. Jika ia dan keluarganya ridha menerima takdir Allah, semoga Allah memasukkan mereka ke dalam surga. Sebaliknya, jika mereka tak ridha menerima takdir Allah, semoga Allah mengampuni kesalahan mereka.
Hentikan saling kutuk-mengutuk. Islam tak membenarkan saling kutuk-mengutuk itu.
Hentikan sikap snis terhadap pencari syahid, pencari surga. Jangan jadi pengikut orientalis Wahington Irving yang sangat benci terhadap Islam itu. Ia menyifati Islam sebagai “ajaran yang mendorong orang-orang bodoh ke medan perang secara buas. Mereka diimingi-imingi, kalau hidup mendapat rampasan perang, kalau mati mendapat surga” (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, 1984:693).
Diharapkan ada yang bersedia terjun menjadi mediator, yang menjembatani antara negara, pemerintah dan pelaku terror, musuh negara. Jika negara, pemerintah bersedia menerapkan syari’at Islam, maka pelaku terror harus bersedia pula menghentikan aksi terornya dan menyerahkan diri untuk mejalani hukuman menurut hukum Islam. Atau jika pelaku teror bersedia menghentikan aksi terornya dan menyerahkan diri, maka negara, pemerintah berjanji akan menghukumnya seringan-ringannya.
(BKS0908150600)
Terdapat sebuah HR Muslim dari Abi Hurairah yang terjemahannya “Barangsiapa mati sebelum berperang, dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati dalam bagian kemunafikan” (“Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Bab “Jihad”, hadis no.57). Juga HR Muslim dari Abu Bakar bin Abu Musa alAsy’ari yang terjemahannya “Sesungghnya pintu-ntu surga itu di bawah naunga pedang” (idem, hadis no.18).
Apakah makna dan maksud dari hadis tersebut. Apakah Rasulullah mengiyaratkan bahwa Islam akan senatiasa menghadapi serangan musuh Islam, karenanya setiap umat Islam harus senantiasa siap siaga untuk berperang, mempertahankan Islam dari musuh-musuh Islam.
Apakah isyarat tersebut juga menghendaki adanya mobilisasi umum, untuk mengikututi wajib militer seumur hidup.
(BKS0908131730)
Do’a bagi subjek-objek bom
Subjek, pelaku bom harus diperingatkan bahwa haram menumpahkan darah orang Muslim. Subjek, pelaku bom seyogianya dido’akan. Jika ia berniat dengan perbuatannya itu agar masuk surga, semoga Allah menyapaikan niatnya itu. Sebaliknya, jika ia bukan berniat untuk mask surga, semoga Allah mengampuni kesalahannya.
Objek, korban bom serta keluarganya seyogianya juga dido’akan. Jika ia dan keluarganya ridha menerima takdir Allah, semoga Allah memasukkan mereka ke dalam surga. Sebaliknya, jika mereka tak ridha menerima takdir Allah, semoga Allah mengampuni kesalahan mereka.
Hentikan saling kutuk-mengutuk. Islam tak membenarkan saling kutuk-mengutuk itu.
Hentikan sikap snis terhadap pencari syahid, pencari surga. Jangan jadi pengikut orientalis Wahington Irving yang sangat benci terhadap Islam itu. Ia menyifati Islam sebagai “ajaran yang mendorong orang-orang bodoh ke medan perang secara buas. Mereka diimingi-imingi, kalau hidup mendapat rampasan perang, kalau mati mendapat surga” (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, 1984:693).
Diharapkan ada yang bersedia terjun menjadi mediator, yang menjembatani antara negara, pemerintah dan pelaku terror, musuh negara. Jika negara, pemerintah bersedia menerapkan syari’at Islam, maka pelaku terror harus bersedia pula menghentikan aksi terornya dan menyerahkan diri untuk mejalani hukuman menurut hukum Islam. Atau jika pelaku teror bersedia menghentikan aksi terornya dan menyerahkan diri, maka negara, pemerintah berjanji akan menghukumnya seringan-ringannya.
(BKS0908150600)
Rabu, 12 Agustus 2009
Pakar psikologi bicara tentang terorisme
Rasionalitas terorisme
Tindakan teroris bukanlah tindakan irasional, melainkan rasional. Kerasionalan kelompok ini terlihat jelas dalam
idealisme yang diperjuangkan. Saking rasionalnya, pemerintah menyerukan pencarian otak di balik serangan, bukan
binatang di balik serangan. Aksi mereka memang sangat emosional, tetapi itu perlu dilihat sebagai frustrasi yang muncul
dalam idealisme mereka.
Dalam setiap aksinya, kelompok teroris selalu mempropagandakan perjuangan yang belum selesai atau aspirasi yang
belum tersalurkan. Penyaluran itu dapat dipetakan dalam dua wilayah: nasional dan internasional. Isu terorisme
internasional yang dikumandangkan Amerika Serikat telah menjadi bagian dari sikap masyarakat internasional terhadap
terorisme.
Karena itu, kelompok teroris pun bermain pada tataran yang sama. Sasaran utama mereka adalah memengaruhi
kebijakan-kebijakan politis yang berskala internasional. Aksinya adalah membom Bali sebagai daerah pariwisata yang
ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
Terorisme sebagai kelompok
Terorisme dapat dilakukan individu atau kelompok. Jika terorisme dilakukan kelompok, tidak perlu disangsikan bahwa
tindakan mereka dilakukan secara purposif dan sistematis. Sebagai kelompok, terorisme mensyaratkan adanya sistem
organisatoris dan hierarkis yang memiliki pemimpin dan yang terpenting adalah pengikut.
Pemimpin kelompok teroris sangat bervariasi, mulai dari sangat ekstrover sampai pada sangat neurotis. Pemimpin yang
ekstrover biasanya lebih tenang menjalankan aksinya karena toleransinya yang lebih tinggi terhadap ketegangan.
Pemimpin tipe ini adalah pencari stres yang menjadikan kemarahan pemerintah dan publik sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Karena itu, perangkat secanggih apa pun bukanlah jaminan untuk meniadakan kegiatan mereka.
Lebih penting daripada itu adalah kenyataan bahwa pemimpin organisasi hanya bisa menjalankan idealismenya lewat
ketersediaan dana dan perekrutan tenaga kerja yang andal. Pengikut terorisme dapat dibagi menjadi dua kelompok:
pengikut aktif dan pengikut pasif.
Pengikut aktif bertugas dalam propaganda, hubungan publik, pemalsuan identitas, dan logistik; sementara pengikut pasif
berada di luar kelompok dan berperan dalam perekrutan anggota. Karena itu, jalurnya menjadi tak sesempit yang kita
duga.
Dalam kelompok mana saja, selalu ada upaya untuk menciptakan kohesi, kepercayaan, dan konfirmitas kelompok.
Khusus pada kelompok teroris, pelaksanaannya bisa dengan menyuarakan perasaan senasib dan solidaritas kematian
anggota kelompok.
Perasaan senasib berpengaruh besar bagi kepercayaan dalam kelompok; sementara kematian anggota dapat
memperkuat kohesi kelompok karena reaksi emosional terhadap anggota yang hilang. Lebih jauh, rasa kehilangan ini
akan meningkatkan konformitas kelompok. Dalam psikologi, ini disebut introyeksi terhadap obyek yang hilang.
Efek krisis perkembangan
Setiap psikolog akan sepakat bahwa tidak ada kepribadian teroris karena terorisme itu hanyalah instrumen untuk
mencapai tujuan ideologis. Peran psikologi hanya berkutat pada kajian alasan-alasan psikologis yang mendorong
seseorang ke arah terorisme.
Cermatilah pelaku-pelaku bom bunuh diri itu! Mereka adalah pemuda-pemuda yang masih remaja atau dewasa awal. Ada
apa dengan mereka? Mengapa mereka memisahkan diri dari masyarakat dan masuk ke dalam subkultur radikal seperti
itu?
Istilah lawan menunjukkan bahwa setiap perkembangan selalu disertai krisis yang harus dihadapi. Ketika menjalani
tahap tertentu, setiap orang akan mengalami konflik yang, jika tidak diselesaikan, akan menghambat perkembangannya.
Bentuk ekstrem kegagalan dalam membentuk jati diri adalah munculnya jati diri negatif, yaitu gambaran diri yang bertolak
belakang dengan nilai-nilai yang diajarkan masyarakat. Dengan menerima jati diri negatif, seseorang berani melakukan
apa yang dilarang masyarakat.
Namun, bagaimana dengan rasa bersalah mereka? Sebenarnya mereka menyadari sepenuh hati penyimpangan itu,
tetapi mereka memilih merepresinya atau menekannya ke alam bawah sadar. Kesadaran akan penyimpangan itu terobati
tatkala mereka bisa menemukan orang-orang lain yang senasib.
Setelah melebur dalam kebersamaan, ideologi kelompok bisa disuntikkan kepada mereka. Jadi, para teroris bukanlah
robot-robot yang tidak berperikemanusiaan, melainkan manusia yang merepresi perikemanusiaannya.
Produk keluarga
Tampaknya kajian biografis para teroris di Indonesia perlu dilakukan untuk memahami dinamika psikologis yang
melatarbelakangi tindakan mereka. Mereka sudah menampilkan diri sebagai pemuda-pemuda yang nekat dan tidak lagi
mencintai kehidupan sehingga apa yang oleh Freud disebut thanatos (dorongan untuk mati) menjadi dominan.
Para teroris bukanlah produk agama, melainkan produk keluarga. Semua agama mengajarkan kebaikan. Lalu, dari mana
datangnya? Schmidtchen berpendapat banyak teroris berasal dari keluarga-keluarga yang menekankan pencapaian
prestasi yang gemilang bagi anak-anaknya.
Jika jati diri positif mustahil dicapai, anak-anak lebih suka diberi label �buruk�. Jika toh keluarga masih bisa
menekan dan menyudutkannya, anak akan memilih untuk menjadi yang terburuk. Dengan begitu, dia tinggal menunggu
jemputan orang lain yang senasib dengannya untuk menjadi bagian dalam subkultur radikal.
Akhirnya, sambil menantikan hasil kerja intelijen dalam mengungkap pelaku terorisme, kita secara aktif dapat
mengupayakan pencegahan. Efek psikologis yang sekarang muncul bukan hanya bahaya fisik yang menakutkan, tetapi
juga bahaya dari gambaran mental yang dibuat masyarakat tentang terorisme.
Inilah dampak psikologis jangka panjang yang parah bagi masyarakat sekaligus menjadi kesenangan bagi kelompok
teroris. Betapa tidak, masyarakat kita mulai mengidap kecemasan, disorientasi hidup, dan ketidakberdayaan yang
tercermin dalam kondisi paranoid tatkala bepergian. Sudahkah masyarakat kita berkembang menjadi insane society atau
mungkin society yang semakin insane? Mari membendungnya dengan mempropagandakan gerakan kembali pada cinta
dan perhatian pada anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga.
YF LA KAHIJA Pengajar pada Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang
Sumber: Kompas Cyber Media
KOMPAS, Sabtu, 8 Oktober 2005, hal 38
Tindakan teroris bukanlah tindakan irasional, melainkan rasional. Kerasionalan kelompok ini terlihat jelas dalam
idealisme yang diperjuangkan. Saking rasionalnya, pemerintah menyerukan pencarian otak di balik serangan, bukan
binatang di balik serangan. Aksi mereka memang sangat emosional, tetapi itu perlu dilihat sebagai frustrasi yang muncul
dalam idealisme mereka.
Dalam setiap aksinya, kelompok teroris selalu mempropagandakan perjuangan yang belum selesai atau aspirasi yang
belum tersalurkan. Penyaluran itu dapat dipetakan dalam dua wilayah: nasional dan internasional. Isu terorisme
internasional yang dikumandangkan Amerika Serikat telah menjadi bagian dari sikap masyarakat internasional terhadap
terorisme.
Karena itu, kelompok teroris pun bermain pada tataran yang sama. Sasaran utama mereka adalah memengaruhi
kebijakan-kebijakan politis yang berskala internasional. Aksinya adalah membom Bali sebagai daerah pariwisata yang
ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
Terorisme sebagai kelompok
Terorisme dapat dilakukan individu atau kelompok. Jika terorisme dilakukan kelompok, tidak perlu disangsikan bahwa
tindakan mereka dilakukan secara purposif dan sistematis. Sebagai kelompok, terorisme mensyaratkan adanya sistem
organisatoris dan hierarkis yang memiliki pemimpin dan yang terpenting adalah pengikut.
Pemimpin kelompok teroris sangat bervariasi, mulai dari sangat ekstrover sampai pada sangat neurotis. Pemimpin yang
ekstrover biasanya lebih tenang menjalankan aksinya karena toleransinya yang lebih tinggi terhadap ketegangan.
Pemimpin tipe ini adalah pencari stres yang menjadikan kemarahan pemerintah dan publik sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Karena itu, perangkat secanggih apa pun bukanlah jaminan untuk meniadakan kegiatan mereka.
Lebih penting daripada itu adalah kenyataan bahwa pemimpin organisasi hanya bisa menjalankan idealismenya lewat
ketersediaan dana dan perekrutan tenaga kerja yang andal. Pengikut terorisme dapat dibagi menjadi dua kelompok:
pengikut aktif dan pengikut pasif.
Pengikut aktif bertugas dalam propaganda, hubungan publik, pemalsuan identitas, dan logistik; sementara pengikut pasif
berada di luar kelompok dan berperan dalam perekrutan anggota. Karena itu, jalurnya menjadi tak sesempit yang kita
duga.
Dalam kelompok mana saja, selalu ada upaya untuk menciptakan kohesi, kepercayaan, dan konfirmitas kelompok.
Khusus pada kelompok teroris, pelaksanaannya bisa dengan menyuarakan perasaan senasib dan solidaritas kematian
anggota kelompok.
Perasaan senasib berpengaruh besar bagi kepercayaan dalam kelompok; sementara kematian anggota dapat
memperkuat kohesi kelompok karena reaksi emosional terhadap anggota yang hilang. Lebih jauh, rasa kehilangan ini
akan meningkatkan konformitas kelompok. Dalam psikologi, ini disebut introyeksi terhadap obyek yang hilang.
Efek krisis perkembangan
Setiap psikolog akan sepakat bahwa tidak ada kepribadian teroris karena terorisme itu hanyalah instrumen untuk
mencapai tujuan ideologis. Peran psikologi hanya berkutat pada kajian alasan-alasan psikologis yang mendorong
seseorang ke arah terorisme.
Cermatilah pelaku-pelaku bom bunuh diri itu! Mereka adalah pemuda-pemuda yang masih remaja atau dewasa awal. Ada
apa dengan mereka? Mengapa mereka memisahkan diri dari masyarakat dan masuk ke dalam subkultur radikal seperti
itu?
Istilah lawan menunjukkan bahwa setiap perkembangan selalu disertai krisis yang harus dihadapi. Ketika menjalani
tahap tertentu, setiap orang akan mengalami konflik yang, jika tidak diselesaikan, akan menghambat perkembangannya.
Bentuk ekstrem kegagalan dalam membentuk jati diri adalah munculnya jati diri negatif, yaitu gambaran diri yang bertolak
belakang dengan nilai-nilai yang diajarkan masyarakat. Dengan menerima jati diri negatif, seseorang berani melakukan
apa yang dilarang masyarakat.
Namun, bagaimana dengan rasa bersalah mereka? Sebenarnya mereka menyadari sepenuh hati penyimpangan itu,
tetapi mereka memilih merepresinya atau menekannya ke alam bawah sadar. Kesadaran akan penyimpangan itu terobati
tatkala mereka bisa menemukan orang-orang lain yang senasib.
Setelah melebur dalam kebersamaan, ideologi kelompok bisa disuntikkan kepada mereka. Jadi, para teroris bukanlah
robot-robot yang tidak berperikemanusiaan, melainkan manusia yang merepresi perikemanusiaannya.
Produk keluarga
Tampaknya kajian biografis para teroris di Indonesia perlu dilakukan untuk memahami dinamika psikologis yang
melatarbelakangi tindakan mereka. Mereka sudah menampilkan diri sebagai pemuda-pemuda yang nekat dan tidak lagi
mencintai kehidupan sehingga apa yang oleh Freud disebut thanatos (dorongan untuk mati) menjadi dominan.
Para teroris bukanlah produk agama, melainkan produk keluarga. Semua agama mengajarkan kebaikan. Lalu, dari mana
datangnya? Schmidtchen berpendapat banyak teroris berasal dari keluarga-keluarga yang menekankan pencapaian
prestasi yang gemilang bagi anak-anaknya.
Jika jati diri positif mustahil dicapai, anak-anak lebih suka diberi label �buruk�. Jika toh keluarga masih bisa
menekan dan menyudutkannya, anak akan memilih untuk menjadi yang terburuk. Dengan begitu, dia tinggal menunggu
jemputan orang lain yang senasib dengannya untuk menjadi bagian dalam subkultur radikal.
Akhirnya, sambil menantikan hasil kerja intelijen dalam mengungkap pelaku terorisme, kita secara aktif dapat
mengupayakan pencegahan. Efek psikologis yang sekarang muncul bukan hanya bahaya fisik yang menakutkan, tetapi
juga bahaya dari gambaran mental yang dibuat masyarakat tentang terorisme.
Inilah dampak psikologis jangka panjang yang parah bagi masyarakat sekaligus menjadi kesenangan bagi kelompok
teroris. Betapa tidak, masyarakat kita mulai mengidap kecemasan, disorientasi hidup, dan ketidakberdayaan yang
tercermin dalam kondisi paranoid tatkala bepergian. Sudahkah masyarakat kita berkembang menjadi insane society atau
mungkin society yang semakin insane? Mari membendungnya dengan mempropagandakan gerakan kembali pada cinta
dan perhatian pada anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga.
YF LA KAHIJA Pengajar pada Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang
Sumber: Kompas Cyber Media
KOMPAS, Sabtu, 8 Oktober 2005, hal 38
Sabtu, 08 Agustus 2009
Teroris dan pencegahannya
Teroris dan pencegahannya
(Siapa yang teroris ? Siapa yang otaknya dicekoki ?)
Semula stigma teroris itu disandangkan kepada kelompok MERAH, kelompok Marxis, kelompok kiri yang meresahkan kapitalis. Kini stigma teroris disandangkan kepada kelompok Islam yang meresahkan kapitalis.
Organisasi teroris ekstrim kiri Italia, Brigade MERAH (Brigate Rossa) diresmikan berdrinya pada 1970. Pendirinya Renato Curcio dengan membentuk kelompok diskusi berhaluan kiri.
Kelompok teroris sayap kiri Jerman Barat, Sempalan Tentara MERAH (Rote Armen Fraktion), Baader-Meinhof berdiri pada 1968. Pemimpinnya Andrea Baader (1943-1977) dan Ulrike Meinhof (1934-19986).
Orgaisasi Pembebasan Palestna (Munazzarat atTahrir Filistiniyah), PLO berdiri pada 1964, bertujuan menciptakan negara Palestina yang sekuler dan demokrasi, dengan usaha menyingkirkan Israel.
Tentara MERAH Jepang (Sekigunbu) dibentuk pada 21 Oktober 1961 oleh mahasiswa Universitas Kyoto dan Universitas Meiji. Dipimpin oleh Tokaya Shiomi dan Fusako Shigenobu.
Teroris legendaries dari Venezuela, Illich Ramirez Sanchez yang popular disebut Carlos adalah orang kaya. Carlos pernah kuliah di Moskwa. Ia meninggalkan kemewahan, mati-matian berkiprah dalam dunia terorisme. Begitu juga later belakang anggota kelompok Baader-Meinhof di Jerman Barat, Brigate Rose di Italia, atau Sekigun di Jepang.
Para analis seperti Anthony Storr menyatakan, pelaku terror umumnya penderita psikopat agresif, yang kehilangan nurani, kejam dan sadistis. Kelompok psikopat agressif bisa melakukan terror sekedar untuk terror, terror qua terror, menciptakan sensasi dengan kekejaman. Kaum anarkis, nilistis, dan revolusisoner melakukan terror untuk mengubah tatanan dunia yang penuh ketimpangan dan ketidakadilan. Penganjur utamanya adalah tokoh Rusia dari abad ke-19, Mikhail Bakunin. Mereka ingin menghancurkan dunia yang ada dan menggantinya dengan tatanan baru yang penuh keadilan (KOMPAS, Sabtu, 18 Juni 2009, hal 3, “Teror Puncak Kekerasan”).
Filosof Barat, Joseph Pierre Proudhon mencetuskan revolusi kiri dengan kredonya “Destruam et aedificabo. Hancurkan lalu bangun” (SABILI, No.01, Th.X, 25 Juli 2002, hal 35, “Saatnya Revolusi Islam”).
Menurut Tan Malaka, revolusi itu hanya bisa timbul pada saat krisis, pada saat adanya pertentangan, pertempuran, pergolakan antara Orde Yang-Lama yang tak sanggup lagi mengatur, dan Orde Yang-Baru, yang sudah sanggup berkorban sebesar-besarnya (“Dari Penjara ke Penjara”, III, 1948:34).
Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka. “Jika ada dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka”. Sesungguhnya yang terbunuh juga berniat akan membunuh lawannya (HR Bukhari, Muslim, dalam “alLukluk wal Marjan” Muhammad Fuad Abdul Baqy, hadis no.1238, “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal “Niat Iklas”.
Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk surga. “Allah tertawa pada kedua oang, yang satu membunuh yang lain dan keduanya masuk surga. Yang pertama berperang fi sabilillah lalu terbunuh, kemudian yang membunuh diberi tobat oleh Allah, lalu berjihad, sehingga terbunuh mati syahid” (HR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah, idem, hadis no.1834, idem).
Pelaku jihad (be a good Moslem or die as syuhada) dipandang sebagai orang-orang bodoh yang sudah dicuci otaknya, mengalami brainwashing sehingga mudah percaya akan imng-iming bidadari di surga (Simak pandangan sinis dari orientalis Amerika Serikat, Washington Irving, yang sangat benci terhadap Islam, yang dijadikan acuan, dalam “Sejarah Hidup Muhammad” Muhammad Husein Haekal, terbitan Tintamas, Jakarta, 1984:693).
Mayoritas teroris yang tetangkap polisi berasal dari Jawa, “besar dan matang” dalam lingkungan Jawa. Mereka akan ngamuk jika terus-menerus didesak adan diinjak. Ini salah satu karakter dari Werkuduro (Bima), Pandawa Lima. Mereka sudah tak punya pilihan ngalah dan ngalih. Satu-satunya pilihan, mereka harus ngamuk, perang habis-habisan melawan AS, dengan melakukan pengeboman bunuh diri (suicide bombing). Bagi mereka, penjajah Rusia dan Amerika adalah orang kafir yang harus diperangi. Penjajah Amerika sangat kuat dan punya outlet-outlet ekonomi dan budaya. Outlet-outlet ini harus dihancurkan. Bagi mereka, Islam itu harus tegak dengan label Islam lengkap dengan atributnya (H Bambang Pranowo : “Orang Jawa Jadi Teroris”, SEPUTAR INDONESIA, Sabtu, 23 Juni 2007, hal 6).
Hewan, sekecil apapun, bila kehidupannya terancam, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan.
Manusia pun, bila kehidupannya terancam akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan.
Mereka-mereka yang diklasifikasikan, dikategorikan sebagai teroris, sebagai pelaku teror bom, karena diteror, diintimidasi, diuber-uber, dikejar-kejar terus menerus, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Teror bom, bom bunuh diri hanyalah salah satu aksi perlawanan yang ia lakukan, karena kehidupannya sudah sangat kritis, sangat terancam kelangsungannya.
Pertumpahan darah merupakan fenomena (alam dan sosial) yang diprogramkan Allah sejak awal (simak QS 2:30). “Allah telah mentakdirkan dan apa yang dikehendakiNya” (HR Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi). “Allah menghendaki, tak ada kekuatan selain dengan Allah” (QS 18:39).
Keras lawan keras, teror kontra teror tidak akan menyelesaikan masalah. Kutuk-mengutuk pun tak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan memperparah keadaan. Kekerasan melahirkan kekerasan (Yudi Latif : “Terorisme : Anak kandung Kekerasan”, KORAN TEMPO, Sabtu,, 12 Agustus 2003, hal 6).
Para ahli dan praktisi ilmu sosial seyogianya urun rembuk menemukan solusi bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak lagi terancam kehidupannya, dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Para ulama, kiyahi, ajengan, ustadz, da’i, muballigh secara berjama’ah mengkaji Qur:an dan Hadits, menemukan solusi Islam bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak terancam kehidupannya dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom.
Seyogianya MUI pro aktif menjelaskan secara rinci tentang masalah jihad, baik secara lisan maupun secara tulisan. Menyusun buku referensi, maraji’, rujukan tentang jihad. Dalam konteks masa kini, sebenarnya siapa saja yang bisa dikategorikan, diklassifikasikan sebagai musuh, lawan Islam dan kaum Muslimin. Dan bagaimana pula seharusnya sikap umat Islam dalam menghadapi musuh, lawan tersebut. Serta bagaimana pula menyikapi pandangan sesama Islam yang berbeda.
Model pencegahan teroris menurut mantan Komandan Densus 88, Suryadarma Salim adalah dengan memperlakukan mereka sebagai warganegara (Tayangan TVOne, Rabu, 22 Juli 2009, 0700-0800, 2000-2100). Diperlukan penegakan keadilan dan HAM. Memberikan mereka pekerjaan, kata AM Hendrprioyono, mantan intelijen.
Menurut para purnawirawan TNI AD, masalah penyelesaian terorisme haruslah secara lintas sektoral (Kilas Berita Liputan 6 SCTV, Kamis, 6 Agustus 2009, 12.00).
Dulu diisukan komunis merupakan bahaya laten. Kini diisukan Islam Wahabi merupakan biang teroris (Simak pernyataan AM Hendropriyono, dalam wawancara dengan Karni Ilyas d TVOne, pada Rabu, malam Keis, 29 Juli 2009).
Karena mereka yang dicap sebagai teroris itu kebanyakan merupakan alumni Pondok Pesantren AlMukmin Ngruki Solo, maka kini kembali giliran Ustadz Abu Bakar Baasyir dijadikan sasaran tembak, di samping Noerdin M Top.
Apa yang dinamakan terror oleh George Bush, Tony Blair, John Howard dan pendukungnya adalah aksi kontra terror, aksi menantang, melawan anti terorisme. Aksi anti terorisme ini dilakukan oleh pendukung Palestina Merdeka. Sedangkan aksi teror dlakukan oleh pendukung Zionisme Israel. Slama tindakan brutal dilakukan oleh Zionis Israel dan pendukngnya terhadap Palestina Merdeka, maka aksi anti terorisme akan tetap dilakukan ole pendukung Palestina Merdeka.
Aksi anti terror hanya dapat dihentikan, bilamana Amerika Serikat dan sekutnya berhenti mendukung kebrualan Zionis Israel, tak membiarkan Zionis Israel berbuat semena-mena terhadap Palestina Merdeka. Aksi anti terror tak dapat dibasmi dengan dengan menyingkirkan Taliban, AlQaaeda, Osama bin Laden, Hambali, Imam Samudera, Saddam Husein, dan lain-lain. Amerika Serikat dan sekutunya memandang bahwa dengan melenyapkan mereka itu persoalan selesai. Ternyata semakin banyak aksi anti terror ditumpas, semakin marak aksi anti terror.
Pelaku terror itu sekuler, sangat kejam dan berani, sekjaligus juga pengecut. Pelaku terror tak kenal Tuhan, akhirat dan moral. Pelaku terror takut mati. Pelaku jihad syahid) kenal Allah, akhirat dan akhlaq Pelaku jihad (syahid) siap mati. Pembunuh ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Begitu pula korban pembunuhan ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka.
Catatan :
Selama kaum Muslimin belum memiliki kekuasaan politik secara riil, apa saja yang dilakukan oleh kaum Muslimin, baik secara perorangan (infardiah) dan secara kolektif (berjama’ah) ? Dan apa juga kaum Muslimin melakukan upaya-upaya untuk memiliki kekuasaan politik secara riil ?
Teroris dan Intelijen itu, apakah bagaikan Tom dan Jerry ?
(BKS0907310700)
(Siapa yang teroris ? Siapa yang otaknya dicekoki ?)
Semula stigma teroris itu disandangkan kepada kelompok MERAH, kelompok Marxis, kelompok kiri yang meresahkan kapitalis. Kini stigma teroris disandangkan kepada kelompok Islam yang meresahkan kapitalis.
Organisasi teroris ekstrim kiri Italia, Brigade MERAH (Brigate Rossa) diresmikan berdrinya pada 1970. Pendirinya Renato Curcio dengan membentuk kelompok diskusi berhaluan kiri.
Kelompok teroris sayap kiri Jerman Barat, Sempalan Tentara MERAH (Rote Armen Fraktion), Baader-Meinhof berdiri pada 1968. Pemimpinnya Andrea Baader (1943-1977) dan Ulrike Meinhof (1934-19986).
Orgaisasi Pembebasan Palestna (Munazzarat atTahrir Filistiniyah), PLO berdiri pada 1964, bertujuan menciptakan negara Palestina yang sekuler dan demokrasi, dengan usaha menyingkirkan Israel.
Tentara MERAH Jepang (Sekigunbu) dibentuk pada 21 Oktober 1961 oleh mahasiswa Universitas Kyoto dan Universitas Meiji. Dipimpin oleh Tokaya Shiomi dan Fusako Shigenobu.
Teroris legendaries dari Venezuela, Illich Ramirez Sanchez yang popular disebut Carlos adalah orang kaya. Carlos pernah kuliah di Moskwa. Ia meninggalkan kemewahan, mati-matian berkiprah dalam dunia terorisme. Begitu juga later belakang anggota kelompok Baader-Meinhof di Jerman Barat, Brigate Rose di Italia, atau Sekigun di Jepang.
Para analis seperti Anthony Storr menyatakan, pelaku terror umumnya penderita psikopat agresif, yang kehilangan nurani, kejam dan sadistis. Kelompok psikopat agressif bisa melakukan terror sekedar untuk terror, terror qua terror, menciptakan sensasi dengan kekejaman. Kaum anarkis, nilistis, dan revolusisoner melakukan terror untuk mengubah tatanan dunia yang penuh ketimpangan dan ketidakadilan. Penganjur utamanya adalah tokoh Rusia dari abad ke-19, Mikhail Bakunin. Mereka ingin menghancurkan dunia yang ada dan menggantinya dengan tatanan baru yang penuh keadilan (KOMPAS, Sabtu, 18 Juni 2009, hal 3, “Teror Puncak Kekerasan”).
Filosof Barat, Joseph Pierre Proudhon mencetuskan revolusi kiri dengan kredonya “Destruam et aedificabo. Hancurkan lalu bangun” (SABILI, No.01, Th.X, 25 Juli 2002, hal 35, “Saatnya Revolusi Islam”).
Menurut Tan Malaka, revolusi itu hanya bisa timbul pada saat krisis, pada saat adanya pertentangan, pertempuran, pergolakan antara Orde Yang-Lama yang tak sanggup lagi mengatur, dan Orde Yang-Baru, yang sudah sanggup berkorban sebesar-besarnya (“Dari Penjara ke Penjara”, III, 1948:34).
Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka. “Jika ada dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka”. Sesungguhnya yang terbunuh juga berniat akan membunuh lawannya (HR Bukhari, Muslim, dalam “alLukluk wal Marjan” Muhammad Fuad Abdul Baqy, hadis no.1238, “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal “Niat Iklas”.
Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk surga. “Allah tertawa pada kedua oang, yang satu membunuh yang lain dan keduanya masuk surga. Yang pertama berperang fi sabilillah lalu terbunuh, kemudian yang membunuh diberi tobat oleh Allah, lalu berjihad, sehingga terbunuh mati syahid” (HR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah, idem, hadis no.1834, idem).
Pelaku jihad (be a good Moslem or die as syuhada) dipandang sebagai orang-orang bodoh yang sudah dicuci otaknya, mengalami brainwashing sehingga mudah percaya akan imng-iming bidadari di surga (Simak pandangan sinis dari orientalis Amerika Serikat, Washington Irving, yang sangat benci terhadap Islam, yang dijadikan acuan, dalam “Sejarah Hidup Muhammad” Muhammad Husein Haekal, terbitan Tintamas, Jakarta, 1984:693).
Mayoritas teroris yang tetangkap polisi berasal dari Jawa, “besar dan matang” dalam lingkungan Jawa. Mereka akan ngamuk jika terus-menerus didesak adan diinjak. Ini salah satu karakter dari Werkuduro (Bima), Pandawa Lima. Mereka sudah tak punya pilihan ngalah dan ngalih. Satu-satunya pilihan, mereka harus ngamuk, perang habis-habisan melawan AS, dengan melakukan pengeboman bunuh diri (suicide bombing). Bagi mereka, penjajah Rusia dan Amerika adalah orang kafir yang harus diperangi. Penjajah Amerika sangat kuat dan punya outlet-outlet ekonomi dan budaya. Outlet-outlet ini harus dihancurkan. Bagi mereka, Islam itu harus tegak dengan label Islam lengkap dengan atributnya (H Bambang Pranowo : “Orang Jawa Jadi Teroris”, SEPUTAR INDONESIA, Sabtu, 23 Juni 2007, hal 6).
Hewan, sekecil apapun, bila kehidupannya terancam, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan.
Manusia pun, bila kehidupannya terancam akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan.
Mereka-mereka yang diklasifikasikan, dikategorikan sebagai teroris, sebagai pelaku teror bom, karena diteror, diintimidasi, diuber-uber, dikejar-kejar terus menerus, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Teror bom, bom bunuh diri hanyalah salah satu aksi perlawanan yang ia lakukan, karena kehidupannya sudah sangat kritis, sangat terancam kelangsungannya.
Pertumpahan darah merupakan fenomena (alam dan sosial) yang diprogramkan Allah sejak awal (simak QS 2:30). “Allah telah mentakdirkan dan apa yang dikehendakiNya” (HR Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi). “Allah menghendaki, tak ada kekuatan selain dengan Allah” (QS 18:39).
Keras lawan keras, teror kontra teror tidak akan menyelesaikan masalah. Kutuk-mengutuk pun tak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan memperparah keadaan. Kekerasan melahirkan kekerasan (Yudi Latif : “Terorisme : Anak kandung Kekerasan”, KORAN TEMPO, Sabtu,, 12 Agustus 2003, hal 6).
Para ahli dan praktisi ilmu sosial seyogianya urun rembuk menemukan solusi bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak lagi terancam kehidupannya, dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Para ulama, kiyahi, ajengan, ustadz, da’i, muballigh secara berjama’ah mengkaji Qur:an dan Hadits, menemukan solusi Islam bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak terancam kehidupannya dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom.
Seyogianya MUI pro aktif menjelaskan secara rinci tentang masalah jihad, baik secara lisan maupun secara tulisan. Menyusun buku referensi, maraji’, rujukan tentang jihad. Dalam konteks masa kini, sebenarnya siapa saja yang bisa dikategorikan, diklassifikasikan sebagai musuh, lawan Islam dan kaum Muslimin. Dan bagaimana pula seharusnya sikap umat Islam dalam menghadapi musuh, lawan tersebut. Serta bagaimana pula menyikapi pandangan sesama Islam yang berbeda.
Model pencegahan teroris menurut mantan Komandan Densus 88, Suryadarma Salim adalah dengan memperlakukan mereka sebagai warganegara (Tayangan TVOne, Rabu, 22 Juli 2009, 0700-0800, 2000-2100). Diperlukan penegakan keadilan dan HAM. Memberikan mereka pekerjaan, kata AM Hendrprioyono, mantan intelijen.
Menurut para purnawirawan TNI AD, masalah penyelesaian terorisme haruslah secara lintas sektoral (Kilas Berita Liputan 6 SCTV, Kamis, 6 Agustus 2009, 12.00).
Dulu diisukan komunis merupakan bahaya laten. Kini diisukan Islam Wahabi merupakan biang teroris (Simak pernyataan AM Hendropriyono, dalam wawancara dengan Karni Ilyas d TVOne, pada Rabu, malam Keis, 29 Juli 2009).
Karena mereka yang dicap sebagai teroris itu kebanyakan merupakan alumni Pondok Pesantren AlMukmin Ngruki Solo, maka kini kembali giliran Ustadz Abu Bakar Baasyir dijadikan sasaran tembak, di samping Noerdin M Top.
Apa yang dinamakan terror oleh George Bush, Tony Blair, John Howard dan pendukungnya adalah aksi kontra terror, aksi menantang, melawan anti terorisme. Aksi anti terorisme ini dilakukan oleh pendukung Palestina Merdeka. Sedangkan aksi teror dlakukan oleh pendukung Zionisme Israel. Slama tindakan brutal dilakukan oleh Zionis Israel dan pendukngnya terhadap Palestina Merdeka, maka aksi anti terorisme akan tetap dilakukan ole pendukung Palestina Merdeka.
Aksi anti terror hanya dapat dihentikan, bilamana Amerika Serikat dan sekutnya berhenti mendukung kebrualan Zionis Israel, tak membiarkan Zionis Israel berbuat semena-mena terhadap Palestina Merdeka. Aksi anti terror tak dapat dibasmi dengan dengan menyingkirkan Taliban, AlQaaeda, Osama bin Laden, Hambali, Imam Samudera, Saddam Husein, dan lain-lain. Amerika Serikat dan sekutunya memandang bahwa dengan melenyapkan mereka itu persoalan selesai. Ternyata semakin banyak aksi anti terror ditumpas, semakin marak aksi anti terror.
Pelaku terror itu sekuler, sangat kejam dan berani, sekjaligus juga pengecut. Pelaku terror tak kenal Tuhan, akhirat dan moral. Pelaku terror takut mati. Pelaku jihad syahid) kenal Allah, akhirat dan akhlaq Pelaku jihad (syahid) siap mati. Pembunuh ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Begitu pula korban pembunuhan ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka.
Catatan :
Selama kaum Muslimin belum memiliki kekuasaan politik secara riil, apa saja yang dilakukan oleh kaum Muslimin, baik secara perorangan (infardiah) dan secara kolektif (berjama’ah) ? Dan apa juga kaum Muslimin melakukan upaya-upaya untuk memiliki kekuasaan politik secara riil ?
Teroris dan Intelijen itu, apakah bagaikan Tom dan Jerry ?
(BKS0907310700)
Sabtu, 01 Agustus 2009
KeTERANGan yang belum TERANG atas nama Nordin M Top
Rabu, 2009 Juli 29
MEDIA TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
KETERANGAN RESMI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH
DI HOTEL JW. MARRIOT JAKARTA
اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.
أمَّا بعد
Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel JW. MARRIOT Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap "KADIN Amerika" di Hotel tersebut.
Sesungguhnya telah sempurna pelaksanaan Amaliyat Istisyhadiyah dengan karunia Allah dan karomah-Nya setelah melakukan survey yang serius dan pengintaian yang mendalam terhadap orang-orang kafir sebelumnya.
Dan sungguh benar firman Allah :
öNn=sù öNèdqè=çFø)s? ÆÅ3»s9ur ©!$# óOßgn=tGs% 4 $tBur |Mø‹tBu‘ øŒÎ) |Mø‹tBu‘ ÆÅ3»s9ur ©!$# 4’tGu‘ 4 u’Í?ö7ãŠÏ9ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# çm÷ZÏB ¹äIxt/ $·Z|¡ym 4 žcÎ) ©!$# ìì‹ÏJy™ ÒOŠÎ=tæ ÇÊÐÈ (سورة الأنفال : 17).
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (QS. Al Anfal : 17).
Ini juga sesuai dengan firman Allah Ta'ala :
öNèdqè=ÏF»s% ÞOßgö/Éj‹yèムª!$# öNà6ƒÏ‰÷ƒr'Î/ öNÏdÌ“øƒä†ur öNä.÷ŽÝÇZtƒur óOÎgøŠn=tæ É#ô±o„ur u‘r߉߹ 7Qöqs% šúüÏZÏB÷s•B ÇÊÍÈ (سورة التوبة : 14).
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman". (QS. Attaubah : 14).
Agar ummat ini mengetahui bahwasanya Amerika, khususnya orang-orang yang yang berkumpul dalam majlis itu, mereka adalah para Pentolan Bisnisman dan Inteljen di dalam bagian ekonomi Amerika. Dan mereka mempunyai kepentingan yang besar dalam mengeruk harta negeri Indonesia dan pembiyaan tentara kafir (Amerika) yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Dan kami akan menyampaikan kabar gembira kepada kalian wahai ummat Islam, bi idznillahi Ta'ala dengan mengeluarkan cuplikan-cuplikan film dari Amaliyat Istisyhadiyah ini insya Allah.
Dan kami beri nama Amaliyat Istisyhadiyah ini dengan : "SARIYAH DR. AZHARI".
Kami ber-Husnu Dhon kepada Allah bahwa Allah akan menolong kami dan menolong kaum muslimin dalam waktu dekat ini.
الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون
Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia
Abu Muawwidz Nur Din bin Muhammad Top
Hafidzohullah
KETERANGAN RESMI DARI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH
DI HOTEL RIZT CALRTON JAKARTA
اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.
أمَّا بعد
Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel Rizt Calrton Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap antek-antek Amerika yang berkunjung di Hotel tersebut.
Sesungguhnya Allah menganugerahkan kepada kami jalan untuk menyerang Hotel termegah yang dimiliki oleh Amerika di Ibukota Indonesia di Jakarta, yaitu Rizt Calrton. Yang mana penjagaan dan pengamanan di sana sungguh sangatlah ketat untuk dapat melakukan serangan seperti yang kami lakukan pada kali ini.
(#rã�x6tBur t�x6tBur ª!$# ( ª!$#ur çŽö�yz tûïÌ�Å3»yJø9$# ÇÎÍÈ (سورة ال عمران : 54).
"Mereka membuat Makar dan Allah pun membuat Makar. Dan Allah itu Maha Pembuat Makar". (QS. Ali Imron : 54).
Adapun sasaran yang kami inginkan dari amaliyat ini adalah :
1. Sebagai Qishoh (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan yang dilakukan oleh Amerika dan antek-anteknya terhadap saudara kami kaum muslimin dan mujahidin di penjuru dunia
2. Menghancurkan kekuatan mereka di negeri ini, yang mana mereka adalan pencuri dan perampok barang-barang berharga kaum muslimin di negeri ini
3. Mengeluarkan mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Terutama dari negeri Indonesia
4. Menjadi pelajaran buat ummat Islam akan hakikat Wala' (Loyalitas) dan Baro' (Permusuhan), terkhusus menghadapi datangnya Klub Bola MANCESTER UNITED (MU) ke Hotel tersebut. Para pemain itu terdiri dari para salibis. Maka tidak pantas ummat ini memberikan Wala'nya dan penghormatannya kepada musuh-musuh Allah ini
5. Amaliyat Istisyhadiyah ini sebagai penyejuk dan obat hati buat kaum muslimin yang terdholimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia
Yang terakhir ….. bahwasanya Amaliyat Jihadiyah ini akan menjadi pendorong semangat untuk ummat ini dan untuk menghidupkan kewajiban Jihad yang menjadi satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah yang telah lalu, bi idznillah.
Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : "SARIYAH JABIR"
الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون
Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia
Abu Mu'awwidz Nur Din bin Muhammad Top
Hafidzohullah
Diposkan oleh BUSHRO di 05:57 1 komentar
Langgan: Entri (Atom)
MEDIA TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
KETERANGAN RESMI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH
DI HOTEL JW. MARRIOT JAKARTA
اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.
أمَّا بعد
Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel JW. MARRIOT Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap "KADIN Amerika" di Hotel tersebut.
Sesungguhnya telah sempurna pelaksanaan Amaliyat Istisyhadiyah dengan karunia Allah dan karomah-Nya setelah melakukan survey yang serius dan pengintaian yang mendalam terhadap orang-orang kafir sebelumnya.
Dan sungguh benar firman Allah :
öNn=sù öNèdqè=çFø)s? ÆÅ3»s9ur ©!$# óOßgn=tGs% 4 $tBur |Mø‹tBu‘ øŒÎ) |Mø‹tBu‘ ÆÅ3»s9ur ©!$# 4’tGu‘ 4 u’Í?ö7ãŠÏ9ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# çm÷ZÏB ¹äIxt/ $·Z|¡ym 4 žcÎ) ©!$# ìì‹ÏJy™ ÒOŠÎ=tæ ÇÊÐÈ (سورة الأنفال : 17).
"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui". (QS. Al Anfal : 17).
Ini juga sesuai dengan firman Allah Ta'ala :
öNèdqè=ÏF»s% ÞOßgö/Éj‹yèムª!$# öNà6ƒÏ‰÷ƒr'Î/ öNÏdÌ“øƒä†ur öNä.÷ŽÝÇZtƒur óOÎgøŠn=tæ É#ô±o„ur u‘r߉߹ 7Qöqs% šúüÏZÏB÷s•B ÇÊÍÈ (سورة التوبة : 14).
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman". (QS. Attaubah : 14).
Agar ummat ini mengetahui bahwasanya Amerika, khususnya orang-orang yang yang berkumpul dalam majlis itu, mereka adalah para Pentolan Bisnisman dan Inteljen di dalam bagian ekonomi Amerika. Dan mereka mempunyai kepentingan yang besar dalam mengeruk harta negeri Indonesia dan pembiyaan tentara kafir (Amerika) yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Dan kami akan menyampaikan kabar gembira kepada kalian wahai ummat Islam, bi idznillahi Ta'ala dengan mengeluarkan cuplikan-cuplikan film dari Amaliyat Istisyhadiyah ini insya Allah.
Dan kami beri nama Amaliyat Istisyhadiyah ini dengan : "SARIYAH DR. AZHARI".
Kami ber-Husnu Dhon kepada Allah bahwa Allah akan menolong kami dan menolong kaum muslimin dalam waktu dekat ini.
الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون
Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia
Abu Muawwidz Nur Din bin Muhammad Top
Hafidzohullah
KETERANGAN RESMI DARI TANDZIM AL QO'IDAH INDONESIA
ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH
DI HOTEL RIZT CALRTON JAKARTA
اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه.
أمَّا بعد
Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo'idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel Rizt Calrton Jakarta, pada hari Jum'at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap antek-antek Amerika yang berkunjung di Hotel tersebut.
Sesungguhnya Allah menganugerahkan kepada kami jalan untuk menyerang Hotel termegah yang dimiliki oleh Amerika di Ibukota Indonesia di Jakarta, yaitu Rizt Calrton. Yang mana penjagaan dan pengamanan di sana sungguh sangatlah ketat untuk dapat melakukan serangan seperti yang kami lakukan pada kali ini.
(#rã�x6tBur t�x6tBur ª!$# ( ª!$#ur çŽö�yz tûïÌ�Å3»yJø9$# ÇÎÍÈ (سورة ال عمران : 54).
"Mereka membuat Makar dan Allah pun membuat Makar. Dan Allah itu Maha Pembuat Makar". (QS. Ali Imron : 54).
Adapun sasaran yang kami inginkan dari amaliyat ini adalah :
1. Sebagai Qishoh (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan yang dilakukan oleh Amerika dan antek-anteknya terhadap saudara kami kaum muslimin dan mujahidin di penjuru dunia
2. Menghancurkan kekuatan mereka di negeri ini, yang mana mereka adalan pencuri dan perampok barang-barang berharga kaum muslimin di negeri ini
3. Mengeluarkan mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Terutama dari negeri Indonesia
4. Menjadi pelajaran buat ummat Islam akan hakikat Wala' (Loyalitas) dan Baro' (Permusuhan), terkhusus menghadapi datangnya Klub Bola MANCESTER UNITED (MU) ke Hotel tersebut. Para pemain itu terdiri dari para salibis. Maka tidak pantas ummat ini memberikan Wala'nya dan penghormatannya kepada musuh-musuh Allah ini
5. Amaliyat Istisyhadiyah ini sebagai penyejuk dan obat hati buat kaum muslimin yang terdholimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia
Yang terakhir ….. bahwasanya Amaliyat Jihadiyah ini akan menjadi pendorong semangat untuk ummat ini dan untuk menghidupkan kewajiban Jihad yang menjadi satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah yang telah lalu, bi idznillah.
Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : "SARIYAH JABIR"
الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون
Amir Tandzim Al Qo'idah Indonesia
Abu Mu'awwidz Nur Din bin Muhammad Top
Hafidzohullah
Diposkan oleh BUSHRO di 05:57 1 komentar
Langgan: Entri (Atom)
Langganan:
Postingan (Atom)